Semarang (01/08/2021) - Universitas Diponegoro kembali menggelar salah satu rangkaian program Tri Darma Perguruan Tingi yaitu Pengabdian masyarakat yang dilakukan oleh mahasiswa dalam bentuk Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tim II periode 30 Juni -- 12 Agustus 2021.Â
Namun kondisi saat ini tidak memungkinkan mahasiswa untuk turun langsung ke masyarakat setiap harinya mengingat angka kenaikan kasus Covid-19 Â yang semakin melunjak. Maka dari itu KKN Tim II UNDIP kali ini dilaksanakan secara individu di kampung halaman masing-masing.Â
Tema yang diangkat dalam KKN tahun ini adalah "Sinergi Perguruan Tinggi dengan Masyarakat di Masa Pandemi Covid-19 Berbasis pada Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDS's) Melalui Kuliah Kerja Nyata. Walau KKN kali ini dilaksanakan secara online namun diharapkan hasil atau output yang diberikan kepada masyarakat tetap optimal.
Lidia Puspitasari, Mahasiswa jurusan Kimia, Fakultas Sains dan Matematika, Universitas Diponegoro dengan dosen pembimbing lapangan Apri Dwi Anggo, S.Pi., M.Sc. melaksanakan kegiatan KKN di Kelurahan Mangunharjo, Kecamatan Tembalang, Kota Semarang, Jawa Tengah. Salah satu program kerja yang dibawakan adalah "Sosialisasi Penanganan Limbah Infeksius Covid-19 dalam Rumah Tangga.Â
Sehubungan dengan melonjaknya kasus Covid-19 di Indonesia khususnya di Semarang melatarbelakangi program ini untuk dibawakan kepada masyarakat. Data dari web siagacorona.semarangkota menyatakan bahwa total kasus corona per tanggal 24 Juli 2021 sebanyak 75.600, kasus suspek sebanyak 298 dan kasus probable sebanyak 141.Â
Rinciannya sebagai berikut, bahwa kasus yang terkonfirmasi atau mengalami perawatan sebanyaak 1295, kasus sembuh 56.814 dan kasus meninggal sebanyak 3782.Â
Dalam bulan Juli ini setiap harinya mengalami peningkatan hasil swab positif, dimana pada tanggal 1 Juli 2021 jumlah orang yang dinyatakan positif melalui swat test sebanyak 24.051 dan sampai hari ini 24 Juli 2021 jumlah orang yang dinyatakan positif melalui swab test sebanyak 29.289. limbah yang berasal dari anggota keluarga dalam rumah yang sedang menjalani isolasi mandiri bisa menjadi salah satu sumber penyebaran virus Covid-19.Â
Maka dari itu diperlukan penanganan khusus untuk mengolah limbah infeksius ini.Â
Tetapi masih banyak masyarakat yang minim informasi tentang hal ini. Hal inilah yang melatarbelakangi sosialisasi ini dilakukan kepada mayarakat setempat dan diharapkan mampu menekan angka penyebaran Covid-19.
Apa sih limbah infeksius itu? Jadi imbah infeksius yaitu limbah dari orang yang diwajibkan melakukan karantina di rumah dapat berupa limbah tisue, masker, sapu tangan, kaos tangan, kain sekali pakai, dan APD lainnya. Seiring dengan meningkatnya kasus Covid-19 di Indonesia, meningkat pula jumlah limbah dari orang yang melakukan karantina di rumah.Â