Mohon tunggu...
Vox Pop

Memilih Gubernur adalah Memilih Pelayan bukan Memilih Pemimpin

11 Februari 2017   23:01 Diperbarui: 12 Februari 2017   00:45 344
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Memilih Gubernur adalah Memilih Pelayan bukan Memilih Pemimpin

Kita semua tahu, sebagian rakyat Jakarta tidak pilih Ahok bukan karena Ahok gagal, tapi karena ada perbedaan SARA, demi kepentingan yang sangat luas sebaiknya lupakan sejenak perbedaan itu, kasih kesempatan sekali lagi saja untuk Ahok menuntaskan pekerjaannya membenahi Jakarta, setelah 5 tahun nanti terserah mau dipegang siapa, karena berdasarkan pengalaman puluhan tahun kota Jakarta dan kota-kota lain di seluruh Indonesia, tak pernah ditemukan gubernur sebagus Ahok kinerja nya.

Jangan sia-siakan berkat dari Tuhan yang bernama Ahok untuk membenahi Jakarta, orang janji-janji dalam kampanye itu hal biasa, tapi yang betul-betul melaksanakan janjinya hampir tak ada, jadi lebih baik tak perlu berjudi pilih orang lain yang belum jelas kinerja nya, janji itu hal mudah, yang sulit adalah membayar janji dalam pelaksanaan tugasnya.

Caguh-cagub lain hanya janji kasih uang untuk dalam usaha nya merebut posisi jabatan gubernur DKI, AHY janji kasih uang BLTS dan RW 1 miliar, Anies janji kasih uang OK OC, mereka tak punya program unggulan lain selain kasih uang untuk memikat calon pemilih, tak punya program yang kuat untuk atasi banjir, macet, rumah kumuh, preman, PKL, pejalan kaki, normalisasi dan kebersihan sungai, juga pendidikan dan kesehatan, sangat banyak program unggulan dari Ahok untuk dilaksanakan secara berbarengan dan berkesinambungan, sehingga sulit menyebut satu persatu, Ahok lebih memilih uang yang dimiliki pemda DKI untuk mengentaskan warga penghuni bantaran sungai dengan membangun rusun dan segala infrastruktur, sehingga mereka bisa naik bis gratis, sekolah gratis ditambah uang saku untuk setiap anak, juga memberikan pelatihan kepada para penghuni rusun.

Sangat banyak program nya, juga untuk renovasi masjid-masjid dan mengumrohkan para marbot yang diyakini tak akan bisa berangkat ke tanah suci tanpa bantuan dari Pemda DKI, karena orang-orang yang suka demo-demo mengatasnamakan agama juga tak pernah terdengar mengumrohkan para marbot, mereka hanya memperbesar perbedaan saja demi bisa merebut jabatan gubernur DKI.

Program Ahok sangat jelas dalam hal keadilan sosial, dia "merampok" uang dari pengusaha kaya, terutama properti untuk dipakai membantu pengentasan warga kurang mampu dalam segala bidang, juga untuk membenahi kota Jakarta secara keseluruhan, sehingga diharapkan tahun 2022 Jakarta bebas banjir dan bebas macet.

Ahok adalah satu-satunya gubernur yang tiap pagi hari kerja bisa ditemui warganya sebelum masuk ruang kerja, ini sangat menarik, banyak orang tak tahu, dulu kalau mau ketemu gubernur harus lewat sangat banyak meja dan butuh waktu yang lama, belum tentu bisa ketemu dalam satu minggu, itupun yang bisa ketemu hanya kalangan kelas atas, jangan harap kelas gembel bisa ketemu gubernur.

Sebelumnya tak terbayangkan oleh kita semua, dalam sekejap sungai-sungai di Jakarta bisa begitu bersih, banjir tiba-tiba menghilang meski hujan deeas dan infrastruktur lalulintas dibangun dimana-mana dalam segala moda.

Puluhan tahun silih berganti gubernur tak ada yang berani bongkar perkampungan kumuh di Pulomas yang bikin sempit Ciliwung dan mengakibatkan banjir, juga bongkar kawasan prostitusi Kalijodo yang katanya punya hacking sangat kuat dari bermacam-macam ormas, Ahok tak peduli dengan segala rintangan, semua dianggap angin lalu, buldozer tetap dijalankan, preman-preman kelimpungan, marah-marah hilang jatah setoran uang lendir dan keuntungan transaksi narkoba, ironisnya justru kehebatan Ahok ini jadi titik serangan dari lawan-lawan politiknya, mereka mendratisir dengan issue hati nurani, sungguh aneh, menggusur lokasi prostitusi dan tempat transaksi narkoba dianggap tak punya hati nurani, tak jelas mereka bicara pakai logika apa, sehingga orang bebas curiga, jangan-jangan mereka juga kehilangan jatah, karena Kalijodo sekarang jadi RPTRA, Ruang Publik Terbuka Ramah Anak yang sangat nyaman, tak ada lagi pembagian jatah ditempat interaksi warga ini, juga ada ratusan RPTRA lain yang sudah diselesaikan diseluruh wilayah DKI.

Kita juga tak pernah terbayangkan sebelumnya, ngurus segala ijin dipemda DKI bisa gratis dan cepat dan yang sangat mengherankan adalah Ahok merupakan gubernur yang dibenci oleh banyak pengusaha karena mereka tak bisa lagi berlaku sewenang-wenang, uang tak bisa membeli Ahok.

Terlalu panjang jika saya tulis semua tentang segala hal yang sudah dan sedang dikerjakan oleh Ahok, tapi mayoritas warga Jakarta diyakini telah merasakan hasil kerja Ahok, termasuk yang di gang-gang sempit, yang jalanan depan rumahnya rusak, komplen minta perbaikan tak butuh waktu lama sampai berbulan-bulan atau bertahun-tahun, hanya dalam hitungan hari sudah direspon dengan baik oleh Pemda DKI.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun