Mohon tunggu...
Lidia Putri
Lidia Putri Mohon Tunggu... profesional -

General Practice. Even a drop of water but it can relieve thirst and can make life in the world

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Emangnya Penting Punya Suasana Tenang, Indah dan Damai Seperti pada Kota Zurich...

6 Februari 2014   23:15 Diperbarui: 24 Juni 2015   02:05 1827
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

( Baiknya sarana fasilitas umum merupakan salah satu gambaran kesejahtearan dari suatu negara ) Perjalanan dari Amsterdam ke Zurich memakan waktu kurang dari dua jam, dan di pesawat mendapat menu makanan yang sama seperti berangkat sebelumnya, tapi  senang rasanya bisa mendapatkan croissant yang masih hangat. Mendaratkan kaki di kota tempat pendidikanya Einstein ini, membuat diri sangat bersyukur  kepada Sang Khalik, sudah di beri kesempatan  .

Tiba siang hari di sini, sudah di rencanakan sebelumnya saat pesan tiket,   agar waktu tunggu di Zurich lebih dari 9 jam, jadi bisa  keluar dari bandara untuk singgah sebentar. Untuk keluar dari sini bisa menggunakan berbagai macam kendaraan umum, mulai dari kendaraan pribadi, taksi, bis maupun kereta.

Menggunakan kereta cepat ke bandara bukan hanya ada di  Moskow  dan Amsterdam,  dari bandara Zurich ini juga ada kereta cepat sebagai trasportasi penghubung antara bandara dan kota. Di kota untuk bisa ke tempat tujuan atau ke rumah, kita bisa naik trem, bis, atau juga  jika ingin ke  kota lainnya bisa lanjut  pindah ke kereta yang berbeda . Hmm... suatu penyediaan sistem trasportasi  umum yang baik. Mendengar kabar akan ada kereta seperti ini di Jakarta,  senang juga kiranya karena akan membantu sekali jika ini terwujud. Berharap nantinya hasilnya  mempunyai berkualitas yang baik, dan merupakan  usaha yang menolong, sehingga menguntungkan seluruhnya, demi kepentingan bersama.

[caption id="attachment_310640" align="aligncenter" width="601" caption="Suasana kota yang tidak terlalu ramai, jalan kendaraan dan trem berdekatan"][/caption] [caption id="attachment_310646" align="aligncenter" width="764" caption="Pemandangan di suatu lampu stopan"]

13916878302098729973
13916878302098729973
[/caption]

Dalam perjalanan, melihat pemandangan yang berbeda, daerah yang dikelilingi oleh banyak gunung, membentuk lahan yang berlereng, sehingga membuat pemandangan indah  seperti semuanya susun bertingkat. Dari bandara ke pusat kota juga tidak terlalu jauh. Suasana kota yang  cukup lenggag, suhu yang +5 dengan pacaran sinar matahari yang terang , sehingga membuat terasa  tidak terlalu dingin. Di  kota juga tidak terlalu banyak orang, tidak heran jika tidak ada kemacetan, padahal pada persimpangan jalan dilewati oleh kendaraan umum, kendaraan pribadi dan trem. Pada lampu stopan di jalan yang cukup besar, ada banyak zebra cross dengan fasilitas lampu penyeberangan, sehingga orang tidak menyeberang jalan sembarangan. Sebaliknya juga pengendara mobil sangat menghargai dan mendahului pejalan kaki  lewat pada zebra cross yang tidak ada lampu penyeberanganya. Suatu pemandangan lalulintas yang indah...

[caption id="attachment_310641" align="aligncenter" width="642" caption="Walau keliatahn menupuk tapi tetap tertib"]

13916833961068223573
13916833961068223573
[/caption]

Saat tiba di kota sudah cukup lewat  dari waktu makan siang, jadi  mau tidak mau mencari tempat makan yang terdekat. Tiba di tempat makan, sudah menduga menu yang disajikan adalah khas eropa, tidak ada salahnya selalu mencoba makanan yang berbeda di tempat kita singgah.  Berharap ada makanan spesial di tempat ini, tapi harus kecewa karena pada menu tidak ada yang terlihat spesial, yang tertera merupakan makanan yang juga suka di lihat pada Mal besar di Jakarta, hanya mungkin kualitas rasanya saja yang berbeda.  Menu eropa yang tidak jauh dari roti dan kue, serta pastry. Disayangkan harga makanan yang  memakai mata uang Swiss-Franc  ini cukup mahal.

[caption id="attachment_310650" align="aligncenter" width="662" caption="Pemandangan di tempat makan"]

13916881081109627531
13916881081109627531
[/caption]

Hal yang menarik yaitu kebetulan tempat makan ini letaknya ada bersebelahan dengan Bank Swiss yang terkenal itu. Bank yang menerima semua yang mau menyimpan  dana dan benda berharga dari manapun dan siapapun tanpa perduli. Mendapat info bahwa di bawah gedung banguan bank ini tersimpan banyak sekali dana dan juga  harta kekayaan yang berlimpah, tapi  untuk benar  atau tidaknya  kurang tau, karena belum pernah masuk ke dalam tempat penyimpanananya (walah gubrak deh... siapa pula yang mau ajak ke tempat penyimpanan, memangnya punya harta yang disimpan di sana). Tidak terlalu tau banyak tentang ini, jadi tidak bisa membahasnya lebih lanjut.

[caption id="attachment_310654" align="aligncenter" width="727" caption="Bank of Swiss"]

13916891771722928815
13916891771722928815
[/caption]

Melanjutkan karena waktunya sedikit maka diputuskan untuk hanya melihat pemandangan danau Zurich saja... Melangkahkan kaki mengelilingi danau ini membuat sasana hati sangat tenang dan damai, karena pemandangan danau dengan bentangan air yang indah, udara yang segar, kicauan burung di pinggir danau. Mungkin saja kiranya Einstein mendapat kejeniusan dan idenya karena  dari suasana ini (oala... megarang bebas lagi...)

Suatu hal yang paling membuat tersentuh juga mendukung kata damai ini, yaitu karena banyak di temukan pasangan kakek dan nenek usianya mungkin lebih dari 70 tahun keatas, berjalan bersamaan dengan langkah kecil dan agak tertatih lalu saling membantu bergandengan, dan ada  yang hanya  duduk berdua di tepi danau... pemandangan yang membuat sangat terharu biru sekali . Melihat ini jadi teringat suatu puisi

CINTA SEJATI

Sejak kehadiranmu hingga kini Ruang hatiku beraroma wangi Buaian bunga-bunga rindu menari Yang kau tinggalkan dihati

Makin hari bersemi Tanpa layu senyum ini Tersirami cinta suci Darimu kekasih hati

Jangan biarkan aku sendiri Kuhanya ingin memiliki Dirimu seutuhnya cinta sejati Menjadi harga mati tak tertawar lagi

Andai ada pengganggu hati Hati ini tegas menghadapi Janganlah engkau ragu lagi Hati ini milikmu abadi [caption id="attachment_310660" align="aligncenter" width="496" caption="kakek nenek"]

1391693357159416887
1391693357159416887
[/caption]

Suatu pemandangan yang jarang sekali di temukan di Indonesia. Jadi  terbayang kalau bertemu dengan pasangan kakek -nenek di Indonesia sangat bertolak belakang, dimana jangankan saling bergandengan, jika ada salah satunya yang jalannya lambat,  pasti pasangannya akan sewot  marah, wah... apalagi mengharapkan yang duduk berduaan ya...Bahkan di Indonesia pernah melihat di suatu tempat pasangan kakek -nenek yang malah saling mencaci pasangannya, turut prihatin melihatnya,  karena merupakan suatu perjalanan hidup yang menyedihkan sekali untuk mereka...

[caption id="attachment_310666" align="aligncenter" width="356" caption="suatu pohon yang  terawat dan  dibentuk agar terlihat unik"]

13916946141574297035
13916946141574297035
[/caption]

[caption id="attachment_310684" align="aligncenter" width="110" caption="sedikit bukti bahwa diri ini ada"]

13917152371486921085
13917152371486921085
[/caption]

Hal lain yang mendukung suasana yaitu susunan taman yang terawat sepanjang tepi danau ini, walau saat ini musim dingin, dimana daun-daun sudah tidak ada lagi tapi tetap membuat pemandangan yang sangat indah. Bentuk dan beraneka ragam posisi pohon  sehingga waktu sore membuat gambaran siluet alam tersendiri. Menerawang jadinya...  teringat pertamanan  kota yang ada di Indonesia, yang hanya lebih suka atau selalu rajin menanam, tanpa atau jarang melihat ada yang merawatnya... jadi rasanya tidak tau bentuk dari taman itu sebenarnya. Selain itu jarang  melihat ada pohon besar,  padahal  kiranya sangat berguna untuk paru-paru kota.

Dengan suasana ini, tidak heran jika  dekat tepi danau juga  melihat orang yang   membaca dan banyak anak-anak dibawa untuk bermain di sini. Bahkan melihat anak TK yang sedang di bawa oleh gurunya untuk  mengenal alam lebih dekat, suatu hal yang baik sekali belajar di alam terbuka. Wah...melihat ini... jadi  ingin juga rasanya membuat puisi di sini...tapi waktu sangat sempit jadi tidak mungkin untuk ini ( huff...  alasah banget.)

[caption id="attachment_310664" align="aligncenter" width="496" caption="Asiknya membaca"]

1391694589748729474
1391694589748729474
[/caption]

Duduk istirahat sambil berdiam diri memandang kearah danau keseluruhan, jadi sangat teringat dengan Danau Toba, Danau Singkarak, Danau Ranau,  Danau Gunung Tujuh, Danau Sentani.... Semuanya punya keindahanya masing-masing. Terinspirasi dengan keadaan yang ada, berpikir...Kenapa tidak  dibentuk  lanscape taman natural,  menggunakan pepohonan yang sudah ada sehingga terlihat lebih  indah  juga mudah untuk merawatnya, serta membuat  tempat buat orang bisa jalan  di dekat daerah tepinya, jadi dapat menikmati pemandangan danau  lebih luas leluasa dan nyaman tentunya.

[caption id="attachment_310669" align="aligncenter" width="653" caption="Duduk sambil menikmati pemandangan danau"]

13916971611739563718
13916971611739563718
[/caption]

Selama berjalan di tepian, tidak tampak rasanya orang berjalan dengan wajah yang sedih, juga tidak tampak peminta-minta di sini. Dengan melihat keadaan ini bertanya dalam hati, kiranyaa negara kita kaya, seperti pada syairnya lagu Bimbo  Ikan dan udang menghampiri dirimu, bahkan tongkat kayu dan batu jadi tanaman...Kalau begitu suasana seperti ini baiknya bisa juga kita dirasakan pada negara tercinta ini. Apakah karena kita kurang keras lagi untuk berusaha ya... atau karena kita terlalu terlena dan mambuat menjadi lupa karena kekayaan yang ada...sehingga kita selalu berpikiran negatif, kemudian saling  berebut kekuasaan ,  serta kalau bisa  saling menjatuhkan, mencaci dan memaki.... mungkin karena itu  Sang Kalik sedang mengajak kita untuk merasakan nikmatnya menjadi yang 'papa' saat ini , agar suatu saat menjadi lebih kuat lagi.... Oh... kenapa jadi teringati puisi yang lain ya.....Kalil Gibran  ..

Kasih Sayang dan Persamaan

Sahabatku yang papa, jika engkau mengetahui,bahwa Kemiskinan yang membuatmu sengsara itu mampu menjelaskan pengetahuan tentang Keadilan dan pengertian tentang Kehidupan, maka engkau pasti berpuas hati dengan nasibmu. Kusebut pengetahuan tentang Keadilan : Karena orang kaya terlalu sibuk mengumpul harta utk mencari pengetahuan. Dan kusebut pengertian tentang Kehidupan : Karena orang yang kuat terlalu berhasrat mengejar kekuatan dan keagungan bagi menempuh jalan kebenaran. Bergembiralah, sahabatku yang papa, karena engkau merupakan penyambung lidah Keadilan dan Kitab tentang Kehidupan. Tenanglah, karena engkau merupakan sumber kebajikan bagi mereka yang memerintah terhadapmu, dan tiang kejujuran bagi mereka yang membimbingmu. Jika engkau menyadari, sahabatku yang papa, bahwa malang yang menimpamu dalam hidup merupakan kekuatan yang menerangi hatimu, dan membangkitkan jiwamu dari ceruk ejekan ke singgahsana kehormatan, maka engkau akan merasa berpuas hati karena pengalamanmu, dan engkau akan memandangnya sebagai pembimbing, serta membuatmu bijaksana. Kehidupan ialah suatu rantai yang tersusun oleh banyak mata rantai yang berlainan. Duka merupakan salah satu mata rantai emas antara penyerahan terhadap masa kini dan harapan? masa depan. Antara tidur dan jaga, di luar fajar merekah. Sahabatku yang papa, Kemiskinan menyalakan api keagungan jiwa, sedangkan kemewahan memperlihatkan keburukannya. Duka melembutkan perasaan, dan Suka mengobati hati yang luka. Bila Duka dan kemelaratan dihilangkan, jiwa manusia akan menjadi batu tulis yang kosong, hanya memperlihatkan kemewahan dan kerakusan. Ingatlah, bahwa keimanan itu adalah peribadi sejati Manusia. Tidak dapat ditukar dengan emas; tidak dapat dikumpul seperti harta kekayaan. Mereka yang mewah sering meminggirkan keimananan, dan mendekap erat emasnya. Orang muda sekarang jangan sampai meninggalkan Keimananmu, dan hanya mengejar kepuasan diri dan kesenangan semata.? Orang-orang papa yang kusayangi, saat bersama isteri dan anak sekembalinya dari ladang merupakan waktu yang paling mesra bagi keluarga, sebagai lambang kebahagiaan bagi takdir angkatan yang akan datang. Tapi hidup orang yang senang bermewah-mewahan dan mengumpul emas, pada hakikatnya seperti hidup cacing di dalam kuburan. Itu menandakan ketakutan. Air mata yang kutangiskan, wahai sahabatku yang papa, lebih murni daripada tawa ria orang yang ingin melupakannya, dan lebih manis daripada ejekan seorang pencemooh. Air mata ini membersihkan hati dan kuman benci, dan mengajar manusia ikut merasakan pedihnya hati yang patah. Benih yang kau taburkan bagi si kaya, dan akan kau tuai nanti, akan kembali pada sumbernya, sesuai dengan Hukum Alam. Dan dukacita yang kau sandang, akan dikembalikan menjadi sukacita oleh kehendak Syurga. Dan angkatan mendatang akan mempelajari Dukacita dan Kemelaratan sebagai pelajaran tentang Kasih Sayang dan Persamaan.

=0--------------------------------------------------------------------------------------0=

Jadi....dengan gambaran yang ada ini, ingin bertanya kembali apakah menurut anda memang penting memiliki suasana tenang, indah dan damai???

Dari semua kaadaan  perjalanan  dari  Moskow-Amsterdam-Brussels-Zurich yang di gambarkan dari  mata tulisan dan juga puisi  yang ada  ini,  berharap semoga jadi  info dan hal yang baik untuk kita semua, sehingga kita lebih bersemangat lagi untuk memperbaiki diri sekeras mungkin, juga tentunya  dengan berdoa bagi yang muslim kepada Allah SWT, juga pastinya kepada yang lain berdoa menurut agamanya, serta tidak lupa untuk bersyukur ... Saatnya kembali ke Moskow....

Senang bisa berbagi -lidia-

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun