Mohon tunggu...
Lidia Pratama Febrian
Lidia Pratama Febrian Mohon Tunggu... Jurnalis - Penulis

Puisi sebagai seni pengungkap rasa, tempat dan wadah menyalurkan inspirasi serta realita

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Kenangan

26 Desember 2021   01:25 Diperbarui: 26 Desember 2021   01:32 112
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Kenangkan aku dalam getir lamunmu

Sentuhlah kisah itu walau dalam waktu bisumu

Bagai denting piano yang tak teratur

Kita bertemu dalam senja yang sendu

Lalu bergulir seturut deru nafas yang lugu

Sederhana, namun menggebu sungguh

Sangkamu semesta yang parau itu akan menatap kita

Menghargai getar rasa yang berteriak dalam jiwa

Lalu menyuarakan scenario indah yang tak terselami manusia

Sangkaku doa dan asaku itu begitu menggemas tulus rasa

Sehingga akan menarik lembar-lembar keajaiban dari-Nya

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun