September adalah bulan yang kunantikan
Karena dalam bulan itu aku selalu mencari akal untuk memberi sesuatu yang berkesan
Iya, September adalah bulan kelahiranmu
Tidak aku saja, aku yakin kamu juga pasti menantikannya dengan sejuta harapan
Lima kali sudah aku lewati bulan September setelah mengenalmu diakhir september
Tetapi itu sebelum Septemberku berubah menjadi Sadtemberku
Iya, di akhir bulan itu juga aku kehilanganmu
Sadtemberku... kesedihanku dibulan September
Kuakui, semua terasa berat
Aku mau marah pun, tapi marah pada siapa?
Marah kepada keadaan yang telah berlaku sangat jahat pada ku?
Rasanya sia-sia...
Andai mitos bintang jatuh itu benar
Akan kusampaikan harapanku
Iya, aku akan meminta mu untuk kembali
Karena kehilanganmu sangat memberikan kesedihan yang mendalam bagiku
Dan luka akan semakin perih ketika hanya kenangan yang mampu ku ingat
Tanpa bisa mengulang kembali
Teruntuk kamu yang telah pergi
Teruntuk kamu yang sedang berbahagia meskipun di alam yang berbeda
Ijinkan aku memeluk kenanganmu dalam kesunyian malam dengan rindu yang teramat dalam
Teruntuk kamu yang pernah hadir di hidupku
Dan yang mewarnai hidupku dengan sesuka hatimu
Baik-baik disana ya, aku yakin kamu bahagia
Meski luka yang kau tinggalkan tidak ada obatnya
Meski ihklas yang hanya terucap lidah semata
Dan hati yang masih menjerit menginginkanmu
Mungkin, aku bukan pelindung yang baik sehingga Tuhan mengambilmu
Perpisahan memang harus di ihklaskan
Walau harus ada janji yang dilupakan
Walau harus ada yang pergi tanpa kepulangan
Akan kucoba berdamai pada diri sendiri
Akan kucoba berdamai pada masa lalu
Dan menerima kenyataan
Hingga di suatu titik nanti aku mampu melihat kehilangan yang ku rasakan dengan senyuman
Senyum karena telah menjadi bagian dalam proses pendewasaan diri
Pematangsiantar, 17 Desember 2021
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H