Mohon tunggu...
Bahsuan_Anin
Bahsuan_Anin Mohon Tunggu... Guru - Anin Lihi

Anin Lihi lahir di Amaholu Seram Bagian Barat. Adalah anak ke 7 dari 9 bersaudara. Hidup sederhana dan berusaha menyebar manfaat.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Manusia Terjelek di Mata Tuhan, Hewan Ternak Masih Lebih Baik

14 September 2020   21:22 Diperbarui: 14 September 2020   21:33 112
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Manusia, tahukah kalian bahwa manusia adalah ciptaan Tuhan paling baik (sempurna) diantara semua makhluk hidup di dunia ini. Pasti tahulah. Namun, bagaimana jika kedudukannya yang terbaik itu justru sebaliknya. Wah, tentu sangat menyedihkan dan terhinanya. 

Lantas dibagian manakah sehingga manusia itu dianggap terbaik dan bangga terhadapnya. Apakah pada raut wajahnya yang ganteng dan cantik?, apakah pada badannya yang gagah perkasa?, atau pada tenagannya yang kuat?. Kalau yang ini sih semua orang bisa saja punya, bahkan kita dapat memuji hewan dari sisi itu. Kita barangkali akan mengatakan gajah hewan yang kuat, harimau dan singa hewan yang perkasa. Jadi kalau dari sisi itu semuanya bukanlah hal yang patut dibanggakan. Toh manusia nantinya akan tua dan keriput. disaat  itu tak mungkin lagi ia berkata bahwa ia kuat, perkasa, gagah, ganteng dan cantik. 

Lantas dimanakah posisi terbaik yang diletakkan pada manusia. Apakah Pada matanya? bukan!. Pada telinganya?, bukan juga. Pada hatinya?, bukan juga!. Kalau mata, telinga, hati dan perasaan semua makhluk hidup punya. Karenanya, gangguan, hambatan, ancaman dapat dihindarinya. Sapi, kambing, ayam, anjing, dan babi akan menghindar jika ada sesuatu yang membahayakannya. Manusiapun juga begitu. 

Jadi dimana letak sesuatu yang harus dibanggakan sehingga kedudukan manusia sebagai makhluk terbaik melekat padanya. 

Jawabanya; ternyata ada pada penggunaan mata, telinga dan hati yang telah Tuhan berikan. Ingat penggunaannya. Bukan matany, telinganya, dan hatinya. Penggunaan. Lagi lagi penggunaan.

Semua orang memiliki fasilitas mata, telinga dan hati, tapi tidak semua orang mampu mengaplikasikan dan mengoperasikan semuanya pada kebenaran. Karena fasilitas ini sering manusia tidak menggunakannya pada aktifitas yang benar. Maka pada orang-orang seperti ini Tuhan melabelinya sebagai orang yang sesat dan terburuk. Tuhan berfirman:

"Dan sungguh, akan Kami isi Neraka Jahanam banyak dari kalangan jin dan manusia. Mereka memiliki hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka memiliki mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengarkan (ayat-ayat Allah). Mereka seperti hewan ternak, bahkan lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lengah."
(QS. Al-A'raf 7: Ayat 179) * Via Al-Qur'an Indonesia http://quran-id.com

Berdasarkan ayat inilah kita bisa memahami bahwa keistimewaan manusia terletak pada penggunaan akal (hati), mata dan telinga dalam memahami setiap tanda (ayat) yang Tuhan berikan.  Bukanlah majikan  yang mulia dan sempurna keadaannya, bukan pula budak atau pembantu, tapi yang mulia dan sempurna adalah yang cerdas menggunakan fasilitas indra dan akalnya. Atau dengan kata lain, "siapa yang paling bertaqwa". Pada taqwa inilah dua sifat, perangai dan aktifitas antara kebaikan dan kejelekan dapat dibedakan dengan jelas. 

Memang bukan hal yang mudah menempatkan fasilitas indra dan akal pada pikiran yang benar. Tapi hal itu bukanlah sesuatu yang sulit. Artinya semua orang punya potensi untuk bertaqwa dan benar. Pilihan dan kebebasan untuk memetik pilihan itu ada pada seseorang secara pribadi. Semua bergantung pada orangnya. Mau dibawa kemana pikiranya.

Dua potensi yang biasa dalam sebut taqwa dan fujur adalah ilham yang diturunkan oleh Tuhan dalam setiap diri Insan. Semua bergantung insan untuk memilih salah satu dari keduanya. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun