Ketika perih menyelusup pelan
Tanda hati mulai berkelindan
Akar dunia telah tumbuh berserabut
Sebab diri lupa mengingat dan menyebut
Kadang jiwa raga merana
Untuk melahirkan yang Nyata
Rindu makin menuju
Biarpun harus pilu
Adakah yang lebih penting untuk dipersiapkan
Diantara perjalanan sesaat yang segera diakhirkan
Dari alam asal, rahim, dunia, akhirat
Semua telah tertata, terarah, tersemat
Tiada waktu lagi untuk bermain-main
Apalagi untuk mencari jalan yang lain
Bila aku lupa, kuharap engkau mengingatkan
Bila aku mati, semogalah engkau mendo'akan
Tiada kenangan terindah
Kecuali hati yang penuh cinta
Rinduku, rindumu, rindunya, rindu kita
Bagai paduan irama orkestra ketulusan rasa
Maka selalu mencintalah karenaNya
Sebab semua hal, tiada terkecuali adalah milikNya