Mohon tunggu...
Money

Bukankah MEA Hanya Akan Memperbudak Kami?

29 Oktober 2015   16:01 Diperbarui: 29 Oktober 2015   16:11 132
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 

Dewasa ini tidak asing di telinga kita tentang MEA, apa sih itu MEA? MEA sendiri kepanjangan dari Masyarakat Ekonomi Asean atau Asean Economic Community(AEC). MEA sendiri merupakan tujuan akhir dari dari integrasi ekonomi yang dianut dalam Visi 2020, yang didasarkan pada konvergensi kepentingan Negara-negara anggota ASEAN. Prinsip dari MEA itu sendiri adalah terbuka,berorientasi keluar,insklusif, dan berorientasi pasar ekonomi yang konsisten terhadap system untuk kepatuhan dan pelaksanaan komitmen yang efektif berbasis aturan.(sumber: seputarpengertian.blogspot)

Maknanya adalah mea sendiri ingin masyarakat ASEAN jauh lebih terbuka dan dinamis terhadap perkembangan ekonomi ASEAN yang sekarang ini sedang naik daun. Dan anggota ASEAN sendiri berfikir dengan adanya MEA ini diharapkan masyaraka ASEAN mampu bersaing dalam bidang ekonomi, social dan budaya secara sehat.

Bukan hanya itu saja MEA juga akan mengatasi bentuk kesenjangan pembangunan dan mempercepat integrasi terhadap Negara Kamboja, Laos, Vietnam melalui Initiative for ASEAN Integration dan inisiatiF regional lainnya dengan cara :

  1. Pengembangan sumber daya manusia dan peningkatan kapasitas
  2. Pengakuan kualifikasi professional
  3. Konsultasi lebih dekat pada kebijakan makro ekonomi dan keuangan
  4. Langkah langkah pembiayaan perdagangan
  5. Meningkatkan infrastruktur
  6. Pengembangan transaksi elektronik melaui e-ASEAN
  7. Mengintegrasikan industry diseluruh wilayah untuk mepromosikan sumber daerah
  8. Meningkatkan keterlibatan sektor swasta untuk membangun Mayarakat Ekonomi ASEAN

(sumber: seputarpengertian.blogspot)

Benarkah anggapan tentang MEA akan memperbudak bangsa kami ?

Banyak masyarakat yang pro dan kontra terhadap MEA ini masyrakat yang pro menganggap bahwa persiapan pelaku bisnis Indonesia terhadap MEA sudah mencapai 88%. Mereka menganggap MEA bukanlah gejolak yang besar karena sebenarnya pada saat ini proses pasar terbuka antar Negara sudah dilakukan, mungkin saja masyarakat tidak menyadarinya, menurut mereka di media sekarang ini terlalu dilebih lebihkan tentang MEA sendiri yang akhirnya menjadi bahan perbincangan di publik saat ini dan seakan menjadi momok yang mengerikan untuk bangsa ini,padahal intinya saat inipun kita secara tidak langsung sudah melakukan transaksi antar Negara. Kenapa dikatakan hanya 88% persiapan kami ? lalu bagaiman dengan 12 % nya ? sisanya sebenarnya tentang jasa profesi yang sampai saat ini belum digodok dengan matang. Diantaranya ada 8 profesi yang perlu diperkuat lagi contohnya seperti dokter,pengacara,chef,dll. Menurut mereka dari profesi tersebut masih ada standar yang kurang memenuhi untuk MEA mendatang. Bagi mereka tidak ada yang perlu dikhawatirkan tentang MEA tersebut. Mereka menganggap MEA bisa menjadikan Indonesia jauh lebih berkembang dan bisa bersaing di mata ASEAN

Tapi banyak pula yang kontra terhadap MEA ini permasalahannya adalah dengan banyaknya initiative for ASEAN integration ini apakah Indonesia akan mendapatkan Net Income yang jauh lebih banyak atau bahkan Indonesia akan rugi, baik rugi secara materiil atau bahkan rugi terhadap sumber daya yang ada. Kenapa bisa dikatakan rugi secara sumber daya? Banyak yang berfikir akan banyak sekali perbudakan oleh orang luar terhadap sumber daya alam dan sumber daya manusia dan perbudakan kreativitas. Mereka menganggap sumber daya manusia kami akan menjadi bawahan, akan menjadi pesuruh dan orang orang diatas kami adalah dari bangsa lain yang hanya ingin menumpang kaya dengan embel embel “Indonesia”. Mereka juga takut ide ide yang mereka ciptakan, budaya yang kami miliki saat ini bisa di klaim oleh bangsa lain. Itu yang menjadi pertanyaan besar terhadap bangsa ini, apakah kita semua sudah benar benar siap menghadapi MEA atau hanya pura pura siap demi popularitas agar bangsa kami tidak dianggap sebelah mata ?

Orang orang Luar negri seperti Vietnam,Singapura belajar tentang bahasa Indonesia, belajar tentang budaya kami, belajar tentang karakteristik kami, tapi apakah itu semata mata karena mereka benar benar mencintai budaya kami?

Kita patut curiga dan waspada terhadap sikap manis yang ditunjukkan bangsa luar terhadap bangsa kami, bisa jadi mereka hanya ingin merongrong bangsa kami. Bukannya kami tidak welcome terhadap perubahan yang bagus ini, menurut orang orang MEA sebenarnya hal yang positif dalam pergerakan ekonomi jika masyarakat kami benar benar bisa bersaing dan tidak mudah untuk dibodoohi. Itu tantangan yang terbesar yang harus diterima bangsa ini siapkah Indonesia menyongsong MEA ?

Sekarang kita kaitkan MEA dengan globalisasi,apakah MEA ada hubungannya dengan globalisasi? Lalu hubungan yang seperti apakah ?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun