Mohon tunggu...
Lidia
Lidia Mohon Tunggu... Bidan - Penulis pemula yang beberapa karyanya dimuat media. FLP Ranting Unismuh Makassar.

Puisi adalah nyawa bagi katakata yang takut bersuara

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Di Perantauan

11 Juni 2019   20:15 Diperbarui: 11 Juni 2019   20:18 36
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hari memetikangka-angka kalender
Meninggalkankemarin yang berlalu
HinggaRamadan pun akan beranjak
Menyisakantampungan rindu

Aku masih disini, 
Mematung diteras rumah sunyi
Mengingat-ingatwajah mana yang pantas kurawat,
dan mana seharusnyadihapus dalam pikiran

Untukmemperjelas alasan pulang
Angankusudah tiba duluan
Mencicipiwarna-warni masakan Ibu
Memijat-mijatbahu Ayah yang membatu

Dantenggelam dalam gurauan saudara-saudaraku
Aku masih disini,
Menyanyikanlagu pada sapi-sapi
Berharapbisa memecah celengan rindu

Membayarselaksa sendu di ruang temu
Tubuhkutumbuh di halaman orang
Menghitung-hitungmimpi
Menawarharga masa depan.

Parepare, 23Mei 2019

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun