Saat terjadi kerusakan di otak akibat stroke, otomatis merusak saraf  bagian- bagian tubuh.
Kalau otak bagian sebelah kiri yang terserang stroke, maka bagian tubuh yang lemah atau lumpuh adalah  bagian tubuh sebelah kanan dan sebaliknya kalau bagian otak sebelah kanan yang terkena serangan stroke, maka bagian tubuh sebelah kiri  yang lemah atau lumpuh.  Kalau stroke terjadi pada batang otak, biasanya lumpuh  total untuk kedua sisi tubuh.
Kerusakan jaringan saraf pada otak  mengakibatkan otak tidak bisa mengendalikan bagian bagian tubuh seperti sediakala.  Hubungan ( connecting) terganggu.Â
Kalau di ibaratkan seperti sinyal di handphone, karena jaringan rusak mengakibatkan komunikasi terganggu, terputus atau putus --putus.
Contoh nyata yang pernah saya alami, selama hampir 3 bulan sinyal dari otak saya ke beberapa bagian tubuh terganggu.
1.Saat  makan, otak saya menyuruh tangan kanan memasukkan nasi ke mulut, tapi tangan memasukkannya ke arah hidung.
2.Saat otak saya menyuruh tangan kiri saya untuk buka jari, atau tunjuk tangan, tetapi tangan saya diam tidak bereaksi, jari jari terkatup.
3.Saat otak saya menyuruh untuk mengangkat kaki atau untuk duduk tapi kaki saya diam tidak ada respon.
4.Saat  otak saya menyuruh usus saya untuk buang air besar, usus saya bereaksi menjadi mules tapi maaf dubur saya tertutup tidak bereaksi. Setiap saya akan buang air besar, ini adalah beban saya yang paling besar.  Saya bisa berjam jam di toilet tetapi saya terkadang tidak berhasil buang air besar. Dan kalapun berhasil, saya harus tetap dipegang sampai selesai, karena kalau dilepas, saya pasti akan jatuh. Betapa berkesannya pengalaman ini khususnya bagi yang menjaga, thankyou so much my forever darling.
5.dll
 Komunikasi yang terhambat tersebut menjadikan bagian bagian tubuh yang tidak terkendali tersebut bagaikan kawanan tanpa pemimpin. Tanpa gairah, tanpa  arah tujuan,lunglai lemah tak berdaya, pasrah dan tak bereaksi.
Kalau kita perhatikan, ini  sangat jelas terlihat pada tubuh orang stroke.  Kalau normalnya kita berjalan, bagian telapak kaki  yang terlebih dahulu  jatuh ke lantai atau tanah adalah bagian belakang( tumit) kaki, baru bagian tapak dan terus ke depan ( jari).  Tetapi bagi penderita stroke, yang terlebih dahulu jatuh adalah bagian depan ( tapak/jari kaki) baru tumit. Â
Demikian juga dengan tangan, normalnya saat kita melangkahkan kaki sebelah kanan, tangan kiri akan mengayun ke belakang dan sebaliknya. Tetapi tangan yang lumpuh akibat stroke terdiam  bahkan terkadang menempel di depan perut.
Tanpa pengendalian dari otak, bagian bagian tubuh itu akan tergeletak atau bergerak "sesukanya".  Karena kalau diusahkan/dipaksa untuk  normal  akan ada perasaan sakit, ngilu, tertarik dll. Akhirnya penderita stroke akan mencari kenyamanan.
Pada hal kenyamanan yang salah adalah awal petaka yang akan berkepanjangan bagi penderita stroke. Â
Sebenarnya bagian bagian tubuh yang tidak terkendali itupun bukan dengan sendirinya mencari tempat yang nyaman buat "mereka". Â Mereka hanya terdiam, tidak ada tenaga untuk bergerak.
Dari manakah mereka mendapatkan energi ?. Untuk meletakkan tangan diatas perut, menjatuhkan telapak kaki bagian depan terlebih dahulu, Â Saat berdiri posisi sempurna, tubuh tidak simetris tapi miring ke arah tubuh yang lemah, saat duduk, posisi tangan yang lemah tidak secara refleks mengikuti tangan yang normal diatas meja.
Energi yang menempatkan mereka padai posisi itu adalah energi gravitasi bumi.  Energi itu Selalu menarik ke bawah. Orang orang yang lemah akibat stroke selalu ditarik ke bawah. Baik tubuhnya, mentalnya, perekonomiannya, hubungan  sosialnya. Semua arah vektornya menuju kebawah.
Bagaimana caranya agar kita tidak hanyut ikut terbawa gravitasi bumi menuju ke bawah?
Tidak ada kata lain selain kata " LAWAN". Lawan dengan sisa sisa kekuatan yang ada, dan memohon kekuatan kepada Tuhan. Seperti Simson memohon kekuatan kepada Tuhan, sehingga masih bisa merubuhkan Istana  tempat dia disiksa dan akan di hukum mati dengan menggunakan sisa sisa kekuatan dari Tuhan.
 Berontaklah, belokkanlah arah menuju atas, walau perlahan dan sangat lambat dan terkadang kita merasa tidak ada perkembangan. Suatu saat minimal satu sisi dikehidupan kita bisa kita pertahankan  walupun sisi sisi yang lain terpaksa lepas dan hilang.  Jangan pernah menyerah, saat merasa tangan yang kaku itu jatuh  menggantung dibagian sisi tubuh, angkatlah. Saat terdiam tangan terletak di atas perut, angkatlah dan letakkan seperti posisi tangan yang normal. Saat melangkah, jatuhkanlah bagian tumit kaki terlebih dahulu agar sama dengan kaki sebelah lagi yang normal.
Kalau kita menyerah, gravitasi akan menarik kita semakin jauh kebawah. Tetapi Kalau kita melawan gravitasi terus menerus kita akan kehabisan energi. Kita hanya bisa melawannya saat saat tertentu, tetapi tujuan kita bukan bergumul terus dengan gravitasi, lama kelamaan yang ada adalah sungut --sungut, putus asa dan stres.
 Langkah berikutnya adalah saatnya kita memanfaatkan gravitasi itu untuk proses pemulihan kita.
Gravitasi itu adalah energi gratis yang Tuhan berikan kepada orang stroke untuk proses pemulihannya.  Kalau kita perhatikan di beberapa tempat latihan kebugaran. Otot akan semakin kuat dan berkembang kalau dilatih berulang ulang dengan arah bolak balik, misalnya  dari arah depan  ke belakang, dari arah atas dan bawah. Dari samping kiri ke kanan. Begitu saja terus menerus, sampai otot terbentuk kuat dan berkembang.
Untuk orang stroke,  bagian tubuh yang sangat dibutuhkan untuk kembali mandiri, kembali bertenaga, otot kembali kuat adalah mulai dari bahu, lengan dan tangan. Demikian juga kaki, mulai dari pinggul, paha dan betis.  Bagian- bagian ini saja bisa kembali bertenaga dan ber"otot",  bisa dipastikan tingkat kemandiriannya sudah diatas  70 persen.
Untuk menguatkan tangan dan kaki, cukup menggerakkannya secara berulang ulang dari arah atas ke bawah dan sebaliknya daei bawah ke atas.  Bagaimana kita bisa menggerakkannya sedangkan kita masih lemah? . Kita hanya butuh energi  untuk arah atas, untuk arah bawahnya kita memanfaatkan energi gravitasi. Caranya adalah ikat pergelangan kaki dengan karet dan gantungkan di gagang pintu, atau pegangan gantungan yang lainnya. Kaki di ayun ayunkan, dengan bantuan tangan yang normal  dan gravitasi tarik ke bawah dorong ke atas dengan bantuan energi pegas dari karet . Begitu saja gerakannya  terus menerus  dan pelan- pelan sampai otot pinggul, paha dan betis bereaksi dan bertenaga. Demikian berulang  -ulang dan latihan tiap hari  otot akan semakin bertumbuh, terbentuk dan bertenaga.
Demikian juga dengan tangan, pergelangan tangan diikat dengan karet yang elastis, digantung dan ditarik ulur tiap hari sampai bertumbuh dan bertenaga.
Energi gravitasi itu adalah anugerah Tuhan Yang Maha Kuasa yang bisa kita pergunakan untuk kebutuhan kita. Kita bisa melawannya tapi hanya utuk bertahan sementara dan sewaktu. Tetapi kita bisa memanfaatkannya untuk jangka waktu yang panjang untuk hasil yang lebih baik. Proses pemulihan yang saya alami banyak terbantu oleh gaya gravitasi  bumi.  Bahkan saat sudah pulihpun saya memanfaatkannya saat gerakan berlari. Saya dapat berlari karena saya hanya membutuhkan energi untuk mengangkat kaki ke atas seperti gerakan melayang dan dia akan jatuh sendiri kebawah saat akanmenginjakkan kaki ke jalan.  Tidak terbayang bagaimana lelahnya kalau saat saya berlari saya butuh energi untuk mengangkat dan menurunkan kaki.  Daya dorong saat badan saya condong ke depan juga lebih besar karena ada gaya gravitasi. Terimakasih Tuhan, Gaya gravitasi bumi yang  Engkau berikan adalah energi terapi yang besar dan Kau  berikan gratis  untuk pemulihanku.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H