Mohon tunggu...
Liharman Sipayung
Liharman Sipayung Mohon Tunggu... Relawan - Selamat menikmati coretan sederhana saya

PMKRI Cab. Pematangsiantar

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Sadtemberku

17 Desember 2021   13:16 Diperbarui: 17 Desember 2021   13:25 139
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

September adalah bulan yang kunantikan

Karena dalam bulan itu aku selalu mencari akal untuk memberi sesuatu yang berkesan

Iya, September adalah bulan kelahiranmu

Tidak aku saja, aku yakin kamu juga pasti menantikannya dengan sejuta harapan

Lima kali sudah aku lewati bulan September setelah mengenalmu diakhir september

Tetapi itu sebelum Septemberku berubah menjadi Sadtemberku

Iya, di akhir bulan itu juga aku kehilanganmu

Sadtemberku... kesedihanku dibulan September

Kuakui, semua terasa berat

Aku mau marah pun, tapi marah pada siapa?

Marah kepada keadaan yang telah berlaku sangat jahat pada ku?

Rasanya sia-sia...

Andai mitos bintang jatuh itu benar

Akan kusampaikan harapanku

Iya, aku akan meminta mu untuk kembali

Karena kehilanganmu sangat memberikan kesedihan yang mendalam bagiku

Dan luka akan semakin perih ketika hanya kenangan yang mampu ku ingat

Tanpa bisa mengulang kembali

Teruntuk kamu yang telah pergi

Teruntuk kamu yang sedang berbahagia meskipun di alam yang berbeda

Ijinkan aku memeluk kenanganmu dalam kesunyian malam dengan rindu yang teramat dalam

Teruntuk kamu yang pernah hadir di hidupku

Dan yang mewarnai hidupku dengan sesuka hatimu

Baik-baik disana ya, aku yakin kamu bahagia

Meski luka yang kau tinggalkan tidak ada obatnya

Meski ihklas yang hanya terucap lidah semata

Dan hati yang masih menjerit menginginkanmu

Mungkin, aku bukan pelindung yang baik sehingga Tuhan mengambilmu

Perpisahan memang harus di ihklaskan

Walau harus ada janji yang dilupakan

Walau harus ada yang pergi tanpa kepulangan

Akan kucoba berdamai pada diri sendiri

Akan kucoba berdamai pada masa lalu

Dan menerima kenyataan

Hingga di suatu titik nanti aku mampu melihat kehilangan yang ku rasakan dengan senyuman

Senyum karena telah menjadi bagian dalam proses pendewasaan diri

Pematangsiantar, 17 Desember 2021

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun