Mohon tunggu...
lieztya09
lieztya09 Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Dokter Keluarga

2 November 2016   16:34 Diperbarui: 2 November 2016   16:41 75
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Syukur  padaMu Ya Allah atas berbagai kemudahan yang Engkau berikan.

------------------

Butiran embun pagi pelan-pelan terkikis sinar sang surya. Rumput-rumput dan dedaunan terlihat begitu segarnya.

Sahabatku Adiba sudah lulus S1 Manajemen, mengembangkan usaha pakaian dan jilbab yang sudah dirintis sejak sekolah.  Selain mengambil dagangan dari luar, Adiba juga mendesain sendiri. Pemasaran lebih banyak melalui media online.

“Adiba si pengusaha pakaian dan jilbab. Semangat sahabat!!”semangati Adiba.

“Aisyah, semangat ya melanjutkan pendidikan profesi dokter.”semangat dari Adiba.

Pendidikan profesi dokter adalah kelanjutan dari pendidikan dokter. Menjalani pendidikan profesi dokter memang sedikit melelahkan.hehehe... Stase pertama bagian major di obgyn/kandungan memberikan kesan tersendiri. Saat jaga pertama kali melihat proses melahirkan seketika itu ingat dengan ibu di rumah, ingat perjuangan beliau. Setiap melihat dan membantu proses persalinan semakin terenyuh ingat ibu. Namun seiring dengan berjalannya proses dan makin terbiasa berkecimpung di dunia medis sempat merasa hilang rasa.

Setiap hari bertemu banyak orang sakit berat dan melihat kematian. Hingga akhirnya diingatkan kembali saat stase forensik. Tersadar kembali kalau hidup mati tidak ada yang bisa menebak. Banyaknya kasus meninggal seketika akibat kecelakaan lalu lintas kembali mengingatkan. Kita tidak bisa menghindari ajal, ketika berangkat aktivitas seperti biasa namun ternyata takdirNya berkata lain.

Selama pendidikan profesi alhamdulillah selalu diingatkanNya saat diri mulai tidak fokus. Dan semuanya berjalan lancar dengan banyak sekali kemudahan serta dapat diselesaikan tepat waktu.

"Saat sumpah dokter, air mataku menetes tak terbendung. Bapak ku tersayang tidak ikut menyaksikan karena telah tiada.." rasa haru dan rasa bangga menyelimuti karena bisa menyelesaikan profesi dokter.

--------------------------

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun