Aku merindu dalam hening,
seperti halnya seorang anak mengharapkan bapaknya kembali setelah pergi,
Di mana kata pergi kerapkali membuat dada sesak, mata sembab, dan tidur tak jelas.
Begitulah!
Sepi berkali-kali mengajariku cara memainkan melodi kenangan,
Ketika lirik sendu bukan lagi hal paling menarik,
Tetapi bagaimana nada-nada bahagia bisa kembali berdendang.
Barangkali, bukan hanya aku yang percaya, jikalau
lagu dan kesunyian benar-benar menjelma ramuan kepahitan dalam secangkir kopi para melankolis yang patah hati,
Yang kadang memberi inspirasi agar lekas pulang setelah hilang.
Sarjo, 26 Oktober 2019
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!