Setelah beristirahat malamnya di Hotel @Hom keesokan paginya kami diajak mengunjungi Museum Kretek dan Museum Jenang. Kedua museum tersebut menjadi ikon Kudus karena di Indonesia hanya Kudus yang memiliki Museum Jenang dan Museum Kretek. Ini diambil dari sejarah perkembangan industri Kretek dan usaha dodol jenang Indonesia yang dimulai di Kudus.
Di Musemum Kretek kami melihat aneka koleksi sejarah industri kretek dari tradisional hingga modern. Industri ini mengangkat Kudus bahkan Indonesia punya gengsi di mata dunia dengan pabrik kretek besar yang bangun oleh Niti Semito. melihat rumah adat Kudus. Museum Kretek kini juga dignakan sebagai pusat kegiatan seni dan budaya masyarakat.
Di Museum Jenang kami diceritakan mengenai sejarah industri jenang terbesar di Kudus hingga segala hal yang melatari sejarah dan budaya di Kudus. Miniatur bangunan, kaligrafi hingga patung baju adat Kudus yang bisa kami coba sangat menghibur. Kami juga dimanjakan dengan nikmatnya aneka jenang. Museum ini juga sangat cocok untuk jadi tempat membeli oleh-oleh dengan adanya swalayan oleh-oleh khas Kudus di lantai dasarnya.
Di siang hari kami menikmati makan siang ditemani suasana alam hutan pinus di Pijar Park. Band Disket kembali menyuguhkan lagu-lagu yang menghibur. Saya dan teman-teman juga sibuk berfoto cantik dengan latar suasana alam hutan pinus dan gunung Muria yang terlihat di sekeliling lokasi ini. Ada permaianan outboud di Pijar Park seperti flying fox, ATV, paint ball dan wahana permainan anak. Di tempat wisata ini juga ada area perkemahan dan bungalow dengan konsep panggung tapi isinya mewah.
Kegiatan wisata di Desa Japan mengambil waktu terlama dalam kegiatan On The Spot Fam Trip ini. Kami disambut ramah oleh para pemandu yang merupakan kepala desa dan tim desa wisata Japan. Kami juga dijelaskan mengenai cara memetik kopi robusta dan buah Pamelo di kebun-kebun ini. Aneka jajanan tradisional seperti kacang rebus, risoles daun pakis, ntok-ntok juga disuguhkan untuk menyambut peserta trip. Kami juga melihat dan mencoba memanggang kopi dengan cara tradisional dengan wajan dan tungku berkayu bakar.
Di balai desa, kami disambut dengan tari Ngotek yang dimainkan dua orang gadis asal des aini. Tari Ngotek sendiri menggambarkan proses petani memetik kopi. Kami diajak juga ikut menari. Kaki-kaki yang lelah berjalan seharian pun spontan menuruti gerakan dua orang penari ini.
Kami juga disuguhkan lagi dengan aneka masakan tradisional khas Desa Japan seperti sambel bunga pacar, lung siyem dan pecel pakis, ada juga biola dari bambu olahan pengrajin Mbah Min, aneka produk UMKM dan olahan kopi dari kebun kopi di desa ini. Japan adalah salah satu dari 28 desa wisata yang ada di Kudus.Â
Selain Japan, di kawasan gunung Muria juga ada desa wisata Colo, Rahtawu, Ternadi, Kajar, dan Menawan. Di kawasan timur Kudus terdapat desa wisata Terban yang memiliki Museum Purbakala Patiayam. Di museum tersebut terdapat fosil gajah purba dan hewan purba lainnya yang berasaal dari  kawasan Bukit Patiayam. Berdekatan dengan kota, ada desa penghasil dan pengelola eduwisata Nanas. Di selatan Kudus ada Desa Wonosoco yang berada di kawasan hutan Jati yang memiliki arena ATV, camping dan outbound. Selain itu, di Kudus banyak desa yang punya tradisi budaya unik seperti Kampung Piji Wetan di Desa Lau.Â