Mohon tunggu...
LIHABI
LIHABI Mohon Tunggu... Tenaga Kesehatan - Penulis Kesehatan

hidup adalah menulis

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Pengalaman Operasi Batu Ginjal dengan Ureteroskopi (USG)

26 November 2021   09:26 Diperbarui: 26 November 2021   09:53 4110
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Setelah batu selesai dikeluarkan, dokter akan memeriksa seluruh saluran kemih untuk memastikan tidak ada sisa batu yang terlewat. Dokter juga mungkin akan memasang stent (biasa disebut selang DJ stent) atau selang kecil untuk sementara waktu dengan tujuan memastikan pembengkakan yang terjadi tidak akan menghalangi pengeluaran urine.

Gejala dari ureteroskopi dapat terjadi selama prosedur dilakukan (intraoperatif) maupun pasca prosedur (post-operatif). Beberapa diantaranya setelah intraoperative perdarahan, luka pada ginjal, saluran kencing yang robek. Dan adapun efek samping setelah operasi (pasca prosedur) yaitu demam, kencing berdarah, nyeri, mual dan muntah, kerusakan permukaan ureter.

Pengalaman Operasi Batu Ginjal

Ini adalah cerita pengalaman dari penulis sendiri. Seorang pria berusia 25 tahun, yang sehari-harinya bekerja sebagai laboran fakultas ilmu kesehatan Universitas Muhammadiyah Surabaya. Cerita pengalaman operasi batu ginjal yang dilakukan 1 bulan yang lalu, tepatnya pada tanggal 9 Oktober 2021 di RSUD Dr.H.Slamet Martodirdjo Pamekasan.

Pada awalnya yang di rasakan adalah buang air kecil tidak lancar, sakit pada bagian penggung bawah sebelah kiri. Hal itu sering kali terjadi. Karena dirasa hal yang biasa, penulis mengatasi dengan mengkonsumsi air putih yang banyak.

Seminggu kemudian, gejala ini tambah parah, dan lama kelamaan rasa nyeri ketika buang air kecil mulai dirasakan, hingga suatu ketika urine keruh bercampur darah dan terasa tertahan di saluran uretra. Karena hal tersebut, penulis segera ke klinik terdekat.

Setelah dilakukan pemeriksaan, dokter hanya memberikan resep obat dan menganjurkan banyak-banyak minum air putih.

Batu ginjal terbentuk dari gumpalan mineral yang keras ketika kantung kemih terisi cairan urine. Jika ukurannya kecil tentu bisa keluar sendiri melalui urine, tetapi jika ukurannya sudah mulai membesar akan membuat penderitanya kesulitan untuk buang air kecil karena saluran uretra tersumbat yang bisa mengakibatkan peradangan dan pendarahan.

Hingga obat yang diberikan dokter tersebut habis, gejala ini masih belum sembuh juga apalagi ditambah seringkali demam, sehingga disarankan untuk segera ke dokter spesialis penyakit dalam kala itu di RSU Haji Surabaya. Pemeriksaan pun dilakukan, dan kesimpulan awal dokter adalah batu ginjal, tetapi untuk memastikannya, dokter pun memberikan rujukan untuk melakukan rontgen di rumah sakit, dan menyuruhnya kembali lagi setelah hasil rontgen keluar.

Namun di karenakan saat itu juma'at sore, di sarankan untuk kembali lagi di hari Senin untuk rontgen. Namun orang tua meminta untuk di lakukan pemeriksaan di Pamekasan saja,

Menuruti anjuran dokter, penulis ke RSUD untuk melakukan pemeriksaan USG. Ketika gilirannya, USG pun dilakukan dan hasil foto USG dibawa kembali ke dokter spesialis Urologi, dokter mengatakan bahwa batu ginjal sudah berukuran 1,8cm, tidak bisa dengan obat-obatan, harus dilakukan operasi untuk mengeluarkan batu tersebut. Dokter pun memberikan surat rujukan untuk menuju ke IGD karena BPJS pada saat itu di luar kota.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun