Mohon tunggu...
Lidon Siagian
Lidon Siagian Mohon Tunggu... Berbagi dan melayani

Salt and light of the world

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Yang Ada Akan Tetap Ada, Selagi Waktu Masih Ada

18 Oktober 2018   18:58 Diperbarui: 18 Oktober 2018   19:19 209
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Saat itu dalam keadaan depresi saya berandai andai dalam hati, seandainya saya sekarang mati dalam kondisi lumpuh apakah saya masuk sorga ( walau saya sadari yang masuk sorga bukanlah fisik tapi roh). 

Kemungkinan Tuhan akan bertaya langsung:  "Lidon, kenapa kau tidak jaga baik baik apa yang telah Kuberikan itu? Saat kau berangkat dari sini ke dunia melalui rahim ibumu  kondisimu begitu baik, tapi kenapa setelah mau kembali ke sini dari Dunia  langkah kakimu jadi  terpingkal pingkal? Badanmu sebelah kok gak bisa bergerak?"  Apa jawabku kira kira?.

Saya tidak punya jawaban, tapi hanya permohonan agar saya diberikan kesempatan sekali lagi. Semaksimal mungkin fungsi itu harus kukembalikan dan kubayar lunas sebagai mana kondisi saat awal diberikan, yaitu bisa melangkah, bisa berlari, bisa melompat . Dengan komitmen pribadi, kalau kesempatan itu diberikan, kali ini haruslah selalu kupakai untuk melangkah  ke arah  kebaikan. .

Beberapa hari yang lalu saya, istri dan anak anak  menonton langsung beberapa perlombaan di Asian Para Games. Kami sengaja menyempatkan membawa anak anak meskipun sudah lelah pulang dari sekolah sore hari dan besoknya juga harus sekolah berangkat  pagi pagi. Maksud kami agar anak anak bisa bersyukur dalam kondisi yang bagaimanapun dan harus tetap berjuang dan bangkit  dalam kondisi  sesulit apapun untuk memperjuangkan bakat dan talenta yang mereka miliki.

Kami menyaksikan saudara saudara kita yang disable dari berbagai negara, dengan berbagai macam kekurangan  secara fisik, ada yang matanya  buta , ada yang down syndrom  ikut lomba renang  dan main basket tanpa kaki tapi pakai kursi roda.  Luar biasa semangat dan kemampuannya jauh melebihi orang orang yang fisiknya lengkap.

Saat para juara menerima piagam penghargaan, hampir semuanya mereka terharu meneteskan air mata.Yang membuat semua penonton ikut terharu, secara pribadi saya merinding melihat momen itu. Saya yakin itu bukan air mata kesedihan akibat fisik mereka yang terbatas, tapi air mata syukur karena dengan kerja keras dan keyakinan yang kuat dan dukungan orang terdekat, kekurangan itu telah menjelma menjadi  kelebihan mereka. 

Tuhan itu maha adil, Tuhan itu maha penyeimbang. Akan selalu ada berkah dibalik bencana, akan ada pelangi dibalik badai. Kita hanya perlu berusaha dan mengimaninya agar semua kembali seimbang dan yang  ADA  itu Tetap ADA, yaitu tetap memiliki arti hidup mula mula, yaitu maksud dan Tujuan Tuhan diawal kita diciptakanNya yaitu menjadi sebuah kehidupan yang berarti. 

dokpri
dokpri

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun