Penulis : dr. Lidya Anissa, dr. Khrisnughra R.Rasyi, M.Gizi, SpGK
(Departemen Ilmu Gizi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia)
Infeksi saluran kemih merupakan suatu penyakit yang disebabkan oleh mikroorganisme yang menyerang saluran kemih meliputi ginjal, kandung kemih, ureter, dan uretra sehingga urin mengandung kontaminan. Mikroorganisme seperti Escherichia coli, Klebsiella pneumoniae, Proteus mirabilis, Enterococcus faecalis, dan Staphylococcus saprophyticus merupakan penyebab infeksi saluran kemih, namun Escherichia coli merupakan mikroorganisme tersering penyebab infeksi saluran kemih. Gejala infeksi saluran kemih yaitu buang air kecil sedikit namun sering, nyeri sewaktu buang air kecil dan terasa panas, rasa tidak nyaman di perut bagian bawah, demam, mual, dan nyeri pada pinggang belakang. Selain itu urin menjadi keruh, gelap, berbau busuk, dan pada beberapa kasus terdapat darah.
Infeksi saluran kemih lebih sering terjadi pada perempuan dan biasanya terjadi pada rentang usia 16 -50 tahun dengan presentase 40% - 60%. Selain jenis kelamin dan usia, faktor resiko terjadinya infeksi saluran kemih adalah obesitas, diabetes melitus, penggunaan obat-obatan imunosupresan, ibu hamil, penggunaan selang kencing (kateter), serta asupan cairan yang tidak adekuat. Dikatakan pada suatu studi bahwa sebanyak kurang lebih 50% perempuan mengalami kekambuhan infeksi saluran kemih, artinya infeksi saluraan kemih dapat terjadi lebih dari satu kali. Untuk mencegah terjadinya infeksi saluran kemih dapat dilakukan dengan menjaga kebersihan pada organ vital, konsumsi air yang adekuat, dan beberapa studi mengatakan konsumsi makanan sumber vitamin C (ascorbic acid).
Vitamin C (ascorbid acid) merupakan vitamin larut air yang esensial bagi tubuh serta berperan dalam meningkatkan fungsi imun dan sebagai antioksidan. Sifat vitamin C larut air sehingga dikeluarkan melalui urin. Asam yang terkandung dalam vitamin C membuat pH urin menjadi asam sehingga menghambat pertumbuhan bakteri penyebab infeksi saluran kemih di mana bakteri patogen tersebut lebih menyukai pH urin yang basa. Vitamin C juga dapat menghambat pertumbuhan bakteri karena memiliki efek bakteriostatik.
Menurut angka kecukupan gizi Indonesia, kebutuhan vitamin C pada laki-laki yaitu 90 mg/hari dan pada perempuan sebanyak 75 mg/hari. Pada perokok dapat ditambah sebanyak 35 mg dari kebutuhan dasar, pada ibu hamil ditambah 10 mg, dan pada ibu menyusui dapat ditambah 45 mg. Makanan sumber kaya akan vitamin C banyak terdapat di buah-buahan dan ada juga di sayur-sayuran antara lain jambu biji, jeruk, kiwi, brokoli, maupun buah stroberi. Jambu biji merah (guava) 50 gram mengandung 95 mg vitamin C. Jeruk 100 gram mengandung 70 mg vitamin C, sedangkan kiwi 100 gram mengandung 80 mg. Brokoli sebanyak 100 gram mengandung 70 mg vitamin C. Disarankan untuk mengkonsumsi dua porsi sehari makanan sumber vitamin C untuk mencukupi kebutuhan harian.
Jadi upaya pencegahan agar tidak terkena infeksi saluran kemih selain menjaga kebersihan organ vital, mencukupi asupan air, tidak lupa untuk mengkonsumsi makanan sumber vitamin C yang banyak terdapat di buah-buahan dan sayur-sayuran
DAFTAR REFERENSI
1. Medina M, Castillo-Pino E. An introduction to the epidemiology and burden of urinary tract infection. Ther Adv Urol. 2019, 11: 3--7.
2. Storme O, Saucedo SJ, Garcia-Mora A, Dehesa-Dvila M, Naber KG. Risk factors and predisposing conditions for urinary tract infection. Ther Adv Urol. 2019,11: 19--28.
3. Hickling DR, Nitti VW. Management of recurrent urinary tract infections in healthy adult women. Rev Urol. 2013;15(2):41-48.
4. Afzal S, M A, A B, S A, AD R. Efficacy of Anti-Microbial Agents with Ascorbic Acid in Catheter Associated Urinary Tract Infection. J Anc Dis Prev Remedies. 2017;5(3).
5. Ochoa-Brust GJ, Fernndez AR, Villanueva-Ruiz GJ, Velasco R, Trujillo-Hernndez B, Vsquez C. Daily intake of 100 mg ascorbic acid as urinary tract infection prophylactic agent during pregnancy. Acta Obstet Gynecol Scand. 2007;86(7):783-787.
6. Tan CW, Chlebicki MP. Urinary tract infections in adults. Singapore Med J. 2016;57(9):485-490.
7. Kemenkes RI. Permenkes RI No 28 tahun 2019 tentang angka kecukupan gizi yang dianjurkan untuk masyarakat Indonesia. Kemenkes RI. 2019
8. The water soluble vitamins. In: Byrd-Bredbenner C, Beshgetoor D, Moe G, Berning J. Wardlaw's Perspective in Nutrition. 8th Ed. New York: McGraw Hill. 2009. 470-5.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H