Mohon tunggu...
Anifa
Anifa Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis Ide

Saya suka menulis untuk menumpahkan isi pikiran dan hati.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Solusi untuk Polusi Jakarta dari Seorang Rakyat Biasa

29 Agustus 2023   08:46 Diperbarui: 29 Agustus 2023   08:53 155
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jika Anda berjalan ke kawasan agak pinggiran seperti Buncit, Anda harus siap menemui kenyataan bahwa Jakarta itu memang pilih-pilih kalau memberikan fasilitas umum. Kawasan dengan konsentrasi bisnis internasional dan pariwisata mendapatkan perlakukan sangat baik. Sementara kawasan biasa, masih di anak tirikan. Mana mungkin kita bisa meminta penduduk untuk berjalan kaki jika tidak ada jalan untuk pejalan kaki. Hmmm...bener juga ya? Tapi setidaknya, kalau memang bisa jalan kaki, ya mohon diusahakan jalan kaki.   

Untuk penyebab polusi dari badai El-Nino, saya kira kita semua tahu bahwa ini jauh dari campur tangan manusia. Yang bisa kita lakukan hanya berdoa dan mengharap supaya badai ini berlalu. 

Sementara kebakaran hutan (karhutla) di Kalimantan yang menyumbang polusi udara di Jakarta saya kita tak terlalu signifikan bagi kondisi udara Jakarta jika penyebab utama seperti asap PLTU dan kendaraan bisa diminimalisi atau syukur-syukur dihilangkan. 

Asap dari Kalimantan pastinya tidak hanya bertiup ke Jakarta, tapi juga ke kawasan di pulau Jawa lainnya. Jika wilayah pulau Jawa lainnya tidak terkena dampak, maka kondisi udara Jakarta memang sudah punya permasalahannya sendiri. Meski begitu, bukan berarti saya tidak mengindahkan poin ini. Sekali lagi, pemerintah diminta dengan sepenuh hati mencari solusi dari kebakaran hutan. Hanya saja, karena hal semacam ini sudah berulang kali terjadi, sepertinya kita memang cukup "bebal" untuk memperbaiki diri. 

Kesimpulannya, sebagai individu kita perlu bergerak juga untuk ikut andil mengurangi polusi udara ini. Yang bisa memberikan solusi berdampak masif memang pemerintah. Namun, jika si pemerintah tampak tenang saja mendapati kekeruhan udara Jakarta dan kita tidak sempat untuk menyalurkan aspirasi kita lewat demo atau gerakan-gerakan menekan pemerintah lainnya karena pekerjaan kita, maka mari kita bersama-sama tidak memperparah keadaan ini dengan menerapkan sikap cinta bumi dan cinta Jakarta.

Bukankah cinta akan membuat kita rela melakukan apa saja untuk pihak yang kita cintai? jika kita cinta Jakarta, maka kita pasti akan rela melakukan yang terbaik untuk kota kita ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun