Pukul 08.40 kami berangkat meninggalkan pos 4 (sungai mangan) menuju Pos 7. Pada perjalanan inilah adventure bukit raya yang sebenarnya. Jalur bervariasi tanjakan dan penurunan namun disini kami harus kejar-kejaran sama pacet. Disepanjang jalan dari pos 4 menuju pos 5 pacet menjadi hiburan kami, kadang-kadang kami singgah sejenak untuk menghilangkan pacet-pacet itu sambil menunggu teman-teman yang lainnya.Â
Jarak antara pos 4 dan pos 5 cukup jauh kami berjalan sekitar 4 jam dan tiba di pos 5 sekitar pukul 12.oo siang hari kami memutuskan untuk istirahat dan  makan siang disana sebelum melanjutkan perjalanan menuju pos7.  Pos 5 atau Hulu Rabang tempat ini cukup luas dan nyaman untuk camp tapi kami harus beranjak untuk meninggalkan tempat ini menuju pos 7 target camp kami selanjutnya.
Disepanjang perjalanan menuju pos 6 kami melewati sebuah tanjakan lalu jalan setapak yang kemudian melalui penurunan yang curam ke sebuah lembah diteruskan dengan menyebrangi sungai yang lebih besar dari sebelumnya.Â
Sepertinya pada jalur ini pacet-pacet sangat bahagia menyambut kami mereka berkeliaran disekitar sepatu dan kaki tapi saya cuek saja dan terus mengikuti langkah pak budi nanti ketika pak budi singgah membersihkan kakinya dari pacet baru aku juga singgah untuk periksa diri dan menyemprot pacet -- pacet itu dengan soffel bahkan saking semangatnya menyemprot saya harus singgah dijalan karena sepatu tiba-tiba terasa longgar tau-tau soffel tersebut membuat tali spatuku putus, untunglah tali yang putus masih panjang dan masih bisa digunakan walau sisa sepotong, segera kupasang kembali sisa tali tersebut sambil menunggu teman yang lain.
Kami sempat diguyur hujan diperjalanan menuju pos 6 tapi kami tetap menikmati perjalanan hingga kami tiba dipos 6 beristirahat sejenak sambil bersih-bersih. Karena perjalanan kali ini saya sendiri perempuan maka saya minta tolong pada teman untuk periksa pacet pada bagian belakang , kata teman aman tapi ketika mengangkat ringbag tau-taunya dibajuku sudah ada noda darah pada bagian perut yaaaa pacetnya nakal dia menyusup sampai diperut mana bajunya putih lagi, tapi tak apalah inilah serunya perjalanan ke BR.Â
Karena waktu jelang sore kamipun segera lanjut perjalanan menuju pos 7, perjalanan hari ini terasa sangat panjang hari semakin sore dan perjalananpun semakin nanjak disini kami harus berjalan tanpa henti, karna ketika berhenti lama maka pacet akan menyerbu kita, saya berusaha mengejar langkah pak budi hingga kami tiba di pos bayangan dan disana kami kembali beristirahat sejenak sambil menunggu kawan lainnya.Â
Di pos bayangan ini rasa lapar sudah mulai terasa , buah kurma rasanya tidak mempan untuk jadi pengganjal sementara makanya kukeluarkan susu sachet dan menuangnya dibotol air berharap bisa menjadi penghilang lapar dan sebagai asupan kalori biar saya bisa kembali mengikuti derap langkah pak budi yang lumayan cepat.Â
Dan Alhamdulilah sekitar pukul 17.20 akhirnya kami tiba dipos 7 ditempat ini kami disambut gerimis hujan yang tak lama kemudian menjadi hujan deras bang nasir dan bang gondez memasang tenda dibantu pula sama pak budi(porter) saya, reza dan pak senin membantu yang lain sebisa kami seperti memegang tenda terpal untuk melindungi tenda yang sedang dipasang dan juga mengamankan barang-barang agar terlindung dari hujan yang lumayan deras sore itu hingga malampun tiba dan tenda telah terpasang, kondisi kami malam itu basah kuyup, bahkan salah seorang teman kedinginan dan sudah kena gejala hipo katanya.Â
Saya senyum-senyum saja, sayapun kedinginan tapi saya masih bisa menahan sambil menunggu kawan lain berganti pakaian saya bahkan ingin lanjut masak sebelum ganti pakaian akan tetapi kondisi tidak memungkinkan karena takut diserang pacet maka kuputuskan untuk ganti pakaian dulu. Setelah ganti pakaian tentu saja muncul rasa geli dengan kondisi yang masih hujan, basah diluar tenda banyak pacet dan serangga tapi saya harus masak malam itu,pastinya teman-teman sangat lelah dan lapar.Â
Sayapun keluar tenda melawan rasa malas dan rasa jijik dari pacet dengan bermodalkan headlamp dan minyak kayu putih. Saya membersihkan tempat yang akan saya tempati untuk masak dengan bantuan pak budi kompor terpasang dan pak senin menyiapkan semua logistic disekitarku.Â
Saya mempersilahkan mereka semua masuk tenda dan membiarkan saya sendiri diluar untuk masak. Malam itu saya mulai masak nasi dengan kompor yang satu dan kompor yang lainnya kugunakan untuk masak kacang ijo (bekal sarapan besok) dan lauk yakni sup dan telur dadar yang cukup simple malam itu karena kondisi yang tidak memungkinkan untuk berkreasi sebab 1 ekor pacet berhasil menyusup dipunggungku dengan minyak kayuputih saya menyingkirkannya, dan saya tidak lagi jijik sama pacet malam itu, tawon beterbangan disekitarku ada juga belalang yang tak henti mengganggu sampai headlamp kumatikan biar serangga tersebut tak lagi mengganggu,tapi aku masaknya gimana yaaa kalau gelap? hmm tirai tenda terbuka sedikit mereka menyalakan senter dari dalam biar didepan sedikit terang. Setelah masakan selesai pak budi keluar tenda dan membantuku mendrop masakan masuk ke tenda sedang pak senin menyiapkan piring,sendok, gelas dan beres-beres dapur.Â