Mohon tunggu...
Alzena Alzena
Alzena Alzena Mohon Tunggu... Ahli Gizi - pejalan

Simphony Rimbaku

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Keindahan "Pantai Ora" yang Buat Penasaran

6 Juli 2019   20:11 Diperbarui: 6 Juli 2019   20:14 62
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sepulang dari pendakian "Binaiya Dalam Rangka Promosi" yang memakan waktu sampai 8 hari perjalanan, kondisi jadi  sedikit berantakan karena kulit yang memerah akibat bermain dibawah teriknya matahari selama di puncak dan diperjalanan, bibirpun seperti sariawan karena dehidrasi, namun ini tak jadi masalah, saya dan mbak santi yang sudah lama mengidamkan pantai Ora sangat senang saat pak bos bilang besok kita (tim) ke Pantai Ora. 

Badan dan kaki ini langsung hilang rasa pegalnya, wajah yang memerah, bibir yang pecah-pecah sudah tak kupedulikan lagi, yang jelas besok kita ke pantai sorakku dalam hati. Orang bilang kalau ke Binaiya / Pulau Seram tak lengkap jika tak mampir di pantai ini, saya dan mbak santi sudah penasaran, karena kemarin-kemarin kami hanya melihat foto dan mendengar cerita orang, tak sangka kalau kami juga akan menginjakkan kaki di pantai ini.

Dari info yang saya dapat, Pantai Ora terletak di pulau Seram, Kecamatan Seram Utara, Kabupaten Maluku Tengah, Maluku. Pantai ini berlokasi di ujung barat teluk Sawai, berada di sebelah desa Saleman dan desa Sawai ditepi hutan Taman Nasional Manusela. 

Jarak tempuh dari pelabuhan Amahai ke Desa Saleman sekitar 43 km atau kurang lebih 2,5 jam menyusuri kota Masohi dan wilayah Teon, Nila dan Serua (TNS) . Besok saya akan mulai memperhatikan jalan sesuai info yang saya dapat dari google.

Selamat pagi kota Masohii.. Saya, Mbak Santi, Fitri dan Capung yang tidur sekamar di rumah pak Bos, menyambut pagi dengan sangat bersemangat, setelah sholat subuh langsung antri dikamar mandi juga antri mencuci secara gantian. 

Sesudah itu kami sedikit santai sambil dengar musik, main sama jeje cucu pak bos, mau bantu yulen masak tapi dapur sudah full dan dia tak butuh bantuan, terpaksa atur-atur packingan dan berharap jemuran cepat kering karena bentar siang kami akan berangkat ke pantai Ora melalui jalur desa Saleman. 

Setelah makan kamipun langsung berangkat menuju Desa Saleman, hari sudah sangat siang saat kulirik jam pada hp kecilku waktu menunjukkan pukul 12.30. Kami berangkat dari kota Masohi (rumah pak bos) menyusuri jalan aspal lalu melewati liku-liku jalur pegunungan yang indah beberapa kali kami sempat singgah juga dijalan dan waktu sudah menunjukkan pukul 14.30 saat tiba di pelabuhan Desa Saleman, 

kami disambut udara sejuk dan pemandangan yang indah dengan latar pegunungan disekitar pelabuhan yang sangat menenangkan hati, lebih bersemangat lagi karena ketika tiba disana matahari tertutup awan hingga suasana jadi sangat adem. 

Saya dan teman-teman sejenak menikmati pemandangan sambil menunggu pak bos yang sedang lobi perahu yang akan kami gunakan untuk menyebrang ke pantai Ora. Setelah urusan perahu beres satu persatu naik ke perahu yang lumayan besar dan bisa memuat kami yang berjumlah 15 orang, kemudian perahu mulai berjalan, 

saya sangat menikmati suguhan pemandangan selama perjalanan meski perahunya kadang miring kiri dan miring ke kanan karena diterpa ombak tapi itu sudah biasa bagiku, apalagi mereka yang sudah sering main kesini. Setelah 20 menit perjalanan sampailah kami di pantai Ora.

dokpri
dokpri
Sebuah pantai yang bersih dengan pasir putih dan air yang jernih bak kaca, bebatuan karang nampak dari atas dengan air laut yang berwarna biru kehijauan sangat jernih, terumbu karang dan ikan-ikan yang sedang berenang juga nampak di permukaan membuat mataku tak berkedip sekejab, 

setelah itu baru memperhatikan sekitaran pantai yang juga indah dengan bangunan cottage berjejer rapi di tepian pantai, latar pegunungan membuat pantai ini jadi lebih adem di sore hari, sayang sekali waktu kami sangat singkat karena sudah sore. Waktu kami cuma 30 menit jadi harus dimanfaatkan sebaik mungkin, berfoto disekitar pantai, sempat juga turun dipantai merasakan airnya tapi tidak sampai mandi.

dokpri
dokpri
dokpri
dokpri
dokpri
dokpri
30 menit berlalu dan kami sudah dipanggil kembali oleh pemilik perahu, saya cuma sempat main pasir pantai sedikit lalu kembali mengenakan sendal dan berjalan menuju arah perahu bersama mbak Santi dan Adhix tapi saat naik ke perahu tiba-tiba hujan turun dengan sangat derasnya, 

tanpa basa basi saya langsung berlari masuk kedalam dan ambil posisi duduk yang nyaman disusul oleh teman-teman lainnya, setelah kami lengkap perahu mulai dijalankan, hujan semakin deras, ombakpun mulai kencang, 

kami basah karena derasnya hujan yang masuk dari samping-samping perahu, dalam hati bergumam "basah juga coba tahu begini saya skalian mandi saja tadi di pantai, huhuu.." Perahu mulai miring kiri dan kanan dengan begitu kencang, sampai salah satu dari kami merasa mual. Setelah air mulai tenang kami sempatkan selfi di perahu dengan senyuman yang menandakan kalau hati kami tetap riang dan gembira.

Hujan makin deras ketika kami tiba di pelabuhan Saleman, rasanya tak mungkin kalau kami berdiam di dalam perahu menunggu hujan reda, satu persatu dari kami mulai keluar dan berlari ke arah warung yang cukup jauh dari dermaga, yaa mau tak mau, suka tak suka  kita tetap basah kuyup, 

sesampai di warung kami masih sempat jajan, ngemil, dan melihat berbagai souvenir yang disediakan disana. Kami mulai meninggalkan Desa Saleman setelah hujan reda dan hari semakin sore, sudah pukul 17.20 waktu itu, 

dan kami tiba malam di kota Masohi (rumah pak bos) setelah melalui jalur pegunungan yang sudah tak seindah tadi siang, dikarenakan hari yang sudah gelap dan kami sudah tak bisa menikmati keindahannya lagi.

Demikianlah sepenggal kisah perjalanan di pantai Ora, meski masih penasaran dengan berbagai keindahannya saya benar-benar bersyukur bisa main kesini, menikmati berbagai keindahan alam di pulau Seram mulai dari Gunungnya yang Indah dan juga pantainya yang tak kalah indah, Nikmat Tuhan mana lagi yang engkau dustakan, Subhanallah.. 

Terimakasih buat pak bos yang sudah mewujudkan impian kami dan juga buat tim yang selalu kompak baik di gunung maupun di pantai.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun