Mohon tunggu...
Inovasi

Sarinah = Isu Belaka (?)

15 Januari 2016   11:29 Diperbarui: 15 Januari 2016   12:22 95
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Media. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

Bom serangan di Jakarta apakah hanya pengalihan isu belaka?
Berita yang hangat saat ini adalah tentang pengeboman di kawasan Sarinah jalan M.H Thamrin Jakarta Pusat. Menurut kabar yang beredar ada 7 korban ledakan yang terjadi dan 19 luka luka(bbc.com). Namun pada saat sekarang belum ada yang tahu penyebab dari ledakan yang terjadi, banyak hipotesis yang beredar pengeboman ini hanya pengalihan isu belaka.
Banyak yang menduga hal tersebut karena banyak kabar yang beredar dari nitizen bahwa hari ini adalah batas waktu untuk PT Freeport tawarkan saham.
Kementrian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) menyatakan bahwa PT Freeport Indonesia (PTFI) belum juga menawarkan sahamnya. Padahal batas waktu penawaran jatuh pada hari Kamis (14/1).
Direktur Jenderal Mineral dan Batubara Kementrian ESDM, Bambang Gatot menegaskan, bahwa meski telah jatuh tempo, pihaknya tidak akan memberi perpanjangan waktu untuk penawaran saham.
“Enggak ada perpanjangan waktu,” kata Bambang, Rabu (13/1).
Dikatakan Bambang, Kementrian ESDM akan menunggu kepatuhan perusahaan tambang asal Amerika Serikat tersebut dalam menawarkan saham sebesar 10, 64 persen. Kewajiban divestasi Freeport mengacu ke Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 77 Tahun 2014, dalam beleid tersebut mengatur tiga kategori divestasi perusahaan tambang asing. Jika perusahaan tambang asing hanya melakukan kegiatan pertambangan maka divestasi sebesar 51 persen.
Untuk divestasi Freeport, dilakukan beberapa tahap, pemerintah telah memiliki 9,36 persen, saat ini Freeport wajib melepas 10, 64 persen saham dan di 2019 sebesar 10 persen saham.
Atas fakta tersebut, banyak masyarakat yang menduga bahwa ledakan bom di Sarinah tersebut hanyalah pengalihan isu agar masyarakat teralihkan dari kasus Freeport yang mencoba tidak patuh pada peraturan divestasi pertambangan.
(Jelas berita.com)
Dilansir dari beberapa berita disebutkan bahwa pelaku ini dilakukan oleh sekumpulan organisasi ISIS.Tetapi ini semua belum valid karena Polisi pun belum bisa menyimpulkan apakah aksi teror itu dilakukan oleh ISIS. Namun, pada akhir tahun 2015, polisi sudah mendapat ancaman akan ada teror besar di Jakarta.

"Ada warning ISIS sebelum Desember. Warningnya akan ada konser," ujar Anton.
Lalu yang bisa kita lakukan apa untuk saat ini ? Kita gak perlu banyak bertingkah di media sosial, tidak perlu panik,tetap kerjakan aktivitas sesuai rencana, tetap tenang tetapi harus tetap waspada. Sekiranya kalau tidak perlu tidak usah keluar. Tetap dirumah saja karena saat ini RI sedang siaga 1.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun