Pesta pernikahan itoku pada bulan februari adalah juga menjadi pertemuan suka cita terakhir kami sekeluarga bersama dengan abangku. Â
Itulah kenangan kenangan terakhir bersama beliau. Â Kami sekeluarga sangat merasa kehilangan.
Berpisah untuk selamanya dengan orang yang dekat dengan kita pasti akan membuat kita berduka, Â sedih dan menangis. Â
Banyak kekhawatiran akan masa depan anak anak abang, mereka adalah anak anak kami juga. Bagaimana nanti orang tua kami yang kami tinggalkan di kampung, Â karena satu satunya yang kami andalkan mengurus orang tua kami sudah pergi.
Hal yang menguatkan kami hanyalah mengingat kebesaran kasih Tuhan. Mengingat apa yang telah Tuhan lakukan selama berpuluh tahun kepada keluarga ini. Â Kami percaya akan penyertaan Tuhan juga dalam kondisi sekarang dan ke depannya
Suatu saat nanti dari tempat dimana air mata kami mengalir karena duka dan susah akan mengalir suka cita, Amin.
Â
Kadang dalam perkara sulit kami membela diri, Â bersungut sungut. Â Kenapa ya begini, Â kenapa ya begitu?.
Tetapi kami sadar, kalau hanya karena duka dan susah kami menuntut dan bersungut sungut, Â bagaimana dengan orang orang baik diluar sana yang tetap setia, Â bersyukur dan tetap berjuang pada hal derita, susah dan dukanya jauh lebih besar. Â
Siapakah kami yang hanya mau menerima hal hal yang baik saja dari Tuhan dan tidak mau menerima hal yang buruk?
Suka dan  duka pasti akan datang silih berganti. Mungkin siapapun tidak akan pernah siap menerima duka,  tapi hendaklah kita di dapatiNya tetap setia.
Untuk segala sesuatu di muka bumi ini ada masanya. Â Terpujilah Tuhan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H