Menerjemahkan kalimat “menulis itu semudah kita bernafas” mengajak kita untuk berpikir apakah bernafas itu mudah atau sulit….tentu jawabnya adalah mudah karena bernafas itu tidak perlu mikir. Bernafas akan menjadi sulit apabila kita berpikir. seperti kita bernafas dalam 1 menit kita harus harus menarik nafas dan menghembuskan berapakali, 1 jam kita menarik nafas dan harus menghembuskan berapakali. Apabila kita berfikir bahwa bernafas itu menjadi sulit , maka seperti orang yang sesak nafas dan dia harus berpikir bagaimana caranya bernafas. Jadi bernafas tersebut tidaklah sulit sepanjang natural. Begitu juga dengan menulis, akan menjadi sulit karena dipikir. Mengapa menjadi sulit? Karena kita mencampur adukan dua pekerjaan yaitu menulis dan mengedit.
Menulis akan lebih mudah semudah kita bernafas sepanjang anda tidak mencampurkan pekerjaan menulis dengan pekerjaan mengedit. Dibagian selanjutnya akan dijelaskan bahwa mengedit itu sulit, dibutuhkan kehati-hatian, berpikr, ketelitian sehingga membutuhkan waktu yang lebih lama dari menulis. Menjadi editor itu lebih berat dari penulis. Waktu anda menuangkan ide, gagasan, perasaan ke dalam tulisan tidak usah berpikir apakah benar tidak tulisannya, apakah benar kosa katanya, apakah benar titik koma nya, apakah kualitas tulisan bagus atau tidak, apakah layak atau tidak dibaca orang. Karena itu semua adalah bagian dari mengedit bukan menulis. biarkan saja kesulitan-kesulitan terkumpul pada bagian editing. Begitulah hasil paparan yang diberikan oleh Bapak Cahyadi.
Pisahkan aktifitas menulis dengan mengedit
Sebelum naskah dipublikasikan harus dilakukan proses mengedit dahulu. Editing yang dilakukan terkait dengan pesan yang akan disampaikan. Editing dilakukan oleh penulis sendiri sebelum masuk ke tim editor yang disiapkan oleh penerbit mayor bila menjadi buku. Proses pengeditan meliputi :
1. Edit isi/pesan
Menulis itu bahwa anda sedang menyampaikan sebuah pesan kepada khalayak/pembaca. Pesan ini yang mengetahui adalah penulis sendiri. Jangan sampai apa yang dituliskan menimbulkan bias persepsi dari pembaca karena kesalahan dalam pemilihan kosa kata atau cara menyampaikan yang tidak tepat.
2. Edit gaya Bahasa
Gaya Bahasa banyak ragamnya, agar terjadi keserasian atau kesesuaian di tiap-tiap paragraph yang ditulis, misalnya pada bagian depan anda menggunakan gaya Bahasa yang formal dan pada bagian belakang dengan gaya yang tidak formal sehingga terasa berbeda waktu membacanya. meskipun pesan tetap tersampaikan diusahakan menggunakan gaya Bahasa yang konsisten.
3. Edit kosa kata.
Bisa jadi ada kosa kata tertentu yang digunakan berulang-ulang dalam tulisan yang dibuat., oleh karena itu coba usahakan menggunakan kosa kata lain yang memiliki maknanya serupa. Contohnya: anda berasal dari lingkungan akademis/kampus, pada saat menulis ingin membahasakan ke bahasa publik tetapi terlalu banyak istilah kampus, akademik, ilmiah murni yang digunakan sehingga akan membingungkan pembaca pada umumnya.
4. Edit paragraph.
Ada beberapa kemungkinan proses editing menulis misalnya mengedit satu paragraf. Apakah paragraph tersebut sudah membentuk satu kesatuan makna atau belum, bisa jadi paragraph ini terlalu pendek sehingga harus ditambahkan kalimat atau menggabungkan paragraph lain sehingga membentuk satu kesatuan makna dan bila terlalu panjang bisa dibagi menjadi beberapa paragraph. Tujuan editing paragraph lainnya yaitu untuk mengecek apakah paragraph yang satu dengan yang lain punya keserasian, ketersambungan, dan membentuk satu makna.
5. Edit sistematika.
Sistematika disini adalah bila anda membuat outline tulisan apakah sudah menyambung sub bagian yang satu dengan sub bagian lainnya. Hal ini bertujuan agar tulisan menjadi satu kesatuan tulisan ygang enak untuk dibaca
6. Mengedit tanda baca.
Misalnya saja dalam penggunaan tanda titik, koma, seru, tanda Tanya, dst. Begitu selesai menulis dilanjutkan mengedit tanda baca baru memposting/publikasi tulisan kita. Karena, bila hal ini tidak dilakukan tentunya akan memberikan makna yang berbeda pada tulisan kita. Seperti tanda Tanya dan tanda seru akan berbeda maknanya.
7. Editing akhir.
setelah melakukan edit bagian-bagian pesan, gaya Bahasa, kosa kata, paragraph, sistematika dan tanda baca, anda harus membaca kembali sebelum tulisan tersebut di publikasi sehingga anda merasa yakin bahwa tulisan ini sudah sempurna dalam ukuran kita sebagai manusia.
Mengedit lebih sulit dari menulis
Pisahkan dulu antara aktifitas menulis dengan aktifitas mengedit. Sesungguhnya menulis itu mudah karena cenderung mengalir, menggunakan perasaan, menggunakan apa yang terlintas dalam hati dan pikiran, naluri kita. Oleh karena itu jangan campur adukan dengan mengedit. Karena mengedit itu harus berpikir. Karena harus berpikir makanya sulit dan membutuhkan waktu lebih banyak dibandingkan waktu untuk kita menulis.
Nanti pada saatnya bila sudah terbiasa membuat tulisan, maka proses editing bisa dilakukan dengan cepat. Sepanjang kita fokus dengan menulis itu adalah pekerjaan yang lebih mudah. Semua kesulitan-kesulitan kita kumpulkan di akhir yaitu pada saat kita melakukan proses editing karena memerlukan pemikiran, ketelitian, dan kehati-hatian.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H