(mengandung spoiler...)
MUSUH Avengers satu ini merupakan salah satu seteru paling berani dalam dunia Marvel. Thanos berjuang dengan segenap tenaga mengumpulkan enam batu akik Invinity Stone yang membuat ia sangat perkasa dalam menghadapi berbagai pahlawan super legenda Marvel. Tentu ini membutuhkan keberanian yang sangat besar. Ia menghadapi lawan yang bukan saja berjumlah besar tapi juga memiliki kekuatan khas yang tidak bisa dianggap remeh. Thanos membutuhkan motivasi yang sangat kuat karena memberikan pengorbanan yang tidak sedikit.
Bila musuh-musuh Avengers sebelumnya ingin menguasai dunia maupun alam semesta, Thanos memiliki alasan yang berbeda dan bisa dibilang masuk akal. Sang Mad Titan ini memiliki motivasi untuk menyeimbangkan dan melestarikan alam semesta yang kuncinya pada planet-planet berpopulasi. Bagi dia, makhluk dominan di setiap planet akan menghancurkan dunianya karena keterbatasan sumberdaya. Jadi thanos mewujudkan cita-citanya dengan membinasakan setengah makhluk dominan itu.
Walau maksud mulia ini diikuti dengan jalan yang salah, tentu saja bukan berarti tujuan tersebut salah. Motivasi raksasa biru pucat ini merupakan pengalaman pribadi yang cukup panjang. Thanos awalnya meminta pemusnahan ini dilakukan di tempat tinggalnya Planet Titan. Ia melihat bahwa di masa depan kehancuran akan melanda kerena sumberdaya yang habis. Ia mengusulkan setengah dari bangsanya itu dibinasakan secara random. Tanpa membedakan kaya dan miskin. Tentu saja ini menjadi usulan yang tidak masuk akal. Akhirnya benar ramalan Thanos. Planetnya hancur karena habis sumberdaya.
Awalnya Thanos melakukan niatnya hanya memperkirakan apa yang terjadi di masa depan. Tetapi setelah melihat ras Zehoberei (asal Gomora) makin sejahtera, setelah dibantai setengah penduduknya, Ia semakin yakin jalan untuk membinasakan setengah semesta merupakan jalan akhir menyeimbangkan semesta. Sebuah logika yang terasa masuk akal bagi makhluk yang dikutuk dengan pengetahuan tinggi tanpa rasa kemanusiaan.
Akhir cerita Thanos dengan sarung tangan berhias batu berwarna itu berhasil. Walau sempat terluka dikapak oleh Thor, jentikan jari Thanos membuat separuh penghuni di setiap planet di alam semesta menghilang secara acak. Termasuk sebagian besar superhero yang satu persatu menjadi debu. Ia kemudian menyendiri di rumah sawah yang tenang dan tersenyum bangga akan keberhasilannya.
Kehancuran atau habisnya sumberdaya merupakan ancaman terbesar dari suatu bangsa, termasuk juga planet ini. Isu yang dipilih Marvel ini merupakan isu global yang selalu diteriakan penggiat lingkungan. Tentu saja ancaman terbesar adalah manusia sebagai makhlut tertinggi yang menjadi pengebab habis dan rusaknya sumberdaya. Secara global yaitu pemanasan global akibat produksi gas rumah kaca. Manusia memberikan kontribusi paling besar pada pemanasan global yang berdampak pada perubahan iklim. Peningkatan suhu, tinggi air laut hingga anomali cuaca dan badai yang makin sulit diprediksi.
Pemanasan global berdampak pada kerusakan sumberdaya seperti di hutan dan laut. Demikian juga dapak negatif bagi pertanian, peternakan dan perikanan. Hasil produksi pangan menurun karena penyakit, perubahan cuaca, dll. Luas tanah makin berkurang karena pembangunan pemukiaman dan industri. Hutan makin hancur dan pencemaran mengancam kehidupan di perairan. Ketakutan Thanos pun sebenarnya merupakan ketakutan banyak ahli lingkungan global.
Bagaimanapun bencana masa depan ini harus bisa diatasi walau dengan nada pesimis. Seperti peluang mengalahkan Thanos yang kecil, tapi usaha yang ada harus diapresiasi dan terus menjadi kepedulian setiap orang. Seperti pemakaian kendaraan listrik, pembangkit listrik dengan matahari dan angin mulai didorong dioptimalkan.
Pengembangan diversifikasi dan efisiensi pangan. Pembatasan-pembatasan pengolahan dan pemabfaatan sumberdaya dan masih banyak lagi. Walau diakui usaha-usaha ini bagaikan menaburi garam di lautan pemborosan energi, banyaknya makanan sisa yang terbuang serta pencemaran dan sampah yang makin banyak di lautan.
Tentu saja tidak mungkin mengadaptasi solusi Thanos sangat ekstrim pada dunia ini. Tetapi disadari atau tidak, ketidakmampuan manusia untuk mengendalikan kerusakan lingkungan dan pemanfaatan sumberdaya akan membuat bumi ini akan menyeimbangkan dirinya sendiri. Bencana alam seperti gempa, badai dan tsunami dianggap merupakan “jentikan jari” bumi untuk keseimbangan alam. Tidak boleh tidak peduli, semua manusia harus berupa mau berperan dalam Invinity War untuk keseimbangan alam.
(diperbarui 5 Mei 2018 untuk memperbaiki kesalahan ketikan)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H