Mohon tunggu...
Kholilatul Ummah
Kholilatul Ummah Mohon Tunggu... Pengacara - Advokat Perempuan

Love Allah, love Muhammad, love Islam, love Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Pulang

26 Juni 2019   10:42 Diperbarui: 26 Juni 2019   13:25 61
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Negeri dimana aku telah bertemu denganmu, adalah negeri yang mungkin telah asing dalam kesadaran kita sayang... Tapi dari negeri itulah yang membuat kita masih berjumpa disini kembali.

Engkau dulu dekat denganku, meski bukan sebagai yang kumiliki, tetapi dekat sebagai yang kucintai, sebab memiliki tempat dihatiku tersendiri. Ruh-ruh kita telah menjadi harmoni berkah keindahan Ilahi. 

Sedangkan negeri dunia berwujud jasad diatas bumi kita saat ini hanyalah untuk menguji, apakah setelah kita diberi segala bentuk nikmat, masih tetap ingat dengan sang pemberi atau malah lengket dengan sesuatu yang diberi. 

Disini kita memang diperkenankan lahir telanjang menjadi bayi, anak-anak, remaja, dewasa, tua dan lalu mati telanjang kembali. Hanya dengan pemberian selembar kain kafan dari orang-orang yang mengasihi kita untuk menyatu kembali dengan bumi. 

Apakah semua alunan musik kehidupan itu melenakanmu dan meninabobokkanmu. Saat bayi asyik dibuai kasih, saat anak-anak asyik bermain, saat remaja asyik mulai jatuh cinta, saat dewasa asyik bercinta, saat tua asyik bergulat dengan takut kehilangan atas semua...?

Ataukah diri kita seiring waktu semakin menyelemi indahnya kekayaan iman pada Tuhan yang luar biasa, membuat kita semakin dewasa dan sempurna, dicerahkan atas semua sedih dan bahagia, diikhlaskan atas semua yang hilang, datang dan pergi...? 

Dan apa yang menghidupkan hidup kita adalah betapa menyentuhnya setiap perhatian cinta yang tulus yang engkau berikan, bagai sinar cahaya anggun suci mengisi ruang batin kita. Yang mengayakan daya spirit jiwa dan akan kita bawa pulang nanti ke negeri abadi. 

Pulang adalah kata yang pasti, sebab tiada pengelanaan panjang tanpa kembali, tidak ada petualangan yang tak diakhiri, bahkan bepergian yang punya tujuan pun pasti disertai rasa rindu pulang kembali. 

Sebab diri kita sadar, meski saat pergi penuh pengalaman istimewa, diberikan fasilitas yang mewah, diberikan kehormatan yang mulia, namun semua itu sementara dan bukan hak milik yang hakiki. 

Kita hanya bisa membawa khazanah perjalanan pengalaman dengan rasa syukur gembira, mengawal hidupNYA dengan bersabar serta selalu berdoa, agar mereka yang kita cintai yakin bahwa sejatinya kita berpisah untuk bersama lagi. 

@lilasingasari260619

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun