Mohon tunggu...
Lidwina Selvasina
Lidwina Selvasina Mohon Tunggu... Lainnya - pelajar

hobi saya menyanyi

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Kesabaran yang Eminser

30 Januari 2024   11:49 Diperbarui: 1 Februari 2024   08:01 117
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

          "Nitt.. niitt" suara alarm ku berbunyi, sekarang pukul 04.30, aku bergegas masuk ke kamar mandi untuk membersihkan tubuhku. Hari ini adalah hari yang spesial, aku harus bangun lebih pagi untuk mempersiapkan apa yang akan aku bawa.

          "Ma! Eyeliner nya dimana ya?" Aku berteriak dari dalam kamar.

         "Ya nggak tahu, kan kamu yang pakai, makannya kalau habis pakai itu di kembalikan yang bener, Udah sini turun kita sarapan!." Jawab mamaku yang sedang menyiapkan sarapan dan bekal untukku.

 Aku segera turun karena aku sudah sangat lapar, disana sudah ada kakak dan papa ku. Sarapan pagi ini sangat enak, ada susu, omelet, dan nasi goreng. Setelahnya aku keluar dengan menenteng tas make up dan beberapa tas lainnya, aku memandang matahari yang bak tersenyum kepada ku dan meyakinkan ku bahwa hari ini akan berjalan sesuai harapan. Akhirnya aku berangkat menggunakan motor vespa butut, dan bersamanya aku membelah jalanan Jogja pagi itu.

Oh iya, aku lupa menceritakannya, hari ini adalah puncak lustrum sekolah kami, SMA Ganesha. Acara ini akan kami meriahkan dengan penampilan proyek P5 kami. Kami sekelas memutuskan untuk menampilkan keanekaragaman dari pulau Sulawesi. Aku dan temanku zella, yang merancang pertunjukan.

       "Helga!!" teriak Kalea yang memanggilku dari jauh.

 Aku segera menghampirinya dan kami pergi ke ruang transit yang sudah di sediakan. Saat kami masuk ruang transit, ternyata teman teman sudah berkumpul, para penampil sudah stand by untuk di rias. Aku dan beberapa teman langsung merias para penampil.

       "Helga, bajunya abel kebesaran!." teriak Zella.

       "Kemarin bukannya udah fitting?" tanyaku.

Zella yang sudah kepalang emosi menghampiriku, dia berjalan dengan penuh amarah, tangannya mengepal dan matanya melotot.

      "Tu orang ga dateng, katanya sih sakit tapi si assa mergokin dia lagi makan sama pacarnya ketawa ketawa lagi kaya orang sehat, enggak sakit, mana dia ngeyel banget lagi . Dia rewel banget, pengen ini lah itu lah, kaya ibu-ibu arisan" kata Zella sambil meredam emosi.

     "Udah sabar dulu, kita cari solusinya bareng bareng ya" kataku menenangkan Zella.

Persiapan yang begitu lama dan sibuk itu akhirnya selesai. Sebelum tampil, kami memutuskan untuk berfoto terlebih dahulu.

Para penampil sudah lengkap di belakang panggung dan semua persiapan sudah siap, ini saatnya kelas kami beraksi. Saat property masuk ke dalam panggung dan semua sudah siap, narrator belum memulainya, ternyata dia mencari handphone ku untuk melihat narasi. Akhirnya setelah itu kami tampil dengan sangat baik.

Setelah penampilan, aku selalu ada di samping panggung untuk menyiapkan mascot P5 yang tampil. Akhirnya acara itu selesai, kami kembali ke ruang transit dan bersiap untuk pulang.

            "Hah.. ini tinggal kita ber 6?" tanya Kalea yang menyadarkan ku, Zellla, Natalia, Yaya, dan Eva.

            "Lah iya, yang lain kemana dah?" tanya Natalia

            "Ya pulang lah, atau kalau enggak main, ngapain orang egois kaya mereka mau bantu kita beres-beres ruangan ini" jawab Zella dengan bola mata memutar.

            "Kenapa sih mereka ga bisa tanggung jawab, berapa kali kita harus bilang ke mereka jangan egois, jangan bebal?, kaya ga pernah di sekolahin aja" jawab ku

            "Yaudah yuk dari pada emosi, mending kita beresin sekarang biar cepet pulangnya" kata yaya dan mendapat angguk an dari yang lain. Setelah membereskan ruangan, kami beristirahat, dan saat itu lah aku menyadari bahwa...

