Perayaan tahun baru merupakan sesuatu yang sangat ditunggu-tunggu oleh sebagian besar orang. Saat ini kita sudah berada hampir di penghujung tahun 2022 dan akan memasuki tahun baru 2023. Menurut beberapa orang, perayaan tahun baru merupakan bentuk mereka untuk menyambut tahun yang baru dengan harapan dan resolusi baru yang lebih baik di tahun yang baru. Hampir disemua daerah bahkan negara, perayaan tahun baru dilakukan dengan sangat meriah. Orang-orang pun tidak ingin melewatkan perayaan tahun baru ini. Bahkan, tidak sedikit dari mereka yang sengaja tidak tidur untuk menunggu puncak tahun baru yaitu pada tanggal 1 Januari tepat pada pukul 00.00.
Dilansir dari kompas.com, Pemprov DKI Jakarta, akan menggelar perayaan tahun baru 2023 di Bundarah HI dan TMII. Tidak hanya di tempat-tempat tertentu saja, perayaan tahun baru juga memenuhi hingga sepanjang jalanan yang biasanya kita lewati. Situasi seperti ini tentu akan membuat perayaan tahun baru begitu ramai dan meriah. Akan tetapi disamping ramai dan meriahnya perayaan tahun baru hal tersebut tentu dapat menyebabkan kemacetan yang tak berujung.
Macet merupakan hal yang sudah tidak asing lagi bagi kita. Bahkan, di beberapa daerah seperti Jakarta, Bandung, dan sekitarnya macet sudah menjadi pemandangan sehari-hari. Namun, karena adanya perayaan tahun baru ini, daerah yang biasanya jarang terkena macet pun akan ikut terjadi kemacetan karena antusias orang-orang yang keluar rumah untuk merayakan tahun baru. Apalagi perayaan tahun baru tidak jauh dengan perayaan hari natal. Hal ini membuat jalanan semakin macet. Dilansir dari Tribun Jabar.id,daerah Lembang, Jawa Barat diprediksi akan terjadi kemacetan parah karena dipadati wisatawan selama libur Natal dan Tahun Baru. Aparat Kepolisian dari Polsek Lembang dan Cimahi pun sudah melakukan ancang-ancang untuk melakukan upaya pengamanan dan mengatur arus lalu lintas sebagai bentuk antisipasi kemacetan yang cukup parah. Selain itu, kendaraan-kendaraan yang berhenti atau parkir di pinngir jalan demi melihat pesta
kembang api juga membuat kondisi jalan raya semakin tidak kondusif. Oleh karena itu, biasanya beberapa jalan raya dibuat menjadi satu arah untuk meminimalisir kemacetan. Akan tetapi, tentu saja ada beberapa oknum yang masih mengabaikan aturan ini dan melanggarnya. Hal ini tentu dapat membahayakan keselamatan orang lain dan dirinya sendiri.
Merayakan Tahun Baru memanglah bukan suatu hal yang salah dan kemacetan pun sudah menjadi resiko. Namun, terkadang yang menjadi permasalahan adalah ketidaktertiban masyarakat sehingga menyebabkan maslah-masalah baru yang timbul seperti kecelakaan, kerusuhan, dan kegaduhan. Kemacetan memanglah bukan suatu hal yang bisa dihilangkan, tetapi dapat dikurangi. Hal seperti ini dapat diatasi apabila terjalin kerja sama yang bagus antara pengguna jalan dan aparat kepolisian. Penggunaan jalan satu arah merupakan solusi yang cukup efektif untuk mengurangi kemacetan. Dengan adanya peraturan jalan satu arah maka, kapasitas jalanan akan semakin luas untuk menampung kendaraan dengan jumlah lebih banyak dibanding jalan dua arah. Sehingga, kemacetan lalu lintas akan sedikit berkurang dan resiko kecelakaanpun menurun. Meskipun pengguna jalan dengan lawan arus harus melewati jalan yang lebih jauh dan memutar, namun keselamatan tetap lebih penting dibanding jarak dan bensin yang berkurang lebih banyak. Selain itu, penertiban jalanan juga harus dilakukan seperti membuat larangan parkir di pinggir jalan, karena hal tersebut dapat menghalangi pengguna jalan lainnya yang ingin lewat. Kemudian upaya lain untuk mengurangi kemacetan adalah dengan membuat jalur khusus kendaraan beroda empat dan kendaraan beroda dua. Menurut saya upaya-upaya diatas dapat mengurangi kemacetan selama perayaan tahun baru.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H