Terkadang wajahmu penuh rayu
Atas nama hasrat memburu
Bahkan hampir tiada malu
Ibarat tak kenal diri yang menipu
Terkadang penampilanmu suci
Penuh iba, ragu dan tak percaya diri
Tak tahu yang dihadapi dengan pasti
Terkesan mendekati dan memaksakan diri
Terkadang hadirmu begitu mengertiÂ
Hingga  sapa sepintas lalu yang tak berarti
Ingat dikala dirimu merasa sepiÂ
Diantara penantian yang tak bertepi
Terkadang warnamu hanya bertahan
Sebab sekian kepahitan dan perjuangan
Lalu dirimu tak berani lagi berkorban
Deru usia pun telah di penghujung jalan
Terkadang lelakumu bijaksana
Dengan berbagai masalah yang telah ada
Mengharap berkah rasa meski sedikit saja
Yang tak mungkin menjelma diantara rahasia
Terkadang dirimu merajut keterpautanÂ
Dibalut berbagai rona-rona ketakutanÂ
Setiap langkah menemui kesulitanÂ
Sejatinya engkau sendiri yang menciptakan
Terkadang engkau telah diterima
Tapi tak terhitung lalaimu untuk menjaga
Semoga kesadaranmu sampai pada pasrah
Sebab akibat sebagai sistem kehidupan-Nya
Terkadang cinta memang harus memilih
Dikala hati sunyi dalam rengkuh cahaya Ilahi
Gelombang yang datang akan selalu menepi
Dan berkata "cinta itu cukup untuk cinta itu sendiri"
Singosari, 26 Desember 2022
Kholilatul Ummah
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H