Mohon tunggu...
lifia vania
lifia vania Mohon Tunggu... Wiraswasta - mahasiswa universitas indonesia

mahasiswa ui

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Mengenal Biota Laut: BlobFish, Ikan Terjelek di Dunia!

30 Desember 2021   14:50 Diperbarui: 30 Desember 2021   16:28 547
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Blobfish yang memiliki nama ilmiah Psychrolutes marcidus merupakan ikan laut yang hidup di kedalaman 600-1200 meter di bawah air laut. Blobfish terdapat di laut lepas pantai Australia dan Tasmania. Blobfish bisa berwarna Abu-Abu, Putih, dan Pink. Beratnya bisa mencapai 9 kilogram dengan panjang 30.48 cm - 71.12 cm. Pada tahun 2013, blobfish dijuluki sebagai makhluk terjelek di dunia menurut survey yang dilakukan oleh Ugly Animal Preservation Society di Inggris. 

Klasifikasi Blobfish

Kingdom: Animalia

Filum: Chordata

Kelas: Actinopterygii

Order: Scorpaeniformes

Famili: Psychrolutidae

Genus: Psychrolutes

Perilaku 

Blobfish memiliki tubuh yang memiliki struktur seperti agar-agar ditandai dengan kepala yang besar dan semakin ke belakang semakin kecil dan juga memiliki ekor yang datar dan kecil. Tubuh agar-agar blobfish merupakan hasil evolusi supaya mampu bertahan hidup di lingkungan yang ekstrem. 

Blobfish harus mampu hidup di kedalaman dimana tekanan airnya hingga 80 kali lebih tinggi dibandingkan dengan permukaan air laut normal. Oleh karena itu, Blobfish tidak memiliki kantung renang sehingga mampu membuat mereka beradaptasi di kondisi laut yang bertekanan tinggi. Kantung renang berisi udara tersebut akan runtuh di habitat hidup blobfish. Struktur tubuh Blobfish juga sangat adaptif dimana mereka mampu untuk mengapung di kedalaman laut tanpa perlu mengeluarkan energi yang banyak. 

Makanan 

Sebagai predator laut dalam, blobfish memakan invertebrata lainnya, seperti kepiting, bulu babi, kerang, dan moluska. Blobfish akan terdiam di dasar laut dan akan menunggu hewan lain datang lalu blobfish akan menelan mereka. Blobfish tidak memiliki gigi sehingga mangsanya akan ditelan secara utuh.

Blobfish merupakan pemburu yang baik karena mereka mengutamakan efisiensi. Apabila blobfish mengejar mangsanya, maka blobfish akan kehabisan energi yang cukup berharga untuk mereka ditambah blobfish bukan merupakan perenang yang baik sehingga mereka lebih suka diam dan menunggu mangsanya. Blobfish berperilaku seperti hiu goblin, mereka merupakan spesies soliter yang hidup dalam kedalaman dan di suhu yang dingin untuk waktu yang lama supaya tidak mati karena kekurangan makanan. 

Habitat 

Blobfish tinggal di perairan dalam ataupun dekat dasar laut. Spesies Psychrolutes microporous hidup di perairan abyssal antara Australia dan Tasmania. Sedangkan Blobfish Australia hidup di Samudra Hindia bagian timur. Spesies lain Sculpin Blobfish hidup di kedalaman hingga 9.800 kaki tepatnya di Samudra Pasifik dan perairan lepas Jepang. Suhu habitat blobfish sekitar 2,76 Celsius hingga 9 Celsius, airnya sangat dingin dan hampir membeku. 

Reproduksi 

Reproduksi blobfish pertama kali diketahui pada tahun 2000 tepatnya di pantai California yang menghasilkan 100.000 telur. Sarang telur ini diketahui terletak di laut dalam dan daerahnya cukup berbatu. Telur-telur tersebut dijaga oleh blobfish dewasa. Memproduksi telur dalam jumlah besar cukup rentan karena ditakutkan telur-telur tersebut dimangsa oleh predator lain. Alih-alih, ini juga bisa menjadi strategi blobfish dalam menghemat pengeluaran energi mereka.Umur Blobfish tidak diketahui namun peneliti memprediksi blobfish bisa hidup lebih dari 100 tahun karena pertumbuhannya yang lambat dan kurangnya pemangsa. Peneliti memperkirakan bahwa hanya ada 420 blobfish di dunia.

Ancaman

Blobfish sering ditangkap oleh manusia melalui tindakan pukat harimau. Sering kali, blobfish tidak sengaja terjerat. Walaupun begitu, nelayan sering kali mengembalikannya ke laut namun mereka sudah mati sebelum kembali ke laut. 

Referensi

  1. “Astonishing Sea Otter Facts,” ThoughtCo. https://www.thoughtco.com/facts-about-sea-otters-2292013 (accessed Dec. 29, 2021).
  2. Bush, E. (2016). [Review of the book Pink Is for Blobfish: Discovering the World’s Perfectly Pink Animals, by Jess Keating]. Bulletin of the Center for Children's Books 69(7), 359. doi:10.1353/bcc.2016.0203.
  3. L. Jakub, “Who Swims with the Blobfish?: Anthropomorphic Bias in Conservation,” The Morningside Review, vol. 11, May 2015, Accessed: Dec. 30, 2021. [Online]. Available: https://journals.library.columbia.edu/index.php/TMR/article/view/5419
  4. Natalie Sopinka (2015) Fishes on the Move as Oceans Heat Up, Fisheries, 40:1, 32-35, DOI: 10.1080/03632415.2014.989356 
  5. “Scary Animals: The 10 Creepiest Animals in the World - AZ Animals.” https://a-z-animals.com/blog/scary-animals-the-10-creepiest-animals-in-the-world/ (accessed Dec. 30, 2021)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun