Mohon tunggu...
Lilan Annisa Sugiyanto
Lilan Annisa Sugiyanto Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa UIN Raden Mas Said

Orang yang suka membaca

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Radikalisme dan Intoleransi: Tantangan bagi Keberagaman di Lingkungan Sekitar

14 Oktober 2024   09:10 Diperbarui: 14 Oktober 2024   09:43 76
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

3. Keterasingan identitas, biasanya para pelaku terorisme adalah orang-orang yangmengasingkan diri dari lingkungan sosialnya, tidak ingin berinteraksi dan mengikutikegiatan lingkungan sekitar.

4. Pemahaman agama yang kurang, kurangnya seseorang dalam memahami suatu ajaranagama, akan mengakibatkan kesalahan dalam memahami maksud dari ajaran tersebut.

Contoh para pelaku radikalisme selalu membenarkan ajaran kaum atau aliran terdahulu tentang orang yang harus dibunuh karena seorang kafir. Dan masih banyak lagi. 

Radikalisme tidak hanya muncul karena hal tersebut atau selalu dikaitkan dengan agama islam, sebenarnya radikalisme bisa muncul di berbagai kelompok, kalangan dan orang-orang sekitar, namun mungkin karena agama islam di Indonesia adalah mayoritas jadi kebanyakan teroris

beragama islam yang salah dalam mengartikan ajaran tersebut. Kita lihat dari kemungkin salah artian ajaran tersebut, sebenarnya ini adalah ada pada surat At-Taubah ayat 123, yang artinya "Hai orang-orang yang beriman, bunuhlah orang-orang kafiryang di sekitar kamu itu, dan hendaklah mereka menemui kekerasan daripadamu, dan ketahuilah, bahwasanya Allah bersama orang-orang yang bertakwa". 

Ayat ini diturunkan pada saat peristiwa Perang Tabuk pada bulan Rajab tahun kesembilan Hijriah. 

Peristiwa tersebut menegaskan adanya ancaman dari luar Arab yang membutuhkan sikap tegas dan taktik dari umatIslam. Tidak tepat jika ayat ini dijadikan dasar oleh sebagian pihak untuk membunuh orang non- Muslim secara sembarangan dengan dalih menegakkan ajaran Islam, yang dalam konteks ini

mengacu pada pembunuhan terhadap non-Muslim. Jika kelompok tersebut mengaku sebagai

pemeluk Islam, mereka seharusnya memahami bahwa secara bahasa, Islam berarti "damai". Olehkarena itu, ajaran Islam tidak mungkin mengajarkan pembunuhan secara sembarangan. 

Banyak para pelaku terorisme yang menggunakan dalil ini sebagai pembenaran mereka dalam melakukan aksi pengeboman atau serangannya, biasanya mereka adalah kelompok yang melakukan doktrin kepada orang sekitar secara tersembunyi.

 Apa Sih Bahaya Radikalisme ?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun