Kenangkan aku dalam getir lamunmu
Sentuhlah kisah itu walau dalam waktu bisumu
Bagai denting piano yang tak teratur
Kita bertemu dalam senja yang sendu
Lalu bergulir seturut deru nafas yang lugu
Sederhana, namun menggebu sungguh
Sangkamu semesta yang parau itu akan menatap kita
Menghargai getar rasa yang berteriak dalam jiwa
Lalu menyuarakan scenario indah yang tak terselami manusia
Sangkaku doa dan asaku itu begitu menggemas tulus rasa
Sehingga akan menarik lembar-lembar keajaiban dari-Nya
Aku yang akan menyederhanakan ini semua untukmu
Menelusuri kemelut hatiku hingga ia meremuk
Pada siapa kita akan mengadu jika tak ada ruang untuk berseru
Waktu akhirnya menuntunku dalam realita hidup yang menuntut
Kau dan wajah bahagia itu tinggalkan lah di sini
Akan kuhabisi kisah yang tak sepatutnya terjadi
Dalam malam sunyi nan dingin kala kau terjatuh dan merintih Aku pergi ..
Dan bencilah aku seumur hidupmu!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H