H. Heri Amalindo, bupati Penukal Abab Lematang Ilir (PALI), Pendopo, Sumatra Selatan membuka kegiatan sosialisasi pelayanan visi dan misi RSUD dan seminar yang disampaikan oleh motivator dan konsultan, Dra. Tika Bisono, M.PSI.T.,Psikolog, Minggu (16/12/18). Kehadiran narasumber ini dapat terwujud berkat kerjasama dengan Komunitas Wong Pendopo (KWP).
Turut hadir pula, dr. H. Aminuddin Mucthar SpOg, MMKes(K) dan Jusfic sebagai Ketua Umum dan Penasihat Komunitas Wong Pendopo (KWP), Camat Talang Ubi, Penggerak PKK, serta tamu undangan lainnya. Tarian "Cuci Tangan" persembahan dari karyawati RSUD, menyambut undangan yang datang.
Bertempat di Gedung Pesos Komplek Pertamina Pendopo, kegiatan sosialisasi pelayanan visi dan misi RSUD, disampaikan oleh dr Tri Fitrianti, direktur RSUD Talang Ubi. Rumah Sakit saat ini masih terus meningkatkan pelayanan.Â
Terbukti dengan lulus akreditasi dengan status bintang dua tingkat dasar. Keberhasilan yang telah didapat tidak membuat puas tapi terus berbenah untuk bisa  menjadi bintang lima.
Dokter Fitri mengungkapkan, usaha yang telah dilakukan untuk meningkatkan, antara lain pelatihan-pelatihan terhadap para medis dan tenaga medis baik internal maupun eksternal, workshop, seminar dan studi banding. Salah satu realisasi dengan menghadirkan Psikolog terkenal Tika Bisono.
Pada kesempatan ini, menurut bupati, dengan motto yang diusung RSUD "Melayani Dengan Hati", harus mampu mengutamakan kepentingan umum. Siap melayani pada hari libur sekali pun. Pembangunan daerah ini diperlukan kerjasama dari berbagai pihak.
Kehadiran RSUD ini sangat diperlukan masyarakat Pali karena masih banyak warga yang berobat ke luar Pali. Masih menurut Bupati, ini terjadi salah satu kemungkinannya akibat dari pelayanan yang belum memuaskan. Jadi, perlu evaluasi kekurangan yang harus terus diperbaiki.
Masalah Demam Berdarah Dengue (DBD), disinggung pula oleh bupati. Akhir-akhir ini banyak warga Pali yang terjangkit penyakit tersebut.
Beliau berpesan, segera lakukan edukasi, jangan sampai penyakit sudah terjangkit di daerah ini, baru sibuk mensosialisasikannya.
Pada akhir pidatonya, beliau berharap kerjasama dengan Komunitas Wong Pendopo (KWP) tetap terus terjalin. KWP dapat memfasilitasi kehadiran Tika Bisono dalam seminar di Pali dua kali dalam setahun. Pada kesempatan ini secara simbolis,  Tika menyerahkan CD lagu anak-anak kepada  H. Heri Amalindo. Tika berharap agar anak Indonesia tidak lagi menyanyikan lagu bang Thoyib. Semua peserta seminar akan mendapatkan CD tersebut.
Untuk bisa melakukan pelayanan harus memiliki EQ yang tinggi.
Model EQ Bar-On (howard EBook&Steveb.J.Stein), yaitu
1. Intra pribadi
2. Antar pribadi
3. Pengendalian Sress
4. Penyesuaian dri
Peserta yang bertanya tentang perbedaan RSUD dengan rumah sakit swasta dijawab dengan gamblang oleh mba Tika. Pelayanan kepada pasien perlu ditingkatkan, misalnya dengan training, seminar, pelatihan, pemberian kartu ucapan ulang tahun dari pimpinan, Gathering, ada SOP yang harus disosialisasikan.
Pertanyaan peserta lain yang meminta tips, bagaimana cara menimbulkan rasa peduli tanpa mendengar omongan orang lain karena jika ada yang melakukan hal itu dianggap cari muka, jadi seperti dibuly. Menurut mba Tika, perilaku menolong memang wajib, bukan hanya untuk karyawan rumah sakit ini. Untuk menjadi baik tidak perlu takut terhadap omongan orang.
Seminar ditutup dengan penyerahan kenang-kenangan dari pihak RSUD kepada mba Tika, foto bersama dan ramah tamah. Semoga harapan Bupati Pali untuk dapat menghadikan Tika Bisono dua kali dalam setahun di Pali, dapat terwujud.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H