Mohon tunggu...
Lidia
Lidia Mohon Tunggu... Bidan - Penulis pemula yang beberapa karyanya dimuat media. FLP Ranting Unismuh Makassar.

Puisi adalah nyawa bagi katakata yang takut bersuara

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Malam dan Lilin Malang

22 Oktober 2019   22:25 Diperbarui: 22 Oktober 2019   22:38 32
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hening di emperan jalan,
Ia sendiri menikmati gulita
Membagi airmata pada angin lalu
Di bawah atap langit paling teduh

Kemana kakinya akan melangkah
Sedang celoteh perut berisik mengusik ketenangan
Dahaga meronta,
Meminta seteguk air
Pada daun yang melambai

Malam!
Aku lilin kecil butuh arah
Mencari iba pada mereka yang berpunya
Yang entah siapa
Di tangannya aku bertahan hidup
Hingga esok,
Mata masih menatap hari

Hening di emperan jalan,
Malang menjadi karib
Bagi diri yang telantar
Tanpa Ayah, ibu
Namun, ingin tetap bersinar

Aku lilin malang
Berharap memeluk bintang
Meski tak sampai.

Sarjo, 22 Oktober 2019

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun