Mohon tunggu...
Nur Kholillah
Nur Kholillah Mohon Tunggu... Lainnya - Writer

Jika memang harus, patah dan hancurlah! lalu hiduplah kembali dan mencoba lagi

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Kursi Pandawa

5 November 2024   12:20 Diperbarui: 5 November 2024   12:30 64
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pinterest.com/Antarman se Swarg

Tawa bahak itu melenguh lengking

Mengendap-endap kendali tiap sorot tatap

Mengoyak gigih pekuan bulir peluh

Kala aku...

Layak bayi merpati hendak mengepak landas

Para pencaci itu tertawa puas

Meleceh aku, sudah terhempas, tersungkur, terjungkal

Terseok mengais asa di jantung Merapi

Masih saja bertekad menggubah sepasang sayap

Jangan bermimpi, pekik mereka

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun