Mohon tunggu...
lidia ruliastiniwa
lidia ruliastiniwa Mohon Tunggu... -

Seorang Mahasiswi FK Keperawatan UNDIP

Selanjutnya

Tutup

Healthy

shisa : enak tapi bahaya

2 November 2010   04:04 Diperbarui: 26 Juni 2015   11:55 60
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Setelah sekian lama saya bertanya-tanya dalam hati dan hanya sebatas mengira-ngira di dalam hati sekarang saya sudah menemukan jawaban yang masuk akal .

Saya bukan perokok aktif dan saya tidak ada niatan untuk merokok,pernah sesekali saya ingin mencoba tapi gak pernah jadi karena setelah dipikir-pikir kembali hal itu tidak perlu, saya sendiri tidak tertarik dan hal itu tidak menarik Saya memang tipe orang yang pengen tau, sehingga suatu ketika saya diajak teman saya ke ulang tahunnya di salah satu cafe di dekat pusat kota di daerah saya. Di meja yang tidak terlalu besar itu sudah penuh dengan makanan dan beberapa pitcher minuman bersoda. Di sana ada satu benda yang menarik perhatian saya, ternyata itu yang namanya shisa memang sebelumnya saya sudah pernah melihat profil dari sebuah shisa di suatu acara jalan-jalan di Tv. Shisa berasal dari daerah timur tengah biasanya diisap oleh beberapa orang secara bergantian. Nahh dari situ saya mencoba untuk merasakan shisa, pengen tau aja bagaimana sihh rasanya caranya dan efek dari stelah shisa'n itu. Pertama yang ada dipikiran saya adalah shisa tidak sama dengan rokok, jadi ya saya santai saja menghisap berkali-kali untuk belajar menghisap dengan baik dan mengeluarkan asap yang banyak seperti yang teman saya lakukan. Jujur setelah cukup banyak menghisap memang kepala saya menjadi pusing hampir sama rasanya dengan migran, kalo kata teman saya yang ulang tahun itu karena saya belom terbiasa . Ya saya sih percaya-percaya aja karena yang ada dipikran saya masih sama shisa tidak sama dengan rokok. Waktu sudah berjalan cukup lama sekitar hampir 2 tahun saya tidak mencoba lagi.

Kembali lagi pada saat teman saya ulangtahun(:teman yang berbeda), pada saat itu kita hanya berkumpul untuk merayakan kecil-kecilan ulangtahunnya. Nah teman saya yang pada saat itu mengadakan ulangtahunnya di cafe pun ikut datang karena kamu adalah sahabat. Dia ternyata membawa alat shisa itu lengkap dari tempat untuk air yang bisa kita ganti dengan minuman bersoda,bara apinya yang sekilo bisa mencapai 500rb rupiah, selainya yang membuat shisa itu beraroma buah atau mint,dan kertas aluminium. Saya melihat bagaimana itu semua disusun dan setelah semua terpasang dia yang pertama untuk jadi tester memastikan semuanya sudah bisa dinikmatin dengan enak.

Saya bersama teman-teman yang lain secara bergantian mencobanya sekitar 6 orang. Pada saat saya mencoba untuk kali kedua dipikiran saya kembali muncul apkah itu aman apa bedanya sama rokok ? saya sempat mendiskusikan via sms dengan teman saya yang dia juga perokok. Menurut pendapatnya roko dan shisa sama saja tidak ada bedanya walaupun dia tidak bisa menjelaskan lebih lanjut perbedaannya dimana.

Suatu saat saya serching, ehhh ternyata dalam halaman pertama sebuah web sudah tertulis jelas bahwa " Shisa lebih berbahaya dari Rokok"

ya ampunnn, ternyata oh ternyata shisa adalah 400-450 kali lebih berbahaya daripada rokok(kata Dr Hilari Wareing) . Padahal saya sendiri anti dengan rokok, dan saya selalu  menegur teman saya yang rokoknya tu kayak kereta api, gak berhenti-berhenti.

Yang menyebabkan shisa berbahaya adalah dari kandungannya


  • Karbon monoksida yang dihasilkan rokok shisa setidaknya empat kali lebih tinggi dari jumlah yang dihasilkan oleh satu batang rokok dalam satu kali hisapan. Padahal tingginya karbon monoksida tersebut dapat menyebabkan kerusakan otak dan ketidaksadaran.

  • perokok shisa telah memasukkan 40-70 ppm Co kedalam napas mereka, hal itu mempengaruhi 8-12 % darah dalam tubuh mereka. (Kadar Tingkat CO - PPM (Parts Per Million)  Tingkat Normal: 3 ppm, Perokok Ringan: 10-20 ppm, Perokok Berat : 30-40 ppm, Salah Pembakaran : lebih dari 100 ppm, Gejala Berat : 100 ppm, Tingakatan Parah : lebih dari 300 ppm)


Kesalahpahaman yang sama pun terjadi di masyarakat khususnya kalangan anak muda(seperti saya) atau mungkin kaum yang lebih tua dibanding kami para remaja,seperti yang saya pikirkan bahwa shisa tidak sama dengan  rokok. Banyak anggapan shisa adalah rokok biasa yang tidak menimbulkan bahaya atau rokok alternatif. Karena selain harganya yang murah shisa bisa dinikmati banyak orang selama sekitar 1 jam-an. Sekarang sudah banyak tempat tongkrongan yang menyediakan menu shisa, bahkan ada juga tempat yang memang digunakan khusus untuk menikmati shisa.

Nahh sekarang bagaimana dengan teman-teman semua yang sudah mengetahui bahwa shisa sama saja dengan rokok, sama-sama berbahaya dan merugikan khususnya kita kaum muda yang masih menempuh pendidikan , karena sebagian kegiatan yang kami lakukan menggunakan pikiran yang mengiktusertakan otak sebagai pekerjanya jadi jika pekerjanya saja sudah menjadi rusak bagaimana hasil yang bisa diambil. Kembali lagi dengan nasib bangsa Indonesia kedepannya. :semoga bermanfaat :)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun