Mohon tunggu...
Faustina Rosalia
Faustina Rosalia Mohon Tunggu... Lainnya - Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Ungraduated Media Digital Communication Student

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Saling Memahami dengan Mempelajari Komunikasi Antar Budaya

13 September 2020   12:34 Diperbarui: 13 September 2020   15:40 685
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://greatnesia.id/contoh-keragaman-budaya-indonesia/

Budaya merupakan segala sesuatu yang dihasilkan oleh akal budi (pikiran) manusia, Setiap manusia hidup dalam suatu lingkungan sosial budaya tertentu dan budaya itu senantiasa memberlakukan adanya nilai-nilai sosial budaya yang dianut oleh warga masyarakat. Kekuatan nilai-nilai maupun segala sumberdaya sosial budaya membentuk dan mempengaruhi tingkah laku individu dalam melakukan interaksi. (Lagu, 2016)

Komunikasi antarbudaya yaitu proses komunikasi yang melibatkan orang-orang yang berasal dari latar belakang sosial budaya yang berbeda. Dalam keadaan ini komunikator dan komunikan sering dihadapkan pada kesalahan penafsiran pesan, karena masing-masing individu memiliki budaya berbeda, karenanya ikut menentukan tujuan hidup yang berbeda, juga menentukan cara berkomunikasi kita yang sangat dipengaruhi oleh bahasa, aturan dan norma yang ada pada masing-masing budaya. (Lagu, 2016)

Menurut Suranto (2010) Tujuan Komunikasi Antarbudaya Adapun tujuan komunikasi antarbudaya adalah:

a) Memahami bagaimana perbedaan latar belakang sosial budaya mempengaruhi praktik komunikasi.

b) Mengidentifikasi kesulitan-kesulitan yang muncul dalam komunikasi antar budaya

c) Meningkatkan keterampilan verbal dan nonverbal dalam berkomunikasi

d) Menjadikan kita mampu berkomunikasi efektif.

Adapun dalam Samovar (2017) Menjelaskan tentang mengapa kita mempelajari komunikasi antar budaya, yang terbagi dalam beberapa bagian sebagai berikut :

  • Keunikan individu, perilaku kita dibentuk oleh banyak sumber, budaya hanyalah satu dari sekian banyak sumber pendukung. Setiap individu tidak dapat disamakan, sebab setiap individu memiliki perbedannya sendiri, perbedaan tersebut juga dipengaruhi oleh kebudayaan yang mereka terima sejak kecil, hal itulah yang menjadikan mereka unik.
  • Generalisasi, saat kita menggeneralisasi, kita mengizinkan beberapa contoh untuk mewakili seluruh kelas peristiwa, orang, atau pengalaman. Generalisasi merupakan sebuah proses pengambilan kesimpulan dari apa yang kita lihat, dalam hal ini kita melihat sebuah perbedaan antar budaya yang satu dengan yang lain bukan hanya dari tampilannya saja tetapi dari dalam budaya itu sendiri.
  • Objektivitas, salah satu konsep yang lebih mudah untuk dibicarakan daripada diperoleh. Yaitu suatu konsep yang dibentuk ketika kita melihat sebuah keanekaragaman budaya sebagai suatu proses dinamika yang terus berjalan dan secara perlahan terus berputar dan berkembang di dalam kebudayaan itu.

Dengan mempelajari komunkasi antar budaya, maka kita dapat lebih memahami serta mengenal banyak kebudayaan yang ada disekitar kita. Dan juga menghindari kesalahpahaman yang terjadi dalam proses pengenalan kebudayaan yang berbeda.

pic-5f5dada7097f363fc8018382.jpg
pic-5f5dada7097f363fc8018382.jpg

Foto Karya : Faustina Rosalia

Sebagai contoh, Ezra yang merupakan keturunan Jogja, namun lahir dan besar di Papua, tepatnya kota Merauke. Ketika kembali ke Jogja untuk melanjutkan studi, dirinya merasa asing dengan kebudayaan Jogja, sebab sejak kecil dirinya lebih terbiasa dengan kebudayaan Suku Malind Anim, yang merupakan suku asli di kota Merauke. Hal ini menunjukan bahwa setiap individu itu unik, dikarenakan kepribadiannya akan terbentuk seiring dengan pertumbuhannya yang mana lingkungan sekitar akan mempengaruhi hal tersebut. Lalu, teman-temannya saat kuliah mempertanyakan mengapa warna kulit dan rambut Ezra tidak seperti orang papua pada umumnya, pada kejadian ini tampak bahwa adanya sebuah penggeneralisasian atau Stereotype tentang ciri-ciri orang yang berasal dari Papua. Padahal hal tersebut tidak selamanya benar, sebab suku dan budaya yang terdapat di tanah Papua sangat beragam, sehingga tidak bisa adanya sebuah pengelompokkan berdasarkan ciri fisik.

Contoh lainnya, dalam budaya berbicara, kebiasaan yang ada di Papua, berbicara dengan nada keras dan kasar adalah hal biasa, yang lumrah dalam masyarakatnya. Namun, ketika hal tersebut dilakukan di Yogyakarta, maka orang-orang akan berpikir bahwa orang yang sedang berbicara itu sedang marah. Hal ini menunjukkan bahwa kebiasaan dalam kehidupan sehari-hari akan dipengaruuhi oleh lingkungan dan kebudayaan tempat ia bertumbuh.

Adapun sebuah kebudayaan unik yang terdapat dari tanah Papua, yaitu tradisi bakar batu yang merupakan salah satu tradisi penting di Papua. Tradisi ini berupa ritual memasak bersama-sama warga satu kampung dengan tujuan untuk bersyukur, bersilaturahim kelahiran, perkawinan adat, penobatan kepala suku, atau untuk mengumpulkan prajurit untuk berperang.

Dari contoh tersebut, sekali lagi dapat ditekankan bahwa mepelajari komunikasi antar budaya itu perlu, dikarenakan perlu adanya saling pengertian dan pemahaman antar kebudayaan yang ada. Sebab, kebudayaan yang ada di Indonesia sangatlah banyak. Maka kita perlu saling memahami agar tidak terjadi sebuah kesalahpahaman yang berakibat fatal.

DAFTAR PUSTAKA

Lagu, M. (2016).  Komunikasi Antarbudaya Di Kalangan Mahasiswa Etnik Papua Dan Etnik Manado Di Universitas Sam Ratulangi Manado. e-journal “Acta Diurna” Volume V. No.3. Tahun 2016.

Samovar, Larry A, Richard E. Porter, Edwin R. McDaniel, (2017). Communication Between Cultures. Boston: Cengage Learning US. Diakses pada tanggal 12 September 2020, dari Wiley Digital Source.

Suranto. 2010. Komunikasi sosial budaya. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Link Foto

https://greatnesia.id/contoh-keragaman-budaya-indonesia/ 

#kabuajy03

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun