Mohon tunggu...
Lidia Putri
Lidia Putri Mohon Tunggu... profesional -

General Practice. Even a drop of water but it can relieve thirst and can make life in the world

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Emangnya Penting Punya Suasana Tenang, Indah dan Damai Seperti pada Kota Zurich...

6 Februari 2014   23:15 Diperbarui: 24 Juni 2015   02:05 1827
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Suatu hal yang paling membuat tersentuh juga mendukung kata damai ini, yaitu karena banyak di temukan pasangan kakek dan nenek usianya mungkin lebih dari 70 tahun keatas, berjalan bersamaan dengan langkah kecil dan agak tertatih lalu saling membantu bergandengan, dan ada  yang hanya  duduk berdua di tepi danau... pemandangan yang membuat sangat terharu biru sekali . Melihat ini jadi teringat suatu puisi

CINTA SEJATI

Sejak kehadiranmu hingga kini Ruang hatiku beraroma wangi Buaian bunga-bunga rindu menari Yang kau tinggalkan dihati

Makin hari bersemi Tanpa layu senyum ini Tersirami cinta suci Darimu kekasih hati

Jangan biarkan aku sendiri Kuhanya ingin memiliki Dirimu seutuhnya cinta sejati Menjadi harga mati tak tertawar lagi

Andai ada pengganggu hati Hati ini tegas menghadapi Janganlah engkau ragu lagi Hati ini milikmu abadi [caption id="attachment_310660" align="aligncenter" width="496" caption="kakek nenek"]

1391693357159416887
1391693357159416887
[/caption]

Suatu pemandangan yang jarang sekali di temukan di Indonesia. Jadi  terbayang kalau bertemu dengan pasangan kakek -nenek di Indonesia sangat bertolak belakang, dimana jangankan saling bergandengan, jika ada salah satunya yang jalannya lambat,  pasti pasangannya akan sewot  marah, wah... apalagi mengharapkan yang duduk berduaan ya...Bahkan di Indonesia pernah melihat di suatu tempat pasangan kakek -nenek yang malah saling mencaci pasangannya, turut prihatin melihatnya,  karena merupakan suatu perjalanan hidup yang menyedihkan sekali untuk mereka...

[caption id="attachment_310666" align="aligncenter" width="356" caption="suatu pohon yang  terawat dan  dibentuk agar terlihat unik"]

13916946141574297035
13916946141574297035
[/caption]

[caption id="attachment_310684" align="aligncenter" width="110" caption="sedikit bukti bahwa diri ini ada"]

13917152371486921085
13917152371486921085
[/caption]

Hal lain yang mendukung suasana yaitu susunan taman yang terawat sepanjang tepi danau ini, walau saat ini musim dingin, dimana daun-daun sudah tidak ada lagi tapi tetap membuat pemandangan yang sangat indah. Bentuk dan beraneka ragam posisi pohon  sehingga waktu sore membuat gambaran siluet alam tersendiri. Menerawang jadinya...  teringat pertamanan  kota yang ada di Indonesia, yang hanya lebih suka atau selalu rajin menanam, tanpa atau jarang melihat ada yang merawatnya... jadi rasanya tidak tau bentuk dari taman itu sebenarnya. Selain itu jarang  melihat ada pohon besar,  padahal  kiranya sangat berguna untuk paru-paru kota.

Dengan suasana ini, tidak heran jika  dekat tepi danau juga  melihat orang yang   membaca dan banyak anak-anak dibawa untuk bermain di sini. Bahkan melihat anak TK yang sedang di bawa oleh gurunya untuk  mengenal alam lebih dekat, suatu hal yang baik sekali belajar di alam terbuka. Wah...melihat ini... jadi  ingin juga rasanya membuat puisi di sini...tapi waktu sangat sempit jadi tidak mungkin untuk ini ( huff...  alasah banget.)

[caption id="attachment_310664" align="aligncenter" width="496" caption="Asiknya membaca"]

1391694589748729474
1391694589748729474
[/caption]

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun