Boneka lucu, bibirnya selalu tersenyum. Menoleh ke kanan tersenyum. Menoleh ke kiri tersenyum. Membuat semua orang terpikat. Tapi ia tetaplah boneka. Tidak punya otoritas atau kehendak bebas atas semua tindakannya. Bahkan untuk tersenyum atau cemberut pun dia harus mengikuti garis kebijakan atau kehendak sang dalang. Mau maju dia mesti nunggu perintah. Mau mundur nunggu order. Mau ke kanan nunggu disuruh. Mau ke kiri...eh gak jadi karena ternyata ordernya tetap maju lurus. Dan kalau ada yang iseng tanya, kenapa maju pak? Lalu dia jawab, lha ini kan penugasan atasan, jadi harus dilaksanakan. Terus kalau ada yang tanya lagi, kalau udah maju, ntar apa yang mau dikerjain? Gak pakai lama si boneka langsung jawab, lha kan sudah ada manualnya, tinggal jalankan. Giliran ingin ngaso bentar, eh timnya langsung teriak, jangan diem dong pak, ntar pendukung bapak bisa lari karena bapak nggak senyum... Malang benar nasib si boneka. Juragannya banyak kasih order, eh penggemarnya juga menjadikan dia boneka yang menuntut dia bersikap dan bertingkah seperti yang mereka bayangkan. Udah gitu, setelah si boneka populer, tiba-tiba banyak tokoh yang bermunculan mengaku-ngaku sebagai juragan juga. Ada tokoh cerdik tiba-tiba nyahut, eh aku lho yang pertama kali nyuruh kamu maju. Takoh kaya yang lain juga teriak, aku juga punya andil lho....coba kalu aku nggak merayu ibumu, pasti kamu nggak dikasih maju sama bapakmu... Ah makin banyak saja "komandan" si boneka... Free willl, otoritas, otentisitas tampaknya sudah menjadi barang mewah banget, mahal, alias nggak semua orang punya. Lihatlah si boneka, populer tapi gak punya otoritas atas dirinya sendiri... Padahal dalam free will, otoritas, otentisitas itulah letak kemuliaan manusia yang diberi status dan tugas terhormat oleh Sang Khaliq sebagai khalifah di muka bumi. Jadi kalau sudah terlanjur jadi boneka maka tak layak lagi dia menjalankan fungsi kekhalifahan alias pemimpin.... Eh kok ngelantur... keterangan gambar dari sini
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H