Mohon tunggu...
Lidya Agustin
Lidya Agustin Mohon Tunggu... -

mahasiswa biasa, penikmat senja,.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Berlubang , “Pak De” Tanya kenapa?

4 Mei 2014   08:48 Diperbarui: 23 Juni 2015   22:53 137
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_334599" align="alignleft" width="300" caption="foto pribadi"][/caption]

saat salah satu dosen pengampuh matakuliah “rekayasa jalan raya” yangsaya ambil semester ini tengah asik menyampaikan materi tentang jalan raya dan factor-faktor apa saja yang di tinjau dalam pembangunan jalan raya, saya teringat tentang percakapan yang tak sengaja saya dengar antara tukang las dan pak de juragan sawit yang langanan modif bak truk di tempat las samping rumah saya. kira-kira seperti ini percakapannya.

Pak de:“ anak sampean li?”
tukang las:“bukan mas,anak ne pak dedi”
pak de:“loh kok ngak pernah liat ya?”
tukang las :“kuliah di Bengkulu mas, jd jarang pulang”.
pak de:“ jurusan opo? Guru ?”
tukang las:“bukan, dia ngambil teknik sipil mas?”

Pak de:“oo..yang bikin bikin rumah sama jalan itu ya? O bagus itu li, ntar kalo udah tamat suruh benerin jalan Bengkulu ini ya, kalau jalanya mulus kan bisa 3 sampai empat trip aku ngantar sawit nya. jangan kayak pemerintah sekarangbenerin jalan aja ngak becus. Bagus bentar terus rusak lg.ngopo yo jalan itu belubang lubang terus. heran aku ngopo kok koyo ngono?”

Percakapan antara tukang las dan pak de yang membicarakan saya ini merupakan hasil “nguping” sekali lewat yang tidak sengaja saya dengar saat saya mudik liburan semester dan hendak ke warung empat bulan yang lalu.

pak de adalah seorang juragan sawit yang lumyan sukses di daerah saya. Ia memiliki 2 truk yang setiap harinya digunakan untuk mengantar sawit yang dibeli dari warga ke pabrik pengolahan sawit yang ada di kabupaten. Truk ini dalam sehari biasanya dapat mengantar 2 sampai 3 trip sawit dengan muatan bak melimpah penuh sampai ke atas. Kapasitas bak teruk ini pun telah di modifikasi sedimikan rupa sehingga sawit yang di angkut bisa jauh lebih banyak. Sehingga uang pemasukan juga bertambah.

truk sawit berkapasitas over load dengan bak truk modifikasi seperti truk pak de ini daerah muko muko bukan lah hal yang aneh lagi. Hampir setiap tengah hari mobil mobil pasukan pengangkut sawit ini berjejer rapi beriringan melintasi jalanan lintas.Setiap tahun pengusaha seperti pak de terus bertambah , hal ini pun seiringdengan bertambahnya pabrik sawit yang ada di kab. muko muko dari yang semula hanya 2 sekarang sudah ada 4 pabrik sawit, danwacananya akan bertambah satu lagi tahun 2015.

“ngopo yo jalan itu belubang lubang terus. heran aku ngopo kok koyo ngono?”
pertanyaan pak de ini sedikit mengusik saya. Pertanyaan seperti ini sebenarnya tidak hanya kali ini saya dengar, beberapa teman kos kosan juga pernah bertanyamengapa jalan cepat rusak dan sering bolong bolong padahal perbaikan rutin dilakukan pemerintah. Seperti tutup lobang gali lobang, di perbaiki bagian ini , dan tak lama berlubang dibagian lain.sehinga timbul pertanyaan “gimana sih pemerintah? Ngurusin jalan kok ngak becus. Kontraktor nya korupsi pasti ni” dan sumpah serapah menyalahkan lain nya. Ststtt…. Jangan berburuk sanka dulu!


Pada dasarnyasebuah jalan sebelum dibanggun harus melalu peroses yang cukup panjang dan rumit dulu.Pertama dilakukan surveytentang jenis kendaraan apa yang bobotnya paling besar melintasi jalan, seberapa sering intensitas lalu lalang dan kepadatan arusnya, kemudian dilakukan survey ke adaan tanah dan lain sebagainya. Selanjutnya data yang didapat dari hasil survey ini, akan digunakan oleh enggener yang kompeten dibidangnya untuk merencanakan kelas dan tipe jalan yang akan dibangun dengan rangkaian rumus rumit sesuai dengan kebutuhan yang akan ditahan jalan dalam jangka waktu yang ditentukan. Setelah tahap itu selesai baru dilakukan proses tender untuk menentukan kontraktor atau cv/PT mana yang berhak melaksankan pembangunan. Selama peroses pembangunan pun pihak kontraktor di awasi dengan ketat oleh konsultan pengawas agar pekerjaan yang dilakukan sesuai dengan perencanaan. Dan dilakukan pengecekan pengambilan sampel di setiap beberapa meter untuk pengecekan spec. Jadi secara teori peluang untuk pengurangan spek jalan / kecurangan yang dilakukan oleh kontraktor sangat kecil. Namun bukan berarti semuanya bersih, masih ada kok beberapa oknum yang kong kalingkong “main” di belakang.

jalan aspal berlubang biasanya dikarnakan jalan menahan beban yang besarnya lebih dari beban yang direncanakan mampu ditahan jalan, yang kemudian mengakibatkan bagian elastis dari aspal bergelombang dan retak retak. Celah yang ditimbulkan oleh retakan retakan ini akan menjadi jalan masuk bagi air hujanyang mengenang, dan merusak lapisan aspal yang berada paling luar, air lama kelamaan merembes masuk dan merusak ikatan antara aspal dan krikilsehinga menibulkan lubang lubang pada jalan, Dan jalan rusak sebelum tahun target yang direncanakan.

tanpa di sadari pak de dan truknya telah menyubang atau ikut ambil bagian dan bertangung jawab atas lubang-lubang pada jalan. Modifikasi bak truk yang dilakukan untuk menambah pendapatan justru memperlamban laju truk dengan menyumbang lubang lubang di jalanan.
hal semacam ini lumbrah terjadi, karna terkadang manusia tidak tahu jika telah berbuat salah.
maka kewajiban kita untuk mengingat kan “pak de” dimanapun berada. Semoga bermanfaat dan bisa menjawab “Tanya “ pak de dan menjadi introfeksi bagi kita semua.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun