Mohon tunggu...
Lili Arista
Lili Arista Mohon Tunggu... Asisten Pribadi - Content writer

Penulis kece

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Rohingya: Asal-Usul, Sejarah, dan Peran ASEAN dalam Krisis

16 Maret 2024   23:41 Diperbarui: 17 Maret 2024   00:06 99
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: cnnindonesia.com

Rohingya adalah kelompok etnis yang mendiami wilayah negara bagian Rakhine di Myanmar. Mereka merupakan minoritas etnis yang berbicara dalam bahasa Rohingya, yang memiliki akar linguistik dari bahasa Indo-Arya. Sejarah dan asal-usul Rohingya telah menjadi subjek kontroversi dan perdebatan yang panjang, tetapi ada beberapa teori yang banyak diterima oleh sejarawan.

Asal Usul

Sebagian besar sejarawan meyakini bahwa Rohingya adalah keturunan dari migran Muslim yang datang ke wilayah yang sekarang menjadi Myanmar pada abad ke-7 hingga ke-9 Masehi. Mereka diyakini berasal dari wilayah Arab, Persia, dan Benggala. Pada masa itu, wilayah yang sekarang menjadi Myanmar adalah bagian dari kerajaan-kerajaan Hindu-Buddha, dan migrasi Muslim ke wilayah ini terjadi sebagai bagian dari perdagangan dan penyebaran agama Islam di wilayah Asia Selatan.

Hubungan dengan Pemerintah Myanmar

Selama berabad-abad, Rohingya telah mengalami berbagai bentuk diskriminasi, kekerasan, dan pengucilan dari pemerintah Myanmar. Pemerintah Myanmar tidak mengakui Rohingya sebagai kelompok etnis yang sah dan sering kali menolak memberikan hak-hak kewarganegaraan kepada mereka. 

Pada tahun 1982, pemerintah Myanmar mengeluarkan undang-undang kewarganegaraan yang mengakibatkan pengakuan resmi Rohingya sebagai kelompok etnis terpinggirkan, membuat mereka menjadi salah satu kelompok minoritas yang paling teraniaya di dunia.

Krisis Kemanusiaan

Kekerasan dan penganiayaan terhadap Rohingya mencapai titik puncaknya pada tahun 2017 ketika pasukan keamanan Myanmar melancarkan serangan yang luas terhadap mereka. Serangan tersebut menyebabkan ratusan ribu Rohingya melarikan diri ke Bangladesh untuk mencari perlindungan. Organisasi hak asasi manusia seperti Perserikatan Bangsa-Bangsa telah mengecam serangan tersebut sebagai kejahatan terhadap kemanusiaan.

Pengungsi Rohingya

Krisis kemanusiaan yang terus berlanjut telah mengakibatkan sekitar satu juta Rohingya menjadi pengungsi, sebagian besar di kamp-kamp pengungsian di Bangladesh. Mereka hidup dalam kondisi yang sulit, menghadapi kekurangan makanan, air bersih, dan akses ke layanan kesehatan yang memadai. Komunitas internasional telah memberikan bantuan kemanusiaan, tetapi masalah ini masih jauh dari terselesaikan.

Peran ASEAN dalam Krisis Rohingya

Peran ASEAN dalam krisis Rohingya sangat penting untuk mengatasi konflik dan memberikan bantuan kemanusiaan kepada mereka yang terkena dampak. Beberapa peran yang dapat dilakukan oleh ASEAN termasuk:

  1. Diplomasi dan Mediasi: ASEAN dapat memfasilitasi dialog antara pemerintah Myanmar dan negara-negara tetangga, serta pemimpin Rohingya, untuk mencapai solusi damai atas konflik di Rakhine State. Ini melibatkan upaya diplomasi intensif dan mediasi untuk mendorong negara-negara anggota ASEAN dan Myanmar untuk bekerja sama dalam menyelesaikan krisis.

  2. Bantuan Kemanusiaan: ASEAN dapat berperan sebagai koordinator dalam penyediaan bantuan kemanusiaan kepada pengungsi Rohingya. Ini melibatkan koordinasi distribusi bantuan dari negara-negara anggota ASEAN dan organisasi internasional, serta memastikan bahwa bantuan tersebut mencapai mereka yang membutuhkannya dengan cepat dan efisien.

  3. Advokasi Hak Asasi Manusia: ASEAN dapat menggunakan platformnya untuk mengadvokasi hak asasi manusia bagi Rohingya dan memperjuangkan perlindungan hak-hak mereka. Ini termasuk memperkuat mekanisme pemantauan hak asasi manusia di wilayah ASEAN dan menyerukan pemerintah Myanmar untuk menghormati hak-hak dasar Rohingya.

  4. Pendidikan dan Kesadaran: ASEAN dapat meningkatkan kesadaran di antara negara-negara anggotanya tentang krisis Rohingya dan tantangan kemanusiaan yang dihadapi oleh mereka. Ini melibatkan program pendidikan, pelatihan, dan kampanye kesadaran publik untuk menggalang dukungan bagi upaya penyelesaian krisis.

  5. Penguatan Kapasitas: ASEAN dapat memberikan bantuan teknis dan pembangunan kapasitas kepada pemerintah Myanmar dalam hal manajemen konflik, rekonsiliasi antar-etnis, dan peningkatan keamanan dan kesejahteraan di Rakhine State.

Dengan melakukan peran-peran ini, ASEAN dapat memainkan peran yang konstruktif dalam menangani krisis Rohingya dan mendukung upaya-upaya untuk mencapai perdamaian, rekonsiliasi, dan perlindungan hak asasi manusia bagi mereka yang terkena dampak.

Solusi untuk Rohingya

Solusi untuk krisis Rohingya memerlukan upaya yang komprehensif dan kolaboratif dari komunitas internasional serta pemerintah Myanmar. Beberapa solusi yang mungkin termasuk:

  1. Pemberian Kewarganegaraan: Pemerintah Myanmar harus mengakui Rohingya sebagai warga negara yang sah dan memberikan hak-hak kewarganegaraan yang setara, termasuk akses kepada layanan kesehatan, pendidikan, dan pekerjaan.

  2. Perlindungan Internasional: Komunitas internasional perlu meningkatkan tekanan politik dan diplomatik terhadap pemerintah Myanmar untuk mengakhiri penganiayaan terhadap Rohingya dan memberikan perlindungan kepada mereka. Ini dapat mencakup sanksi ekonomi dan isolasi diplomatik terhadap Myanmar.

  3. Resolusi Damai: Dialog antara pemerintah Myanmar, pemimpin Rohingya, dan kelompok etnis lainnya harus didorong untuk mencapai resolusi damai atas konflik di Rakhine State dan mempromosikan rekonsiliasi antar komunitas.

  4. Bantuan Kemanusiaan: Komunitas internasional harus terus memberikan bantuan kemanusiaan kepada pengungsi Rohingya di kamp-kamp pengungsian, termasuk makanan, air bersih, perawatan medis, dan pendidikan.

  5. Reintegrasi dan Pembangunan: Setelah kondisi di Myanmar memungkinkan, program-program reintegrasi dan pembangunan harus diluncurkan untuk membantu pengungsi Rohingya yang ingin kembali ke rumah mereka. Ini dapat mencakup pembangunan infrastruktur, program pelatihan keterampilan, dan dukungan psikososial.

  6. Pengawasan Internasional: Pemerintah Myanmar harus mengizinkan akses bagi organisasi internasional, seperti Perserikatan Bangsa-Bangsa dan LSM kemanusiaan, untuk mengawasi situasi hak asasi manusia di Rakhine State dan memastikan perlindungan yang adekuat bagi Rohingya.

Solusi-solusi ini memerlukan kerja sama yang kuat antara pemerintah, LSM, dan masyarakat internasional untuk mengatasi krisis kemanusiaan yang sedang berlangsung dan memastikan perlindungan hak asasi manusia bagi Rohingya di masa depan.

Cara Bantuan untuk Rohingya

Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk memberikan bantuan kepada Rohingya yang terkena dampak krisis:

  1. Donasi Ke Organisasi Kemanusiaan: Salah satu cara paling langsung untuk membantu adalah dengan menyumbangkan dana kepada organisasi kemanusiaan yang bekerja di daerah tersebut, seperti Palang Merah, UNICEF, atau Organisasi Internasional untuk Migrasi. Dana tersebut digunakan untuk memberikan bantuan kemanusiaan langsung kepada pengungsi Rohingya, termasuk makanan, air bersih, perlengkapan medis, dan tempat tinggal yang aman.

  2. Sumbangan Barang: Selain menyumbangkan dana, Anda juga dapat menyumbangkan barang-barang yang dibutuhkan seperti pakaian, selimut, perlengkapan mandi, dan peralatan dapur. Pastikan untuk menghubungi organisasi kemanusiaan terlebih dahulu untuk mengetahui jenis barang apa yang mereka butuhkan dan cara pengiriman yang tepat.

  3. Sumbangan Waktu dan Bakat: Jika Anda memiliki keterampilan atau pengetahuan tertentu yang dapat berguna bagi pengungsi Rohingya, pertimbangkan untuk menyumbangkan waktu dan bakat Anda. Misalnya, Anda dapat menjadi sukarelawan di kamp pengungsian untuk memberikan pelatihan keterampilan, layanan pendidikan, atau dukungan psikososial.

  4. Penyebaran Kesadaran: Berbagi informasi tentang krisis Rohingya dan isu-isu yang mereka hadapi dapat membantu meningkatkan kesadaran publik dan menggalang dukungan untuk upaya bantuan. Anda dapat menggunakan media sosial, mengadakan acara penggalangan dana, atau mengajak orang lain untuk bergabung dalam aksi kemanusiaan.

  5. Advokasi Politik: Mendorong pemerintah Anda untuk mengambil tindakan lebih lanjut dalam menangani krisis Rohingya juga merupakan cara yang efektif untuk memberikan bantuan. Hal ini dapat dilakukan dengan menghubungi wakil legislatif, menulis surat kepada pejabat pemerintah, atau berpartisipasi dalam kampanye advokasi yang didedikasikan untuk isu-isu Rohingya.

Dengan mengambil langkah-langkah ini, Anda dapat memberikan kontribusi yang berarti dalam membantu Rohingya yang membutuhkan bantuan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun