Mohon tunggu...
Nur Kholillah
Nur Kholillah Mohon Tunggu... Lainnya - Writer

Jika memang harus, patah dan hancurlah! lalu hiduplah kembali dan mencoba lagi

Selanjutnya

Tutup

Love Pilihan

Seni Memilih Pasangan yang Tepat

1 November 2024   14:20 Diperbarui: 1 November 2024   14:54 67
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Angka perceraian semakin melonjak disebabkan beberapa kasus seperti perselingkuhan, kekerasan dalam rumah tangga, ekonomi, dan faktor lainnya. Hal tersebut membuat traumatis para wanita single. Ketakutan menikah dengan pilihan yang salah seolah-olah menghantui. Mengusik para ibu yang mulai gelisah dengan anak perempuannya yang akan berstatus perawan tua.

Sebagian wanita yang trauma karena selalu bertemu orang yang salah, memilih hidup sebagai Independent Women. Agar bisa berdiri sendiri dan tidak memerlukan sebuah pernikahan. Padahal sedewasa apa pun seorang wanita, pasti memiliki sifat kekanak-kanakan dalam dirinya. Artinya, mereka tetap membutuhkan orang yang tepat.

Dalam memilih pasangan, kita tidak akan mendapatkan 100% kriteria yang kita impikan. Karena ini dunia, tidak akan ada yang sempurna. Keberuntungan besar jika kita bisa mendapatkan 50% kriteria. Lalu setengahnya lagi adalah kekurangan yang jauh dari kriteria kita. Untuk itu kita membutuhkan sebuah seni.

1. Kenali diri kita sendiri

Sebelum mengenal orang lain, kenalilah siapa kita. Kita yang paling tau seberapa baik dan seberapa buruk diri kita. Jujurlah pada diri sendiri tanpa pembelaan. Jika pada diri sendiri saja tidak bisa jujur, bagaimana dengan pasangan kita.

2. Tentukan yang paling dibutuhkan

Setelah memahami diri sendiri, kita akan mengerti bahwa kita adalah orang yang seperti apa dan membutuhkan pasangan yang bagaimana. Dari 100% kriteria, tentukan 50% yang paling dibutuhkan oleh orang seperti kita. Contohnya, kita adalah wanita dominan yang keras kepala, berarti kita membutuhkan pasangan yang sabar dan bisa menanggapi sikap kita dengan lembut.

3. Tentukan kekurangan yang bisa diterima.

Sekali lagi, tidak ada manusia yang sempurna. Masing-masing memiliki bagian yang tidak bisa disempurnakan. Setelah menentukan hal yang paling penting dan dibutuhkan, kita perlu menentukan kekurangan dan keburukan yang bisa kita terima. Contohnya, di luar 50% yang paling penting ada kriteria yang kita inginkan yaitu pasangan yang tinggi. Tetapi ternyata dia tidak tinggi atau sejajar dengan tinggi badan kita. Karena tinggi bukan hal yang penting berarti kita bisa menerima kekurangannya.

4. Kenali kepribadian pasangan.

Jika dia memiliki 50% yang paling penting dan memiliki kekurangan yang bisa kita terima, menikahlah!. Tetapi jika sebaliknya, jangan cepat-cepat menerima. Menikah itu bukan hanya untuk beberapa tahun, tapi untuk seumur hidup. Menikahlah karena memang sudah menemukan yang tepat, bukan karena tuntutan usia atau karena hanya kita yang belum menikah.

Ustaz Felix Siauw pernah berkata, " lebih baik telat nikah, dari pada nikah sama orang yang salah ". Artinya memilih pasangan yang tepat itu lebih penting dari pada pernikahan itu sendiri.

Karena menikah tidak hanya tentang bahagia, maka menikahlah dengan orang yang bersedia bertengkar denganmu setiap hari, lalu berbaikan seperti tidak ada yang terjadi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun