Para ahli teknologi berlomba-lomba merakit ide dan penemuan mereka dengan menciptakan fitur-fitur yang semakin canggih. Tetapi alih-alih menciptakan trend, yang melambung malah seperti sebuah delusi. Ketidaknyataan yang tampak nyata.
Korbannya sebagian besar adalah wanita. Mereka menjadikan fitur-fitur itu sebagai sebuah kehidupan. Mengobrak-abrik beberapa aplikasi untuk mendapatkan kecantikan yang akan mereka lihat terus-menerus sambil bergumam "ternyata aku cantik, ya?"
Kamu memang cantik, Nona.
Standarisasi sudah terlalu diluar nalar. Putih, langsing, dan mancung menjadi sebuah kewajiban. Sebagian besar wanita berlomba-lomba untuk mengubah eksistensi mereka. Sebagian hanya bisa menggunakan fitur. Tanpa itu, mereka akan menyembunyikan wajah dari dunia. Bukan karena mengenakan cadar, tapi karena takut pada pengetik komentar  jahat.
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:
"sungguh, Kami benar-benar telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya."
Kita terlahir sebagai ciptaan terbaik, Nona.
Dikutip dari 'E-journal Untar' bahwa kulit khas sebagian orang Indonesia adalah sawo matang. Walaupun ada yang memiliki kulit warna kuning langsat dan putih gading, tetapi menurut Skala Fitzpatrick kulit sawo matang jarang terbakar dan menggelap dengan mudah jika terpapar sinar matahari. Artinya, kulit sawo matang memiliki lebih banyak melanin yang dapat menyerap sinar UV dan melindungi kulit dari kerusakan. Sama dengan Sunscreen alami.
Tolong dipahami bahwa dekil dan sawo itu berbeda. Kita cukup merawat kulit yang telah Allah takdirkan dengan baik hingga terlihat eksotis. Tidak perlu glowing. Semua wanita cantik di mata orang yang tepat. Tanpa filter dan tanpa mengubah apa pun.
Jika memiliki lemak berlebih, maka berolahragalah!. Jangan berusaha keras untuk menjadi langsing atau body goals. Cukup memiliki berat badan yang tidak menjadi tempat imigrasi berbagai penyakit. Karena sehat itu mahal. Kita hanya harus mencari style yang cocok seperti baju, celana, rok, dan aksesoris lainnya. Tidak perlu sampai mati karena kelaparan.
Lalu jika ditakdirkan dengan hidung mungil, tidak apa-apa. Itu lebih baik dari pada Allah hanya menciptakan dua lubang tanpa tulang hidung. Nanti wajah kita akan sedikit mirip dengan Voldemort. Cantik tidak harus mancung, tetapi harus wanita.
Ingat baik-baik, Nona! Kita semua...Cantik.
Notes: laki-laki yang memang ditakdirkan untuk kita, akan tetap mencintai walau wajah kita seperti Voldemort.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H