Mohon tunggu...
lidel Stefian
lidel Stefian Mohon Tunggu... Perawat - Mahasiswi Universitas Airlangga

Menyanyi, Psikologi

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Gizi Buruk di Nusa Tenggara Timur

22 Agustus 2023   19:51 Diperbarui: 22 Agustus 2023   19:57 84
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

GIZI BURUK DI NTT

 

 

 

             Gizi buruk adalah kondisi ketika berat badan anak terlalu rendah bila dibandingkan dengan tinggi badannya. Menurut FAO, kurang gizi (undernourished) adalah kondisi di mana konsumsi makanan harian seseorang tidak mencukupi standar kebutuhan energi untuk hidup sehat.

            Gizi buruk pada Anak dapat menyebabkan gangguan psikologis berupa rasa cemas dan ketidakmampuan belajar serta berdampak buruk pada perkembangan dan kemampuan anak untuk beradaptasi pada situasi tertentu. Sebuah studi "India Journal of Psychiatry" mencatat dampak dari gizi buruk yaitu: kekurangan zat besi menyebabkan gangguan hiperaktif, kekurangan yodium menghambat pertumbuhan. Gizi buruk juga berdampak pada tingkat IQ yang rendah. Selain itu, anak dengan gizi buruk atau severe wasting biasanya memiliki daya tahan/ kekebalan tubuh yang sangat lemah sehingga berisiko terkena penyakit parah, bahkan meninggal.

            FAO mencatat pada 2021 penderita kurang gizi di seluruh dunia mencapai sekitar 767 juta orang. Dari jumlah tersebut, mayoritas atau 425 juta orang di antaranya berada di Asia. Indonesia sendiri tercatat sebagai negara dengan jumlah penduduk kurang gizi tertinggi di kawasan Asia Tenggara. Namun, jika dilihat dari persentasenya, negara Asia Tenggara dengan prevalensi kurang gizi tertinggi adalah Timor Leste, sementara Indonesia di urutan ketiga pada 2021. FAO juga mencatat jumlah penderita kurang gizi di skala global terus meningkat dalam lima tahun terakhir. Berdasarkan SSGI tahun 2022 prevalensi balita wasting di Indonesia sebesar 7,7 dan prevalensi balita underweight 17.1. secara Provinsi NTT menempati urutan kelima dengan prevalensi balita wasting sebesar 10,7 atau diatas rat-rata Nasional. Sedangkan prevalensi balita underweight, provinsi NTT berada diurutan pertama secara nasional sebesar 28,4. Badan Pusat Statistik NTT mencatat jumlah kasus gizi buruk berdasrkan desa mengalami peningkatan dari 1.333 desa pada tahun 2018 menjadi 1671 desa pada tahun 2021.

             Penyebab utama gizi buruk adalah kekurangan asupan makanan yang bernutrisi sesuai kebutuhan masing-masing kelompok usia anak. Kekurangan asupan ini bisa terjadi karena tidak tersedianya bahan makanan yang berkualitas baik. Selain itu, gizi buruk di NTT juga sering disebabkan oleh pengetahuan ibu tentang gizi balita, gangguan penyerapan nutrisi akibat penyakit kronis (diare kronis atau TBC), kekurangan Pangan dan air bersih terutama di daerah yang curah hujannya Sedikit serta daerah.Pola konsumsi pangan masyarakat lahan kering sangat tergantung dari jenis tanaman pangan yang di dibudidayakan, karena jenis pangan yang dikonsumsi hampir seluruhnya diperoleh dari kegiatan bercocok tanam rumah tangga.

              Untuk menurunkan kejadian gizi buruk dan gizi kurang maka perlu dilaksanakan kegiatan-kegiatan sesuai dengan penyebab utama gizi buruk di atas, yaitu mengurangi frekuensi sakit anak, meningkatkan pendapatan keluarga, meningkatkan pengetahuan ibu tentang gizi, meningkatkan frekuensi kehadiran anak balita di posyandu dan pengadaan air minum bersih serta peningkatan ketahanan pangan rumah tangga.

                Diharapkan dengan adanya penanganan gizi buruk yang baik maka angka gizi buruk di Indonesia terkhusus di NTT dapat mengalami penurunan dan dapat tumbuh menjadi anak-anak yang sehat dan berprestasi serta dapat bersaing di kancah Nasional maupun Internasional.

Daftar Pustaka:

Ariesthi, Kadek Dwi, Kadek Tresna Adhi, Dewa Nyoman Wirawan. "Risk Factors of Moderate and Severe Malnutrition in Under Five Children at East Nusa Tenggara". Public Health and Preventive Medicine Archive (PHPMA) 2015. Volume 3. Number 1: 22-27


Alodokter.com, "Gizi Buruk" 26 Agustus 2022 diakses pada tanggal 20 Agustus 2023 dari https://www.alodokter.com/gizi-buruk

hellosehat.com, "Gizi Buruk pada Anak: Jenis dan Penanganannya Sesuai Kondisi". diakses pada tanggal 22 Agustus 2023 dari https://hellosehat.com/parenting/kesehatan-anak/gizi-buruk-pada-anak/

Ntt.bps.go.id, "Banyaknya Desa Menurut Keberadaan Penderita Gizi Buruk 2018-2021". diakses pada tanggal 20 Agustus 2023 dari https://ntt.bps.go.id/indicator/155/714/1/penderita-gizi-buruk.html

Rizaty, Monavia Ayu. "5 Provinsi dengan Rasio Penderita Gizi Buruk Tertinggi 2018 (Per 10.000 Penduduk)". Diakses pada 20 Agustus 2023 dari https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2021/01/18/rasio-penderita-gizi-buruk-di-ntt-tertinggi-nasional

unicef.org, "Gizi: Mengatasi beban ganda malnutrisi di Indonesia" diakses pada tanggal 20 Agustus 2023 dari https://www.unicef.org/indonesia/id/gizi?gclid=Cj0KCQjw0IGnBhDUARIsAMwFDLm9x4KnxhvRxpQtE3HE0Co1D7c2yhj8w09zu0IgzlXRfh5TnQcFsX0aAsJ2EALw_wcB

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun