Mohon tunggu...
El Wurru
El Wurru Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Membaca dan menulis adalah dua aktivitas yang menyatukan satu harapan : Belajar dari setiap karya. Webblog : http://sanobar-i.blogspot.com/ Follow : @LidyaSanobari

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Sehidup Semati

17 Maret 2014   22:24 Diperbarui: 24 Juni 2015   00:49 20
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Ku perpikir dalam galauku sekejab

Kau akan tersenyum sembari berkata

‘Aku hanya bercanda’

Badik itu kau bawa lari dihadapanku

Tanpa alasan aku tak dapat mengelak

Raut wajahmu memang bukan pertanda gurau

Sesaat saja aku berharap itulah mimpi buruk

Tapi bukan kenyataannya

Matamu melotot buatku terpojok

Apa salahku?

Badik itu telah menusuk tubuhku

Dan kau berkata untuk terakhir kalinya

‘Ini saatnya kita berpisah’

Karena demikianlah janji kit sehidup semati

Aku hidup dan kau mati

Sebagai imbalan perbuatanmu

Kau telah punya wanita lain

Tapi sekarang bukan wanita yang kau punya

Tapi maut



Lumba-lumba, 20 Juli 2011, pk. 19.10

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun