Mohon tunggu...
Faustina Rosalia
Faustina Rosalia Mohon Tunggu... Lainnya - Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Ungraduated Media Digital Communication Student

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Digitalisasi sebagai Tonggak Perkembangan Jurnalisme Indonesia

4 Oktober 2021   05:07 Diperbarui: 4 Oktober 2021   05:12 171
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
americanslisten.com via pinterest

Teknologi dalam perkembangan arus produksi, konsumsi dan distribusi informasi memegang peranan penting. Urgensi peranan teknologi dalam proses massifikasi informasi terjadi ketika hasil teknologi membantu mengubah pola komunikasi yang dibatasi oleh ruang dan waktu menjadi pola komunikasi informasi tanpa batas. 

Media massa konvensional (tv, radio dan cetak) dituntut untuk melakukan intergrasi dengan media baru agar mampu memenuhi harapan baru bagi pelanggan setianya, baik pembaca online maupun cetak. Perkembangan media baru sebenarnya merujuk kepada sebuah perubahan dalam proses produksi media, distribusi dan penggunaan. 

Dalam konsep digitality semua proses media digital diubah (disimpan) ke dalam bilangan, sehingga keluarannya (output) dalam bentuk sumber online, digital disk, atau memory drives yang akan diubah dan diterima dalam layar monitor atau dalam bentuk 'hard copy'. 

Konsep Interactivity merujuk kepada adanya kesempatan dimana teks dalam media baru mampu memberikan users untuk 'write back into the text'. Sedangkan konsep dispersal media baru lebih kepada proses produksi dan distribusi media menjadi decentralised dan mengandalkan keaktifan individu (highly individuated). 

creativemarket.com via pinterest
creativemarket.com via pinterest

Peran New Media dalam Perkembangan Jurnalisme di Indonesia

Batasan new media sering disamakan dengan digital media, yang semestinya new media lebih pada konteks dan konsep budaya kontemporer dari parktik media daripada seperangkat teknologi itu sendiri. 

Pada 13 Agustus 2008 Indonesia telah menapak ke pintu teknologi penyiaran televisi digital. Peristiwa itu berupa soft launching siaran TV digital 2 oleh TVRI. 

Teknologi TV digital dipilih karena punya banyak kelebihan dibandingkan dengan analog. Teknologi ini punya ketahanan terhadap efek interferensi, derau dan fading, serta kemudahannya untuk dilakukan proses perbaikan (recovery) terhadap sinyal yang rusak akibat proses pengiriman/transmisi sinyal. 

Kemudian, TV digital menyajikan gambar dan suara yang jauh lebih stabil dan resolusi lebih tajam ketimbang analog serta ketahanan terhadap perubahan lingkungan yang terjadi karena pergerakan pesawat penerima (untuk penerimaan mobile), misalnya di kendaraan yang bergerak, sehingga tidak terjadi gambar bergoyang atau berubah-ubah kualitasnya seperti pada TV analog saat ini (Dharmanto, 2008). 

Langkah ini jelas akan menjadi lokomotif bagi perubahan yang cukup radikal di bidang penyiaran televisi nasional serta menjadi era baru bagi dunia industri televisi nasional, menggantikan era penyiaran televisi analog yang dimulai pada 17 Agustus 1962 berupa siaran percobaan TVRI dalam acara HUT Proklamasi Kemerdekaan XVII Indonesia dari halaman Istana Merdeka Jakarta. 

Pada 24 Agustus 1962, TVRI mengudara pertama kalinya dengan acara siaran langsung upacara pembukaan Asian Games IV dari Stadion Utama Gelora Bung Karno. Pemerintah Indonesia telah memutuskan bahwa implementasi sistem TV digital menggunakan sistem Digital Video Broadcasting-Terrestrial (DVB-T) sebagai standar nasional Indonesia. 

Sementara industri radio, karena teknologi FM radio dianggap sudah cukup memiliki kualitas dan efisiensi yang baik. Teknologi radio FM tetap akan bertahan sampai belasan tahun ke depan. Sehingga penggunaan teknologi DAB (Digital Audio Broadcasting) yang dikembangkan lebih merupakan penyeimbang teknologi DVB-T sebagaimana sudah diimplementasikan di lebih dari 40 negara, khususnya negara-negara Eropa. 

Teknologi DAB bila dikembangkan menggunakan teknologi Digital Multimedia Broadcasting (DMB), yaitu dengan menambahkan DMB multimedia prosesor, akan mampu menyiarkan konten gambar bergerak sebagaimana siaran TV. 

Hal ini telah menstimulasi para pelaku industri radio untuk mengembangkan bisnisnya dengan menambah konten berupa gambar bergerak, seperti informasi cuaca, peta jalan, video clip, dan film, sebagaimana yang terjadi di industri televisi. 

500px.com via Pinterest
500px.com via Pinterest

Kondisi Masyarakat pada saat Pengembangan Jurnalisme di Indonesia

Dengan melihat kondisi masyarakat yang semakin maju, pintar, kritis, dan bebas menentukan sumber-sumber informasinya, terutama di kota-kota besar, maka proses metamorfosis media konvensional ke media digital memberikan andil yang cukup besar bagi proses eksistensi media. 

Di Indonesia, ketika muncul televisi swasta, media cetak gelisah soal tersedotnya porsi pembagian iklan, orang pers juga meratapi soal penurunan tiras, dan miskinnya minat baca. Akan tetapi, ketika muncul Internet di Indonesia (tahun 1995 dan booming dot com tahun 1998-2000), reaksinya berbeda-beda. 

Ada surat kabar yang justru melakukan sinergi, sehingga menjadi kekuatan, yakni dengan cara membuka surat kabar edisi cetak online dan edisi realtime news. Fenomena ini berkembang di Indonesia sejak era reformasi 1998 sampai sekarang seiring dengan kemajuan teknologi komunikasi. 

Sejarah mencatat bahwa surat kabar online pertama yang menghadirkan berita digital adalah Chicago Tribune dalam tahun 1992. Jumlah pengakses internet di Indonesia dari tahun ke tahun sejak 1998 selalu mengalami peningkatan. 

Internet mampu memberikan layanan kecepatan informasi setiap saat, detail dan bebas biaya. Sehingga tidaklah mengherankan apabila terjadi kenaikan jumlah pengakses internet setiap tahunnya di Indonesia. 

howtowritebetter.net via pinterest
howtowritebetter.net via pinterest

Kebebasan Jurnalistik setelah Peniadaan SIUPP

Dengan adanya peniadaan Surat Izin Usaha Penerbitan Pers (SIUPP), ketika era Presiden BJ. Habibie dan Menteri Penerangan Yunus Yosfiah (1999) yang berakibat kebebasan pers (kemudahan mendirikan media) tidak terkecuali sampai pers online atau menyinergikan dengan online. 

Fenomena internet dot com dengan ecommerce dan web 2.04 memberikan andil pada perkembangan sejarah media di Indonesia, sampai memasuki era media-media alternatif digital seperti blog, friendsters, facebook, iPod, iPhone 3G, dan sebagainya. 

Surat kabar generasi modern industrial bersaing dengan televisi tentang seberapa cepat menyajikan kejutan berita yang disebut scoop. Surat kabar generasi post-modern harus bersaing bukan sekadar dengan televisi, tetapi televisi yang sudah mengalami "transformasi" oleh seluruh teknologi digital yang memungkinkan multimedia, dengan internet sebagai pusatnya, di mana setiap orang bisa serentak mendengar, melihat, membaca sesuatu yang berasal dari aneka sumber pada saat yang hampir bersamaan. Secara tidak sadar para pembaca modern surat kabar cetak mengalihkan kebiasaan quick browsing internet ke dalam cara membaca surat kabar. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun