Mohon tunggu...
Lili Andriani
Lili Andriani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa Universitas Tanjungpura

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Sejarah dan Dampak Bencana Banjir terhadap Perekonomian Indonesia

10 September 2023   20:08 Diperbarui: 10 September 2023   20:15 263
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Bencana banjir merupakan salah satu bencana alam yang sering terjadi di Indonesia. Negara kepulauan ini secara geografis sangat rentan terhadap bencana alam termasuk banjir. Banjir terjadi akibat curah hujan yang tinggi, pasang surut air laut, maupun meluapnya sungai-sungai besar. Banjir seringkali menyebabkan kerugian yang besar, tidak hanya dari segi kehilangan nyawa manusia, tetapi juga berdampak negatif terhadap perekonomian bangsa. Dalam artikel ini, akan dibahas mengenai dampak bencana banjir terhadap perekonomian Indonesia. Dengan melihat sejarah pemikiran ekonomi, kita dapat memahami bagaimana banjir dapat mempengaruhi berbagai ekonomi utama dan bagaimana dampak ini dapat dikurangi atau dikelola dengan lebih baik.

A. SEJARAH PEMIKIRAN EKONOMI TENTANG BENCANA BANJIR DI INDONESIA

Sejak zaman kolonial, catatan-catatan tentang banjir di Indonesia telah ada. Belanda, sebagai penjajah waktu itu, mencatat dampak yang ditimbulkan oleh banjir terhadap perekonomian. Namun, pengetahuan ekonomi tentang dampak banjir ini terus berkembang seiring berjalannya waktu. Dalam beberapa tahun terakhir, dengan semakin seringnya banjir yang melanda Indonesia, penelitian dan analisis ekonomi tentang bencana banjir semakin berkembang. Sejarah pemikiran ekonomi telah memberikan kontribusi besar terhadap pemahaman kita tentang bagaimana bencana banjir dapat mempengaruhi perekonomian suatu negara. Dalam konteks bencana banjir, beberapa konsep ekonomi penting yang perlu dipahami yaitu :

1. Konsep Kesejahteraan Ekonomi

Sejak awal, pemikiran ekonomi mengakui bahwa bencana alam seperti banjir dapat mengganggu kesejahteraan ekonomi sebuah negara. Konsep ini pertama kali diperkenalkan oleh para ekonom klasik seperti Adam Smith dan David Ricardo pada abad ke-18. Mereka menyadari bahwa kerugian akibat bencana alam dapat menghambat pertumbuhan ekonomi dan mengurangi kesejahteraan masyarakat.

2. Pendekatan Makroekonomi

Pemikiran ekonomi tentang bencana banjir juga berkembang dalam konteks makroekonomi. Para ekonom modern seperti John Maynard Keynes dan Milton Friedman menyadari bahwa bencana alam seperti banjir dapat mempengaruhi agregat ekonomi seperti tingkat investasi, konsumsi, dan produksi. Mereka mengajukan kebijakan fiskal dan moneter untuk mengatasi dampak negatif.

3. Dampak Ekonomi Jangka Pendek dan Jangka Panjang

Bencana banjir dapat memiliki dampak ekonomi jangka pendek dan jangka panjang. Dalam jangka pendek, bencana banjir dapat menghancurkan infrastruktur, mengganggu produksi, dan menyebabkan kerugian langsung bagi individu dan perusahaan. Dalam jangka panjang, dampaknya dapat terus dirasakan melalui penurunan pertumbuhan ekonomi, hilangnya lapangan kerja, dan penurunan investasi.

4. Ketidakpastian Ekonomi

Bencana banjir menciptakan ketidakpastian ekonomi. Ketidakpastian ini dapat mempengaruhi keputusan-keputusan ekonomi yang melibatkan investasi jangka panjang. Ketidakpastian mengenai keberlanjutan infrastruktur, keamanan, dan ketersediaan sumber daya dapat menghambat pertumbuhan ekonomi jangka panjang.

5. Perubahan dalam Pola Konsumsi dan Produksi

Bencana banjir dapat mempengaruhi pola konsumsi dan produksi masyarakat. Misalnya, banjir yang merusak lahan pertanian dapat mengurangi produksi pangan dan menyebabkan peningkatan harga pangan. Hal ini kemudian dapat mempengaruhi pola konsumsi masyarakat, terutama mereka yang berpenghasilan rendah.

B. DAMPAK EKONOMI BENCANA BANJIR

1. Kerugian Infrastruktur

Banjir seringkali merusak infrastruktur seperti jalan raya, jembatan, dan jalur kereta api. Hal ini menyebabkan terhambatnya distribusi barang dan jasa, serta mengganggu konektivitas antar wilayah. Kerugian infrastruktur ini berdampak negatif terhadap pertumbuhan ekonomi, terutama di sektor transportasi dan logistik.

2. Kerugian Sektor Pertanian

Pertanian merupakan sektor yang sangat rentan terhadap bencana banjir. Banjir sering merusak lahan pertanian, baik itu sawah maupun perkebunan. Tanaman yang terendam air akan mati atau mengalami kerusakan yang signifikan. Hal ini mengakibatkan penurunan produksi pangan dan kehilangan pendapatan bagi petani. Selain itu, banjir juga dapat merusak sistem irigasi, yang dapat mempengaruhi produktivitas pertanian dalam jangka panjang. Ketersediaan pangan yang berkurang akibat banjir dapat menyebabkan kenaikan harga, yang pada gilirannya mempengaruhi daya beli masyarakat.

3. Kerugian Sektor Industri

Banjir juga berdampak signifikan terhadap sektor industri di Indonesia. Bencana banjir dapat mengganggu operasional perusahaan, terutama bagi industri yang berlokasi di daerah terdampak banjir. Pabrik yang terendam banjir tidak dapat beroperasi, mengakibatkan penurunan produksi dan pendapatan. Selain itu, banjir juga dapat merusak mesin dan peralatan produksi, yang menyebabkan kerugian yang besar bagi perusahaan.

4. Kerugian Pariwisata

Indonesia memiliki banyak destinasi wisata alam yang terkenal di dunia dan sektor pariwisata menjadi salah satu sektor yang penting bagi perekonomian Indonesia. Namun, ketika banjir melanda daerah pariwisata, dampaknya bisa sangat merugikan. Banjir dapat merusak destinasi wisata tersebut, baik itu pantai, danau, maupun taman nasional. Kerusakan ini menyebabkan penurunan jumlah wisatawan, yang berdampak negatif terhadap pendapatan sektor pariwisata.

C. PENGELOLAAN DAN PENGURANGAN DAMPAK BANJIR

Meskipun banjir merupakan bencana alam yang tidak dapat dihindari, ada upaya yang dapat dilakukan untuk mengelola dan mengurangi dampaknya terhadap perekonomian Indonesia, yaitu :

1. Infrastruktur dan Pengelolaan Sungai yang Lebih Baik

Peningkatan infrastruktur dan pengelolaan sungai dapat membantu mengurangi dampak banjir. Pembangunan tanggul, normalisasi sungai, dan pemeliharaan yang baik dapat mencegah atau meminimalkan banjir yang terjadi. Selain itu, pembangunan waduk dan bendungan juga dapat membantu mengatur aliran air dan mengurangi risiko banjir.

2. Sistem Peringatan Dini yang Efektif

Pengembangan sistem peringatan dini yang efektif dan penyebarannya kepada masyarakat sangat penting. Dengan adanya peringatan dini, masyarakat dapat lebih siap menghadapi banjir dan mengurangi kerugian yang ditimbulkan. Informasi yang jelas dan akurat tentang perkiraan cuaca dan tinggi muka air sungai dapat membantu masyarakat untuk mengambil tindakan yang tepat.

 3. Diversifikasi Ekonomi

Salah satu upaya yang bisa dilakukan adalah dengan melakukan diversifikasi ekonomi. Dengan diversifikasi ekonomi, ketika salah satu sektor terdampak oleh banjir, sektor lain masih dapat berjalan dengan relatif normal. Ini akan mengurangi kerugian ekonomi secara keseluruhan dan membantu pemulihan setelah banjir.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun