Mohon tunggu...
subhan hafizh
subhan hafizh Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

adrenaline addicted

Selanjutnya

Tutup

Music

Skena Musik Malang

21 Juli 2022   23:30 Diperbarui: 21 Juli 2022   23:34 639
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Skena music " malang "

  Malang City HARDCORE, Yapsss..... itulah julukan untuk skena music yang ada di kota malang ini. Malang menjadi salah kota yang memunculkan banyak talenta segar beberapa tahun  terakhir. Terutama dari skena musiknya, banyak band baru bermunculan dan kualitas selalu datang dari arek-arek Malang ini. 

Musik hardcore masuk ke Kota Malang pada tahun 90-an. Musik hardcore semakin lama semakin menunjukkan perkembangan yang cukup pesat. Ditandai dengan munculnya komunitas 'Malang City Hardcore' yang berisi orang-orang peduli dan ingin memajukan musik "keras" ini di Kota Malang.

 Di awal tahun 2009, musik Hardcore Kota Malang kembali meregenerasi dengan wajah yang baru berkat kehadiran Skena Malang City Hardcore East Coast Empire. Hardcore di Kota Malang seakan hidup kembali dan tidak ingin menjadi genre-genre lain yang hanya sementara.

 Mewarnai dinamika perkembangan musik indie tanah air khususnya di Kota Malang, satu buah band baru kembali muncul dan meraung. Mereka bernama One Word After dan beraliran melodic hardcore/hardcore punk.

Band yang beranggotakan lima orang lelaki bernama Rassel Akbar (Vokal), Yoga Agung (Gitar), Ramadhan Kautsar (Gitar), Ahmad Rifqy (Bass), dan Mirza Vakhriz (Drum) mencampuradukan pola permainan musik hardcore punk dengan melodi gitar dan vokal yang emosional. Tak hanya sekedar muncul ke permukaan, mereka pun langsung memperkenalkan single yang disebarkan melalui akun bandcamp milik One Word After berjudul "Despise".

 Saat saya pertama kali menginjakan kaki di kota malang saya bertemu teman pertama saya dari kota malang yaitu Naufal ilham (nopel) ia adalah vocalist dari band hardcore yang bernama TANHAD yang pastinya berasal dari kota malang. 

Nopel banyak berbagi pengalaman dan cerita tentang skena music yang ada di kota malang kepada saya dan saat itu saya masih belum tertarik untuk mendengarkan music music keras atau music yang bergenre hardcore tidak seperti sekarang, saya cukup menyukai music hardcore karena tradisi yang ada di dalamnya. 

Ketika saya berkuliah dan mulai menetap di kota malang ia mengajak saya menonton gigs hardcore, dan untuk pertama kalinya saya tahu pergerakan music underground dimalang sangat berkembang pesat. 

Saya banyak belajar dari nopel tentang skena music malang yang kebanyakan gigs diadakan dari kolektif para band dimalang, menurut saya itu sesuatu yang solid yang di lakukan oleh para band band yang ada untuk meningkatkan para audience penggemar music keras.

 Nopel menceritakan awal awal ia berkecimpung di skena music underground yang ada dikota malang. Di tahun 2016 hingga tahun 2018 merupakan tahun dimana skena hardcore di Kota Malang sedang naik-naiknya. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya aktivitas para hardcore kids di Kota Malang. 

Mulai dari Hand Of Hope yang mengeluarkan album pertama mereka yang bertajuk Dekadensi Dunia, hingga gigs-gigs yang diadakan dua hingga tiga kali dalam sebulan. Tak hanya itu, banyak pula band-band baru yang bermunculan untuk ikut andil dalam meramaikan skena musik yang katanya minor ini.

 Menjelang tahun 2019 hingga saat ini skena musik hardcore kian redup, masuknya genre musik baru membuat musik ini perlahan menghilang eksistensinya di Kota Malang. Namun masih ada saja beberapa band hardcore yang masih tetap berkarya dan bermusik meski skena hardcore mulai sepi.

 Masa pandemi seperti saat ini tidak menurunkan semangat mereka dalam bermusik. Naufal ilham selaku vocalist dari band TANHAD mengatakan, "Di masa pandemi ini skena musik hardcore malah semakin naik. Banyak band-band baru yang mulai bermunculan, bahkan sampai diadakan secret gigs untuk menghindari banyaknya kerumunan. Dan banyak juga band band yang mengadakan tour ke pulau jawa dan bali, dengan secret venue.

 Noise-Experimental

 Tahun 2012, Alo mulai membangun Malang Sub-Noise yang digelar di sebuah kafe bernama Houtenhand yang kini tinggal sejarah. Sebuah skena gigs tentang genre musik eksperimental dan noise yang dipupolerkan oleh Merzbow sejak 1979 di Jepang.

 Hingga saat ini, Alo tidak dapat memahami mengapa gigs noise eksperimental saat itu yang datang menyaksikan bisa puluhan orang. "Saya sendiri justru merasa failed dengan banyaknya audiens" sesal Alo.

Ia mengira mungkin saat itu audiens menganggap gigs noise dan eksperimental seperti gigs deathmetal atau grindcore yang notabene underground sudah pasti banyak orang datang untuk berjingkrak-jingkrak dan headbanging bersama. 

Namun yang ada malah distorsi frekuensi nada dan efek suara tertentu yang abstrak bagi masyarakat pada umumnya. Mayoritas masyarakat tidak memahaminya.

 

 

 

(subhan hafizh)/Universitas Muhammadiyah Malang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Music Selengkapnya
Lihat Music Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun