Tak terbayang deru waktuÂ
Selalu menyisakan sunyinya kepedihan
Sendiriku berjalan menelusuri tetes air mata
Yang terus basah berjatuhanÂ
Kutahu engkau pun dilanda sunyi
Yang tiada pernah tahu kapanÂ
Akhir dan ujung elegi ini berhenti
Oh jiwa yang dipilih...
Masihkah kita bisa memungkiri
Apa yang mesti terhidang kini
Lalu enggan menikmatiÂ
Dan harus disingkirkan?
Sedang sunyi adalah kicau kesabaranÂ
Yang memberi petuah kasih terpadukan
Membimbing kesadaran kehidupanÂ
Menuju bersih kembalinya sebuah tatanan
Sebab sujud hati butuh kekosongan
Agar dunia yang memenuhi tak menutupiÂ
Jiwapun kembali jernih dan tenangÂ
Menyongsong cahaya keberkahanÂ
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI