Keseimbangan keragaman pada alam saat ini terancam karena manusia berlebihan dalam memenuhi kebutuhan dan keinginannya. Kerusakan alam terjadi karena manusia merasa semua di alam ini untuk kepentingannya semata. Manusia merasa berkuasa dan mengeksploitasi sumberdaya alam tanpa mempertimbangkan keberlanjutan dan kesimbangan alam. Kurangnya pembatasan-pembatasan pada aktivitasnya membuat manusia mengeruk sumberdaya alam tanpa memikirkan pemulihan sumberdaya tersebut.Â
Muaranya berdampak pada manusia juga. Kesulitan air bersih, timbulnya penyakit-penyakit baru, resistensi penyakit pada obat-obatan, makanan yang tercemar dan sebagainya. Cuaca tidak menentu, kemarau panjang, hujan tidak teratur dengan tingkat curah hujan yang tinggi, kenaikan air laut, badai, dan masih banyak lagi. Seperti bayangan Rachel Carson pada buku Silent Spring (1962) yang memberikan perspektif masa depan penuh kesunyian karena kematian akibat penyakit-penyakit baru dan hilangnya burung-burung yang sering berkicau.Â
Mengakui dan hidup dalam keberagaman
Menjaga keberagaman alam merupakan tanggungjawab semua makhluk terutama manusia. Kerusakan alam pasti terjadi dalam setiap pembangunan tapi sebagai bagian dari alam, manusia tidak dapat merasa lebih tinggi tapi merasa bagian dari alam. Alam pada titik tertentu tidak dapat memperbaiki dirinya sendiri, manusialah yang harus belajar mengendalikan kerusakan alam agar dapat pulih.Â
Alam telah menunjukan teladan yang baik dalam mengelola keberagaman. Setiap makhluk dapat memanfaatkan alam untuk kebutuhannya tapi juga wajib menjaga keberagaman alam tetap seimbang. Setiap makhluk memainkan perannya pada alam ini entah itu terlihat maupun tidak. Pengakuan inilah seharusnya memberikan perspektif baru dalam kehidupan sosial manusia. Seperti sebuah ekologi, bangsa ini akan tetap utuh bila semua pihak dapat mengakui perbedaan masing-masing. Hal ini akan mendorong hidup saling menopang untuk mencapai tujuan bangsa Indonesia yang sejahtera, adil dan makmur.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H