[caption id="attachment_257772" align="aligncenter" width="480" caption="Salah satu dari banyak spanduk penolakan BBM yang dipasang PKS / Sumber: www.shnews.co"][/caption] Sepanjang jalan ibukota begitu banyak spanduk penolakan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) terhadap kenaikan bahan bakar minyak (BBM) yang sementara masih dibahas pemerintah. Spanduk-spanduk ini bermunculan mungkin sebagai balasan terhadap banyaknya kader PKS yang terlibat dalam kasus korupsi impor daging sapi yang dimulai dari tertangkap mantan presiden PKS, Lutfi Hasan Ishak. Sebagai partai koalisi, PKS seharusnya mendukung langkah pemerintah untuk memperbaiki postur anggaran negara yang mulai defisit. Apalagi saat ini gejolak inflasi yang tinggi tidak dapat terelakkan. Harga sembako dan perumahan meningkat seiring wacana kenaikan yang masih belum ditetapkan pemerintah. Kasus korupsi yang menimpa PKS sangat mempengaruhi elektabilitas partai. Semakin banyak yang bersaksi tentang keterkaitan para petinggi PKS dengan kasus import tersebut membuat PKS perlu menggerakkan mesin partai agar tetap menarik di mata rakyat. PKS memanfaatkan isu kenaikan BBM sebagai bentuk batu loncatan, tetapi apa yang terjadi. Spanduk-spanduk itu bukannya memberi pengaruh positif PKS justru merusak pandangan masyarakat. Saat ini, dukungan masyarakat terhadap KPK sangat kuat. Kinerja KPK untuk memberantas korupsi cukup baik. Lompatan PKS dengan isu penolakan BBM ternyata tidak terlalu tinggi sehingga jelas isu ini hanya ajang politisasi PKS untuk membersihkan noda yang membandel.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H