            "Heh! Kalian tau handphone ku dimana?" tanya ku dengan keadaan yang panik. Bukannya lebay, tapi minggu lalu aku sudah mengeluarkan Rp 250.000,00 untuk mengganti layer hp ku, dan sekarang hilang??

            "Hah.. aku ga tau, tadi kamu taruh dimana?" tanya Zella yang ikut panik.

Aku segera mencarinya di seluruh ruangan, tapi aku merasa bahwa dari tadi aku tidak memegang hpku bahkan sebelum tampil pun aku tidak memegangnya.

            "Tadi yang terakhir pakai siapa?" tanya Natalia kepadaku.

            "Aku nggak tahu, dari tadi aku nggak pegang hp sama sekali" jawabku sambil mencari hp ku.

            "coba tanya Bella, tadi dia terakhir pegang, dia nyari narasi di hpmu" jawab Kalea

            " Kenapa dia pakai hpku, kan aku udah kasih ke dia" tanyaku terheran

            "Nih aku telfonin ya" kata Zella yang berinisiatif membantuku, yang lain melanjutkan kegiatan mereka sambil menenangkanku.

            "Berdering doang" kata Zella

            "Sekali lagi coba" kata Eva

Akhirnya setelah 3 kali menelfon Bella, Bella mengangkatnya.

            "Halo Bel, kamu tadi habis pakai hpku, kamu taruh mana?" tanyaku dengan lembut

            "Hah, gue gatau, tadi gue titipin sama siapa, lupa" jawabnya dan sontak itu membuatku emosi.

            "Kok bisa lupa sih, lo Dimana sekarang?" tanyaku dengan sedikit emosi

            " Ini sama teman-teman yang lain" jawabnya. Oh astaga, demi dewa neptunus itu jawaban terkonyol yang pernah aku dengar, apakah dia tidak mendengarkan?, aku menanyakan dimana, bukan siapa!. Saat dia berbicara begitu, aku keluar, sepertinya aku tau dia ada dimana. Aku berlari bak kesetanan, tanganku ku kepal. Kebetulan Ara, temanku habis dari minimarket aku tanya apakah Bella ada disana, dan ternyata benar, bella ada disana. Aku menghampirinya, aku tidak peduli dengan teman-temannya yang katanya sangar itu, menurutku dia tak lepas dari seorang pecundang yang tidak bertanggung jawab.

            "Dimana hpku?" jawabku sudah kepalang emosi.

            "Duh gue lupa, gue titipin ke siapa gitu tadi, anak kelas kok, coba lu cari di backstage sana"  kata Bella. Mendengar itu Zella yang memang anak yang emosian berteriak

            " Heh jubaedah!, lo yang ngilangin ya, lo yang minjem itu hp tapi malah lu titipin ke orang yang lo aja lupa namanya siapa, atau jangan-jangan lo ga nitipin kan, lo tinggalin gitu aja tu hp! iya kan?!" teriak Zella.

            "mending sekarang lo bantu gue cari itu hp gue" kataku yang sudah emosi sambil ingin menarik lengannya, tapi aku kalah cepat, ia meninggalkanku dan berkata

            "Yaudah bentar, gue nunggu pesanan gue jadi dulu".

 Rasanya aku ingin menamparnya saat itu juga, tapi untungnya aku masih punya fikiran untuk berfikir. Aku berlari menuju sekolah dan aku melaporkankehilangan pada guruku. Saat itu aku di tanya tentang kenapa hpku bisa hilang dan sebagainya. Saat dia datang dia pun juga ditanyai kenapa bisa menghilangkan hpku. Singkatnya hpku ketemu, dan benar dugaan Zella bahwa hpku ditemukan di atas speaker yang ada di depan dia tadi saat tampil. Di ruang guru itu kita bermaafan, wajahnya sangat melas dan terlihat sangat tulus, oh astaga aku muak melihatnya. Ekspresinya jauh berbeda saat aku bertemu dengannya di depan minimarket tadi, tapi karena ini ruang guru terpaksa aku harus memaafkannya. Aku keluar dengan mata berkaca, setelah dia pergi dengan rasa tidak bersalah sedikitpun aku membicarakan tentang dia ke teman-temanku. Aku sekarang sudah memaafkannya, walaupun dia masih mengesalkan, tapi yasudah aku tidak ingin membuat masalah sepele menjadi lebih  besar. Akhirnya perjalanan ku pada hari itu di tutup dengan memandang matahari yang hendak tertidur di atas vespa butut sambil mendengarkan hiruk pikuk kota jogja hari itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun