Mohon tunggu...
lictavia
lictavia Mohon Tunggu... penganguran -

Lictavia Quotes Jangan hentikanku untuk menulis, Sebab dgn menulis, mengurai isi batok kepala yang luber insipirasi menjadi Orgasme Tertinggi dalam tulisanku.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Aku Wanitamu

7 Januari 2016   11:14 Diperbarui: 7 Januari 2016   11:14 96
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Aku wanitamu...............
yang kau rindukan meskipun tak mampu kau peluk
Yang kau sayang meskipun tak mampu kau raih
seumpama angin aku menghanyutkanmu
Seumpama hujan aku mengeringkan dahaga sepi
menerbangkanmu ke segala rasa
Bergandeng tangan tanpa bersentuhan
mengisi sudut tersepi saat matahari enggan
menghangatkan


Atau...ketika keriangan menjadi cerita,
terselip sedikit tanya...
nyata kah kisah biru kau dan aku ?
Ataukah kisah abu kelabu


Lihatlah setapak itu
Jalan pikiranmu dan pikiranku
alangkah sulit terlewati
Kau melihatnya dan berdiri disana...
seseorang dengan gaun indah
menantimu untuk meraihnya
Seseorang yang menemani saat nyatamu
Genggam saja buliran rindu yg sekian wktu
menjerat kau dan aku.
Peluk saja...rasakan saja...ikuti tangga nadanya
Yang mendendangkan
namamu...namaku...bergantian terdengar disudut terjauh...bahkan terlalu jauh...

Kau pernah bertanya,...

Bila aku tak mengerti arti cinta
Apa itu cinta
Bagaimana mencinta
Aku hanya terdiam
Entah apa yang terpikirkan
Ada satu ruang gelap kosong yang tak bisa kau buka
tiada yg mampu menjawab tanyamu
Tidak juga aku...ku yang tersembunyi
hanya mampu menatapmu lekat
menyimpan sebait puisi beraroma rindu
Merafal ungkapan kata sayang
Tak perduli pada arti berlebihan
Dalam pikirku aku takut
Bila esok tak dapat mengatakannya lagi
Boleh saja kau pergi,karena jika waktu ku kan pergi juga
Waktu lelah dlm perjalanan kehidupanku
Tidak karena kisah yg sementara...
tapi karena dia

wanita itu yang bersamamu saat ini
Aku tetap masih berharap
disorot teduh matamu
Disudut pikir logikamu
tersimpan butiran kerinduan buatku....
Walau itu hanya sedikit...
Kau terus meyakinkanku
entahlah banyak pertanyaan menerpa
sampai dimana sesuatu yg kita sebut kisah kita

anattapoem

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun